Produksi Jor-joran, Waspada Batu Bara-Nikel RI Cepat Ludes!

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
06 August 2025 19:45
Kapal tongkang Batu Bara (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Kapal tongkang Batu Bara (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia dikenal kaya akan sumber daya alam, termasuk komoditas tambang, baik batu bara, nikel, bauksit, timah, tembaga dan lainnya.

Namun demikian, dengan tingkat produksi yang tidak terkontrol dan dilakukan secara jor-joran, sisa umur cadangan minerba nasional berpotensi terus menyusut.

Analis Komoditas dan Founder Traderindo Wahyu Laksono mengatakan, produksi mineral dan batu bara yang agresif di Indonesia memiliki dampak signifikan terhadap sisa umur cadangan nasional.

Menurut dia, jika pola produksi tinggi ini terus berlanjut tanpa penemuan cadangan baru yang substansial, Indonesia sangat berisiko menghadapi krisis pasokan mineral dan batu bara dalam beberapa dekade ke depan.

"Cadangan mineral dan batu bara adalah sumber daya tak terbarukan. Meskipun Indonesia memiliki cadangan yang besar, penambangan yang terus-menerus dan ekspor bahan mentah dalam jumlah besar akan mempercepat penipisan cadangan domestik," kata Wahyu kepada CNBC Indonesia, Rabu (6/8/2025).

Ia menilai, tanpa strategi pengamanan cadangan yang kuat, seperti pembatasan ekspor bahan mentah, hilirisasi industri, dan eksplorasi intensif untuk menemukan cadangan baru, generasi mendatang berpotensi menghadapi kelangkaan pasokan untuk kebutuhan industri dan energi dalam negeri.

RI Perlu Belajar dari China

Sementara itu, ia memandang bahwa strategi China yang fokus mengamankan pasokan mineral dari luar negeri dan tidak terlalu bergantung pada cadangan domestik adalah pelajaran berharga bagi Indonesia.

China, sebagai negara industri besar, menyadari bahwa ketergantungan pada cadangan domestik saja tidak berkelanjutan dalam jangka panjang. Mereka aktif mengakuisisi tambang di berbagai belahan dunia dan menjalin kerja sama pasokan mineral dengan negara-negara penghasil.

"Indonesia perlu mempertimbangkan untuk meniru strategi ini, tidak hanya untuk mengamankan pasokan di masa depan, tetapi juga untuk menciptakan nilai tambah bagi perusahaan tambang nasional," ucapnya.

Setidaknya, beberapa poin penting yang bisa dipelajari dari China antara lain:

1. Diversifikasi Sumber Pasokan:

Tidak hanya bergantung pada cadangan domestik, tetapi juga mencari sumber pasokan dari negara lain.

2. Investasi dan Akuisisi di Luar Negeri:

Mendorong perusahaan nasional untuk berinvestasi atau mengakuisisi tambang di negara lain yang kaya sumber daya mineral.

3. Jaminan Pasokan Jangka Panjang:

Menjalin kemitraan strategis dengan negara-negara penghasil mineral untuk memastikan pasokan yang stabil.

Minim Anggaran Eksplorasi

Sementara itu, Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara (Minerba) Kementerian ESDM Tri Winarno beberapa waktu lalu mengakui bahwa sejauh ini belum ada anggaran eksplorasi yang dialokasikan secara khusus di Indonesia.

Berbeda dengan sejumlah negara maju, mereka telah menganggarkan dana untuk kegiatan eksplorasinya. Padahal dana eksplorasi tambang di Indonesia cukup penting guna meningkatkan cadangan sumber daya mineral dan batu bara nasional.

"Terutama negara-negara maju, itu mereka menganggarkan biaya untuk eksplorasi, Pak, di negaranya. Termasuk Mesir," kata Tri dalam RDP bersama Komisi XII DPR RI.

