Sederet Lapangan Migas Ini Beroperasi 2026-2027, Pasokan Gas Bertambah

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
18 July 2025 21:00
tambang minyak lepas pantail
Foto: ist

Jakarta, CNBC Indonesia - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengungkap sederet proyek lapangan gas baru yang akan mulai beroperasi pada rentang waktu 2026-2027.

Deputi Keuangan dan Komersialisasi SKK Migas Kurnia Chairi mengatakan bahwa pihaknya saat ini tengah mengupayakan untuk mempercepat beroperasinya beberapa wilayah kerja migas baru.

Pada 2026, dia menyebut, Blok Duyung, Lapangan Mako, Natuna yang dioperasikan oleh Conrad Asia Energy Ltd akan mulai beroperasi. Guna mengalirkan gas dari Blok Duyung ini, akan dibangun pipa gas dari West Natuna Transportation System (WNTS) menuju Batam (Pulau Pemping).

"Jadi ketika Mako itu mungkin katakanlah tahun 2027 akhir baru masuk tapi kita upayakan sejak 2026 sudah ada gas yang mengalir ke Pemping," katanya dalam acara Coffee Morning CNBC Indonesia, dikutip Jumat (18/7/2025).

Selain itu, SKK Migas juga mendorong sejumlah proyek besar lainnya untuk segera diproduksikan. Misalnya, proyek Geng North yang dioperasikan perusahaan migas asal Italia, Eni, ditargetkan beroperasi pada 2027 mendatang.

"Kemudian penemuan baru Geng North yang kita percepat, ini sejarah baru karena discovery Oktober 2023 PoD kurang 1 tahun dan dalam waktu 4 tahun kita rencanakan 2027 onstream (beroperasi)," katanya.

Dia pun menilai, bukan isu krisis atau kelangkaan gas yang terjadi di domestik saat ini, melainkan isu ketidakcocokan atau mismatch antara lokasi sumber pasokan gas dan permintaan atau pasar gas itu sendiri.

Dia menjelaskan, saat ini di area tertentu mengalami kelebihan pasokan gas seperti Kilang LNG Tangguh di Papua Barat, Kilang LNG Bontang di Kalimantan Timur, pasokan gas di Papua dan juga Jawa Timur. Tapi kelebihan pasokan gas ini ada kendala tidak bisa dikirimkan ke pusat permintaan karena belum adanya infrastruktur.

Namun di sisi lain, dia pun mengakui ada juga wilayah yang mengalami penurunan pasokan gas seperti di Sumatera dan Jawa Bagian Barat.

"Namun di sisi lain ada wilayah surplus yang tadi mengalami kendala-kendala dari sisi belum adanya infrastruktur yang men-deliver gas tersebut sejak 2023 kita struggling menyelesaikan surplus di Jatim dan pemerintah sudah bangun Pipa Cisem (Cirebon-Semarang)," tandasnya.

Dari sisi tren pemanfaatan gas untuk pasar domestik, menurutnya menunjukkan peningkatan.

Dia menyebut, pemanfaatan gas bumi untuk domestik kini kurang lebih telah mencapai 69,26% atau hampir 70%. Sedangkan sisanya yakni sekitar 30% untuk kebutuhan ekspor.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Inpex Akhirnya Luncurkan Desain Teknis Proyek Gas Raksasa di Maluku

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular