Pandu Sjahrir Buka-bukaan Pengelolaan Dana Investasi Danantara

Romys Binekasri, CNBC Indonesia
Selasa, 29/07/2025 19:55 WIB
Foto: Chief Investment Office (CIO) Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara) Pandu Sjahrir. (CNBC Indonesia/Emir)

Jakarta, CNBC Indonesia - Chief Investment Officer Danantara (CIO) Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) Pandu Sjahrir buka-bukaan pengelolaan investasi aset perusahaan BUMN. Kata dia, pengelolaan investasi di Danantara harus untung.

Berbeda dengan investasi perusahaan pada umumnya, dana aset yang terkumpul melalui lembaga investasi ini merupakan milik institusi perusahaan negara yang harus dipertanggungjawabkan. 

"Karena di Danantara saya harus memastikan bahwa modal ini ada dan bertambah. Berbeda dengan di bisnis ventura atau bisnis private equity, ini bukan hanya uang saya tapi juga uang orang lain, uang institusi," ujarnya di gedung DJP Jakarta, Selasa (29/7).


Pandu menekankan, dalam pengelolaan dana investasi harus ditempatkan pada bisnis yang sudah matang dan berkinerja bagus. Meskipun terbuka lada perusahaan rintisan, namun Danantara perlu memiliki parameter risikonya terlebih dahulu.

"Saya belum memiliki parameter yang baik untuk risiko usaha yang berisiko," ucapnya.

Menurutnya, pada 3-4 tahun pertama, pengelolaan investasi di Danantara harus memiliki rekam jejak yang baik. Untuk berinvestasi dengan baik adalah berinvestasi di tempat yang aman.

"Setelah track record bagus, bisa aja nanti bisa saya atau bisa aja nanti dari saya pengganti saya, mulai berani mengambil risiko lebih besar. Kenapa? Karena sudah ada track record investasi yang baik," ungkapnya.

"Tapi susah kalau misalnya Anda belum mulai investasi pertama kali mulainya ke startup-startup," sebutnya.

Pandu menambahkan, dalam memutuskan penempatan aset investasi harus dengan parameter yang terukur karena sebagai bentuk tanggungjawab Danantara kepada masyarakat Indonesia.

"Jangan lupa saya tidak hanya menjawab komunitas startup atau menjawab 300 juta orang. Jadi tugas saya adalah untuk bisa fokus dari sisi parameter risiko yang mana jika saya harus memilih, seperti kata ketua saya, pilih yang aman baru nyaman. Aman baru nyaman. Dan itu yang akan saya lakukan saya rasa 24-36 bulan ke depan," pungkasnya.

Buka Peluang Bagi Startup

Di sisi lain, Danantara kini membuka peluang investasi di sektor rintisan atau startup. Kata pandu, perusahaan startup juga memiliki peluang kontribusi bagi perekonomian. Karena itu, ujarnya, pebisnis startup harus mulai serius pada fundamental. "Jadi bukan aja power point yang bagus, Anda harus sudah punya ide bagaimana Anda akan mengeksekusi ide-ide yang Anda buat," sebutnya.

Selanjutnya, bisnis rintisan juga harus fokus untuk menciptakan nilai, serta struktur yang adaptif dan terukur.

Di sisi lain, para pendiri startup juga harus terbuka untuk menerima berbagai masukan. Menurutnya, kelemahan para pendiri startup adalah tidak mau mendengar berbagai masukan dan pendapat.

"Banyak sekali founder itu sangat kekeh dengan pemikirannya and very difficult untuk bisa menerima masukan. Jujur aja lah, ada banyak founder, pendanaan banyak sekali misalnya orang melihat setelah saya investasi, bawa value tapi dibilangnya my way is the right way," ucapnya.

Pandu menekankan, mitra pendanaan menggenggam peranan penting bagi keberlangsungan bisnis.

"Nah ini salah satu hal yang mungkin perlu diperhatikan dengan baik, bahwa mitra pendanaan Anda itu sebenarnya adalah mitra Anda sesungguhnya. Treat them not just as a founder, treat them as a partner. Ini juga salah satu mungkin obstacle yang banyak dilihat dari startup-startup yang ada," pungkasnya.

Foto: Impac Preneurs Summit di gedung Direktorat Jenderal Pajak, Selasa (29/7/2025). (CNBC Indonesia/Romys)
Impac Preneurs Summit di gedung Direktorat Jenderal Pajak, Selasa (29/7/2025). (CNBC Indonesia/Romys)

(dce)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Danantara Tunjuk Holding Investasi