Menurut Tri, Mesir dengan program dana eksplorasi yang telah digencarkan telah berhasil meningkatkan kekayaan sumber daya alamnya dari US$ 1,5 miliar menjadi US$ 3,5 miliar. Hal ini menjadi bukti bahwa kegiatan eksplorasi memainkan peran penting dalam memperkuat cadangan sumber daya suatu negara.

"Kita mengharap ada tambahan, tetapi kita sendiri tidak mengeluarkan kapital untuk itu. Kita ini, jujur saja, Pak, kalau misalnya terkait dengan eksplorasi, mestinya kita melakukan beberapa eksplorasi yang terutama pada daerah-daerah green field untuk apa sebetulnya? Untuk misalnya pencadangan negara," katanya.

Tri menilai selama ini pemerintah hanya mengandalkan data eksplorasi dari perusahaan tambang yang berasal dari laporan Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB).

"Untuk di RKAB, kami ini untuk tahun 2025, ini RKAB akan mengejar untuk dana eksplorasi mereka yang dijanjikan di RKAB. Nambah atau enggak cadangannya terhadap itu," kata dia.

Data Cadangan Minerba RI

Lantas, berapa sebenarnya besaran cadangan mineral dan batu bara RI?

Berdasarkan data Neraca Sumber Daya dan Cadangan Mineral dan Batu Bara Nasional tahun 2025, dengan pemutakhiran pada Desember 2024, berikut data cadangan minerba RI:

1. Batu Bara

Berdasarkan data Neraca Sumber Daya dan Cadangan Mineral dan Batu Bara Nasional tahun 2025, total cadangan batu bara RI per tahun 2024 mencapai 31,95 miliar ton. Terdiri dari cadangan terkira sebesar 14,418 miliar ton dan cadangan terbukti 17,536 miliar ton.

Artinya, apabila produksi Batu Bara nasional per tahun rata-rata dipukul 700 juta ton, maka sisa umur cadangan Batu Bara nasional hanya sampai 45 tahun.

2. Nikel

Kemudian untuk Nikel, berdasarkan data tersebut total cadangan bijih nikel per tahun 2024 tercatat sebesar 5,913 miliar ton. Terdiri dari cadangan terkira sebesar 3,818 miliar ton dan cadangan terbukti sebesar 2,095 miliar ton.

Artinya, apabila produksi bijih nikel per tahun diestimasikan sebesar 173 juta ton seperti data tahun 2024, maka sisa umur cadangan bijih nikel RI diperkirakan hanya sampai 34 tahun.

3. Timah

Selanjutnya untuk timah, berdasarkan data tersebut, total cadangan bijih timah per tahun 2024 tercatat sebesar 6,430 miliar ton. Terdiri dari cadangan terkira sebesar 5,138 miliar ton dan cadangan terbukti sebesar 1,292 miliar ton.

4. Bauksit

Kemudian untuk bauksit, berdasarkan data tersebut total cadangan bijih bauksit per tahun 2024 tercatat sebesar 2,865 miliar ton. Terdiri dari cadangan terkira sebesar 1,855 miliar ton dan cadangan terbukti sebesar 1,010 miliar ton.

Artinya, dengan asumsi produksi bijih bauksit rata-rata per tahun dipatok 8,362 juta ton, maka sisa umur cadangan bijih bauksit tinggal 343 tahun.

5. Tembaga

Berikutnya tembaga, berdasarkan data tersebut total cadangan bijih tembaga per tahun 2024 tercatat sebesar 2,857 miliar ton. Terdiri dari cadangan terkira sebesar 1,781 miliar ton dan cadangan terbukti sebesar 1,075 miliar ton.

Artinya, dengan asumsi produksi bijih tembaga rata-rata per tahun dipatok 108 juta ton, maka sisa umur cadangan bijih Tembaga diperkirakan hanya 26 tahun.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jangan Kaget, 65% Pasokan Nikel Dunia Ternyata dari Indonesia

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular