
Kupas Peluang Sektor Kesehatan dalam Mendukung Pertumbuhan Ekonomi 8%

Jakarta, CNBC Indonesia - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memprediksi inflasi medis pada 2025 mencapai 13,6%. Angka tersebut lebih tinggi dari inflasi medis 2024 yang hanya sekitar 10,1%.
OJK menilai tingginya inflasi medis di Indonesia disebabkan oleh bahan baku obat yang masih didominasi impor. Tidak heran, jika industri farmasi di Indonesia terus didorong agar bisa memproduksi bahan baku obat dari Indonesia. Termasuk, kemungkinan penggunaan bahan-bahan obat dari herbal.
Hal tersebut dilakukan, karena sektor kesehatan juga bisa menjadi salah satu pendorong pertumbuhan ekonomi yang ditargetkan mencapai 8%. Oleh karena itu, bukan hanya dari sisi bahan baku obat, pemerintah mendorong transformasi sektor kesehatan agar bisa berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi 8% tersebut.
Transformasi di sektor kesehatan diprediksi bisa mendorong efisiensi, daya saing, dan kemandirian sistem. Ditambah lagi, berbagai perkembangan signifikan pada industri kesehatan Indonesia turut mendukung layanan yang lebih efisien dan terjangkau. Misalnya peningkatan adopsi teknologi dalam layanan kesehatan, seperti telemedicine, big data, dan penggunaan kecerdasan buatan (AI) untuk diagnosis dan perawatan.
Teknologi seperti digitalisasi dan AI membuka peluang bagi layanan yang lebih baik. Regulasi yang adaptif dan kemandirian farmasi menjadi kunci ketahanan obat dan alat kesehatan. Di sisi lain, isu double claim dalam asuransi kesehatan berdampak pada profitabilitas dan perlindungan konsumen.
Untuk menyukseskan transformasi ini, kolaborasi antara akademisi, industri, dan pemerintah melalui pendekatan Triple Helix menjadi krusial dalam membangun ekosistem kesehatan yang solid dan berkelanjutan.
Melihat potensi sektor kesehatan, CNBC Indonesia akan menghadirkan Health Summit 2025 dengan tema "Transformasi Sektor Kesehatan Mendukung Pertumbuhan Ekonomi 8%" pada Rabu 13 Agustus 2025.
Health Summit 2025 akan menghadirkan para pemangku kepentingan utama di bidang kesehatan untuk membahas strategi peningkatan daya saing rumah sakit, kemandirian farmasi, peran digitalisasi dan AI, serta tantangan double claim di sektor asuransi.
Mereka akan menganalisis secara mendalam proyeksi sektor pertambangan sebagai salah satu tulang punggung pertumbuhan ekonomi serta potensinya mewujudkan target pertumbuhan ekonomi RI di angka 8%.
Acara ini didukung oleh AstraZeneca Indonesia, PT Medela Potentia Tbk, DKT Indonesia, dan 25hours Hotel Jakarta The Oddbird, the Playground of Possibilities, The Paradise of Paradoxes.
CNBC Indonesia Health Summit 2025 dapat disimak secara eksklusif dan live di CNBC Indonesia TV dan streaming di CNBC Indonesia. Pantau terus cnbcindonesia.com dan CNBC Indonesia TV untuk update informasi seputar ekonomi dan bisnis.
(rah/rah)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Video: Menkes Blak-blakan Soal Tranformasi Kesehatan di RI
