Ritel Mulai Isi Lagi Stok Beras Premium, Harga Turun Rp 1.500/5 Kg
Jakarta, CNBC Indonesia - Beras bermerek seperti Sania dan sejenisnya yang sempat ditarik dari peredaran akibat kasus dugaan pengoplosan beras tak sesuai mutu, akan kembali dijual di gerai ritel modern. Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo), Solihin menyebut penjualan kembali dilakukan dengan potongan harga sebesar Rp1.500 per 5 kilogram.
"Saya perintahnya mulai hari ini (dijual atau didisplay lagi di gerai-gerai ritel modern), mulai kemarin lah ya. Saya perintahnya seperti itu," ujar Solihin kepada CNBC Indonesia, Jumat (8/8/2025).
"(Namun dengan catatan) kalau ada stoknya ya di toko, atau ada stoknya ya, nggak semuanya ada gitu ya," sambungnya.
Langkah ini diambil setelah melalui beberapa kali komunikasi dengan beberapa pihak terkait, termasuk Badan Pangan Nasional (Bapanas) dan Mabes Polri. Sebelumnya, produk-produk dari produsen yang telah ditetapkan sebagai tersangka sempat ditarik oleh peritel dari rak-rak ritel.
"Kosong, dikosongin dong, saya kosongin. Karena saya sebagai Ketua Umum Aprindo harus melindungi daripada anggota Aprindo ya. Beberapa anggota saya atas penjualan produk yang disebut sudah ditersangkakan, itu dipanggil-panggil oleh pihak kepolisian untuk memberikan keterangan," kata Solihin menanggapi kabar kosongnya stok beras di ritel modern.
Solihin menjelaskan, pihaknya sempat menerima permintaan dari Bapanas dan Satgas Pangan agar produk tersebut tetap dijual. Namun, ia keberatan karena tidak ada jaminan hukum bagi para anggota Aprindo.
"Apa jaminannya orang-orang saya dipanggil gitu loh?" cetusnya.
Setelah dilakukan koordinasi, dan Aprindo juga telah menyurati produsen beras untuk menurunkan harga jual ke harga beras medium, yang sesuai dengan mutunya. Sejumlah produsen akhirnya bersedia menurunkan harga eceran produknya sebesar Rp1.500 per 5 kg.
"Ada produsen yang merespons positif, saya akan turunkan harganya. Akhirnya disepakati, yang lalu ada turun Rp1.000 terus ditambah lagi kemarin Rp500. Jadi turunlah harga ecerannya, diturunkan menjadi potongan Rp1.500 per 5 kg," ungkapnya.
Dengan potongan tersebut, harga beras yang semula Rp74.500 kini menjadi sekitar Rp73.000 per karung (5 kg).
Namun demikian, Aprindo sebenarnya berharap harga bisa kembali ke level harga beras medium. "Mintanya saya turunkan untuk menjadi harga beras medium, mintanya ya. Tapi, produsen ada yang menyatakan memilih untuk tidak memproduksi. Tapi ada yang menyatakan 'oke, saya turunkan harga tambah Rp500', jadi potongan Rp1.500, itu aja," kata Solihin.
Adapun produsen-produsen yang kini menurunkan harga adalah pihak yang sebelumnya terseret kasus pengoplosan beras tak sesuai mutu. "Yang terseret, yang sudah ditetapkan sebagai tersangka, karena dia yang mayoritas punya beras. Yang lainnya milih nggak produksi," jelasnya.
Sebelumya, Bareskrim Polri menyampaikan perkembangan kasus dugaan perdagangan beras tak sesuai standar mutu. Kali ini menyangkut hasil gelar perkara dan temuan fakta-fakta dari hasil penyidikan terhadap PT PIM.
Dirtipideksus Bareskrim Polri Helfi Assegaf mengatakan, dari hasil penyidikan, telah ditemukan alat bukti yang cukup untuk penetapan tersangka. Penyidikan dilakukan atas beras tak sesuai standar mutu pada label kemasan atas beras merek Sania, Fortune, Sofia, dan Siip.
"Berdasarkan hasil penyidikan dan gelar perkara, ditemukan alat bukti yang cukup, untuk penetapan 3 orang tersangka sesuai dengan peran dan perbuatannya. Yaitu S selaku Presdir PT PIM, AI selaku Kepala Pabrik, dan DO selaku Kepala QC PT PIM," katanya dalam Konferensi Pers Dittipideksus Bareskrim Polri terkait Update Perkembangan Pengungkapan Kasus Beras yang Tidak Sesuai Standar Mutu, Selasa (5/8/2025).
"Modus operandi, pelaku usaha melakukan produksi dan memperdagangkan beras premium tidak sesuai standar mutu dan SNI Nomor 6128:2020 yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) No 31/2017 tentang Kelas Mutu Beras dan Peraturan Badan Pangan Nasional (Perbadan) Nomor 2/2023 tentang Persyaratan Mutu dan Label Beras," kata Helfi yang juga Ketua Satgas Pangan Polri.
Dari hasil penyidikan, Satgas Pangan Polri menyita alat bukti berupa beras merek Sania, Fortune, Siip, dan Sofia sebanyak 13.740 karung dan 58,9 ton beras patah beras premium dalam kemasan 2,5 dan 5 kg.
"Terhadap ketiga tersangka tersebut cukup kooperatif dalam prose penyidikan. Sebagai pertimbangan sehingga kita belum melakukan penahanan, sampai tadi malam mereka hadir sesuai jadwal untuk melakukan pemeriksaan," jelas Helfi.
(wur)