Internasional

Thailand Tolak Mediasi Perang dengan Kamboja, tapi...

luc, CNBC Indonesia
25 July 2025 15:22
Seorang tentara mengendarai kendaraan militer di provinsi Buriram, setelah Thailand mengerahkan jet tempur F-16 untuk mengebom target di Kamboja menyusul serangan artileri dari kedua belah pihak yang menewaskan warga sipil, Thailand, 25 Juli 2025. (REUTERS/Athit Perawongmetha)
Foto: Seorang tentara mengendarai kendaraan militer di provinsi Buriram, setelah Thailand mengerahkan jet tempur F-16 untuk mengebom target di Kamboja menyusul serangan artileri dari kedua belah pihak yang menewaskan warga sipil, Thailand, 25 Juli 2025. (REUTERS/Athit Perawongmetha)

Jakarta, CNBC Indonesia - Di tengah eskalasi konflik bersenjata yang terus memanas dengan Kamboja, pemerintah Thailand menegaskan penolakannya terhadap tawaran mediasi dari negara-negara pihak ketiga.

Bangkok bersikeras bahwa satu-satunya jalan keluar dari krisis ini adalah melalui perundingan bilateral langsung dengan Phnom Penh, bukan melalui campur tangan internasional. Penegasan tersebut disampaikan oleh juru bicara Kementerian Luar Negeri Thailand, Nikorndej Balankura, dalam wawancara dengan Reuters pada Jumat (19/7/2025).

"Saya tidak berpikir kita memerlukan mediasi dari negara ketiga untuk saat ini," ujar Nikorndej.

"Kami tetap pada posisi bahwa mekanisme bilateral adalah cara terbaik untuk menyelesaikan konfrontasi ini. Ini adalah masalah antara dua negara," imbuhnya.

Konflik yang awalnya berupa ketegangan perbatasan itu kini telah meletus menjadi perang terbuka di beberapa titik sepanjang garis depan. Bentrokan bersenjata berat telah terjadi selama dua hari berturut-turut, dengan baku tembak artileri dilaporkan terjadi dari kedua sisi.

Setidaknya 16 orang telah tewas sejauh ini, sebagian besar merupakan warga sipil Thailand. Ini menjadi konfrontasi paling berdarah antara Thailand dan Kamboja dalam lebih dari satu dekade terakhir.

Menurut Kementerian Luar Negeri Thailand, konflik bermula dari insiden pada Kamis pagi (24/7/2025), ketika bentrokan bersenjata kecil di wilayah sengketa mendadak berubah menjadi pertempuran skala besar, termasuk penggunaan artileri berat. Thailand menuding Kamboja sebagai pihak yang memulai serangan, sementara Phnom Penh memberikan tudingan serupa kepada Bangkok.

Sengketa perbatasan ini sudah berlangsung selama lebih dari satu abad, dengan sejumlah titik yang belum sepenuhnya ditentukan kedaulatannya sepanjang garis perbatasan darat sepanjang 817 kilometer.

Sejumlah negara telah menyatakan kesiapan untuk membantu meredakan ketegangan. Amerika Serikat, China, dan Malaysia-yang saat ini menjadi Ketua ASEAN-telah menawarkan diri untuk memfasilitasi dialog antara kedua negara. Namun Thailand menolak tawaran tersebut dan menegaskan bahwa solusi harus dicapai secara bilateral.

"Pintu kami masih terbuka," kata Nikorndej, sembari menambahkan bahwa Kamboja harus terlebih dahulu menghentikan kekerasan di perbatasan jika ingin membuka jalur dialog.

Di sisi lain, Perdana Menteri Kamboja Hun Manet telah mengajukan permintaan resmi kepada Dewan Keamanan PBB untuk mengadakan pertemuan darurat. Dalam suratnya kepada PBB pada Kamis, Hun Manet mengecam Thailand atas apa yang ia sebut sebagai "agresi militer yang tidak diprovokasi dan telah direncanakan sebelumnya."

Dewan Keamanan telah mengonfirmasi bahwa mereka akan menggelar pertemuan tertutup pada Jumat untuk membahas situasi ini.

Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim selaku Ketua ASEAN mengatakan bahwa ia telah menghubungi para pemimpin kedua negara dan mendesak penyelesaian damai.

"Kami siap, jika Kamboja ingin menyelesaikan masalah ini melalui jalur diplomatik, bilateral, atau bahkan melalui Malaysia, kami siap melakukannya. Namun sejauh ini kami belum menerima tanggapan apapun," ujar Nikorndej," ujar Nikorndej dalam pernyataan terpisah kepada AFP.

Adapun hingga saat ini, pemerintah Kamboja belum memberikan tanggapan resmi terkait posisi Thailand yang menolak mediasi pihak ketiga.

 


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Perang dengan Thailand, Kamboja Minta Dewan Keamanan PBB Rapat Darurat

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular