Petaka Baru Hantam Taiwan, 4 Tewas-6.000 Orang Dievakuasi
Jakarta, CNBC Indonesia - Badai yang mengakibatkan curah hujan sangat lebat, selama seminggu terakhir memakan korban di Taiwan.
Mengutip laporan AFP dan Reuters, Senin (4/8/2025), hujan memicu banjir serta tanah longsor di wilayah tengah dan selatan, memakan korban empat tewas dan memaksa hampir 6.000 orang dievakuasi.
Hujan deras telah mengguyur sebagian besar pulau itu sejak 28 Juli. Jalan-jalan dilaporkan rusak sementara kantor-kantor terpaksa tutup.
Di distrik pegunungan Maolin misalnya, curah hujan 2,8 meter, lebih tinggi dari curah hujan tahunan Taiwan yang sebesar 2,1 meter tahun lalu.
"Hujan deras yang tidak biasa ini disebabkan oleh sistem tekanan rendah dan angin barat daya yang kencang," kata prakirawan cuaca Badan Cuaca Pusat (CWA) Li Ming Siang.
"Angin barat daya telah membawa kelembapan tinggi dari Laut Cina Selatan (LCS) ke Taiwan," tambahnya.
Li mengatakan angin barat daya biasanya dibawa oleh topan dan hujan musiman pada bulan Mei dan Juni. Kali ini disebabkan oleh Topan Co-May yang mendorong angin barat daya lebih jauh ke utara saat melewati Taiwan timur dalam perjalanannya ke Cina.
Namun, ia menambahkan bahwa hujan tersebut tidak terkait dengan perubahan iklim. Rata-rata curah hujan di seluruh pulau bulan lalu adalah yang tertinggi untuk bulan Juli sejak 1939.
Sementara itu, Perdana Menteri (PM) Cho Jung-tai berkunjung ke daerah yang dilanda banjir di selatan Kota Tainan pada hari Senin. Ia mengatakan Taiwan sebenarnya jarang mengalami "bencana sebesar ini".
"Dari Topan Danas (terjadi di Juli) hingga saat ini, kita telah menghadapi hujan deras yang terus-menerus selama hampir sebulan," ujarnya.
Laporan pejabat bencana mencatat tak hanya empat orang tewas. Petaka di Taiwan itu membuat tiga orang hilang dan 77 lainnya luka-luka.
"Ini bisa dibilang evakuasi terbesar dalam hal jumlah orang yang dievakuasi dalam satu dekade terakhir," ujar Wali Kota Kaohsiung, Chen Chi-mai, kepada wartawan, Minggu.
"Tolong jangan naik gunung. Ini sangat, sangat berbahaya," tambahnya.
Hujan kemungkinan akan mereda mulai hari ini. Tapi, peringatan banjir dan tanah longsor dan banjir masih berlaku.
Taiwan terbiasa dengan badai tropis yang sering terjadi dari Juli hingga Oktober. Para ilmuwan mengatakan perubahan iklim akibat manusia menyebabkan pola cuaca yang lebih intens yang dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya banjir yang merusak.
(sef/sef)