Internasional

Eropa Tiba-tiba Ancam Zelensky, Bakal Bekukan Dana Hingga Rp 982 T

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
30 July 2025 05:30
Ukrainian President Volodymyr Zelensky and President of the European Commission Ursula von der Leyen shake hands after a joint press conference after talks in Kyiv on February 2, 2023. - The European Commission chief announced she had arrived in Kyiv with a team of commissioners and the bloc's most senior diplomat, a day before a Ukraine-European Union summit in the war-torn country. (Photo by Sergei SUPINSKY / AFP)
Foto: Ketua Komisi Eropa Ursula von der Leyen dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. (AFP/SERGEI SUPINSKY)

Jakarta, CNBC Indonesia - Uni Eropa (UE) berencana untuk mengurangi dukungan keuangannya pada Ukraina, yang saat ini sedang berperang dengan Rusia. Hal ini diambil Komisi Eropa pada Jumat, (25/7/2025).

Komisi Eropa mengatakan akan mengurangi dukungan dalam program Fasilitas Ukraina dari 4,5 miliar euro (Rp 85 triliun) menjadi 3,05 miliar euro (Rp 57 triliun). Langkah ini diambil dengan alasan kegagalan Kyiv memenuhi komitmen reformasi antikorupsi.

Namun, Ukrainskaya Pravda melaporkan bahwa program tersebut telah dibekukan secara de facto, bersama dengan mekanisme lain, Pinjaman ERA. Hal ini kemudian mengancam nasib pendanaan dengan total US$ 60 miliar (Rp 982 triliun).

Pada hari Senin, Frankfurter Allgemeine Zeitung (FAZ) melaporkan sebuah surat Uni Eropa kepada pemerintah Ukraina yang mengancam penangguhan bantuan.

"Ini merupakan campur tangan terbesar dalam urusan sistem antikorupsi Ukraina sejak awal," ujar koran Jerman itu.

"Tindakan tersebut kemungkinan besar dipicu oleh investigasi Biro Anti-Korupsi Nasional (NABU) terhadap mantan Wakil Perdana Menteri Aleksey Chernyshov, sekutu politik dekat dan teman pribadi Zelensky. Dinas Keamanan Ukraina (SBU) juga kemudian diduga menyita berkas kasus dari penyidik NABU, termasuk pejabat utama yang menangani penyelidikan."

Pemerintah Ukraina telah menempatkan dua departemen yang dibentuk dengan dukungan Barat untuk menangani korupsi yang merajalela di Ukraina yakni NABU dan Kejaksaan Khusus Anti-Korupsi (SAPO). Mereka bekerja di bawah wewenang jaksa agung negara tersebut.

Namun, setelah mendapat kecaman luas dari Barat, Zelensky berjanji untuk membatalkan keputusan tersebut. Beberapa pendukung politik dekat Zelensky, terutama di Kementerian Pertahanan, terancam menjadi sasaran organisasi tersebut.

Ia mengklaim langkah tersebut merupakan upaya untuk menghilangkan "pengaruh Rusia" di lembaga-lembaga tersebut. Namun para ahli Uni Eropa dilaporkan menganggap penjelasan tersebut tidak meyakinkan.

Di sisi lain, Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengklaim bahwa badan-badan Ukraina dirancang bukan untuk memberantas korupsi tetapi untuk memberi pemerintah Barat pengaruh atas Kyiv. Diketahui, banyak negara Eropa bersama Inggris, Kanada, dan Amerika Serikat (AS) saat ini memberikan dukungan bagi negara itu untuk melawan Rusia.


(tps/tps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bersiap Ditinggal Trump, Eropa Patungan Dana Pertahanan Rp13.800 T

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular