
Prabowo Tak Habis Pikir, Ada Penghisap Darah Rakyat Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Prabowo Subianto bicara mengenai Pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945 yang merupakan landasan utama arah pembangunan nasional demi menjamin keselamatan dan kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia.
Prabowo bercerita dalam proses amandemen naskah UUD 1945 ada pihak yang ingin merubah pasal 33. Padahal pasal ini dibutuhkan karena menyangkut masalah mendasar yang dibutuhkan bangsa.
Saat itu banyak tokoh dari semua golongan mulai dari nasionalis, agamis, angkatan bersenjata, yang mengalami penjajahan hadir untuk merumuskan menyusun dasar negara ini.
"Mereka hidup di bawah kolonialisme di bawah imperialisme dan imperialisme dan kolonialisme adalah tidak lain bentuk daripada kapitalisme, yang intinya adalah menghisap darah rakyat, banyak di bawa ke negara penjajah. Ini esensinya," kata Prabowo, saat Harlah ke - 27 PKB, Rabu (24/7/2025).
Menurut Prabowo Pasal 33 UUD 1945 penting karena dari pengalaman itu, para penyusun naskah tidak ingin negara dijajah kembali.
"Mereka orang-orang yang pandai karena pengalaman itu, dan karena itu waktu menyusun undang-undang negara, undang-undang dasar mereka tidak mau dijajah kembali. Karena itu mereka tahu pasal 33 itu," kata Prabowo.
Lebih lanjut, menurutnya tujuan negara sebagaimana tercantum pada pembukaan UUD 1945 yakni melindungi seluruh tumpah darah Indonesia, serta memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Pasal 33, itu menjadi hal kongkret dari dalam semangat keadilan sosial.
"Ya tujuan negara adalah rakyat merasa aman, rakyat sejahtera, rakyat yang tidak ada kemiskinan, rakyat yang tidak lapar, itu tujuan negara," katanya.
Menurut Prabowo Pasal 33 ini juga dibentuk sebagai usaha bersama atas asas kekeluargaan, bukan konglomerasi. Sehingga bertentangan dengan mahzab ekonomi lainnya terutama neoliberal.
"Karena di masa neoliberal ini menurut mereka tidak apa-apa kalau yang segelintir orang tambah kaya tidak apa-apa, biar segelintir orang tambah kaya menurut teori itu lama-lama kekayaan itu akan menetes ke bawah, tapi kenyataannya menetesnya lama banget. Menetesnya 200 tahun udah mati kita semua itu, jadi itu nggak bener, ndak bener, tidak akan netes ke bawah, bagaimana saudara merasa menetes ke bawah? Setetes pun nggak ya? (Enggak)," kata Prabowo.
(emy/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Momen Prabowo 'Todong' SBY Beri Sambutan di Universitas Pertahanan
