Bahlil Hitung Biaya Impor BBM-LPG & Minyak Mentah dari AS

Firda Dwi Muliawati, CNBC Indonesia
Jumat, 18/07/2025 16:55 WIB
Foto: Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia melakukan Konfrensi Pers terkait tambang nikel di Raja Ampat, di Kantor Kementerian ESDM, Kamis (5/6/2025). Foto: Verda Nano Setiawan

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia memastikan pemerintah akan memperhitungkan keekonomian kebutuhan biaya atas peralihan impor energi ke Amerika Serikat (AS).

Sebagaimana diketahui, Indonesia berhasil menekan tarif impor barang dari AS menjadi 19% dari sebelumnya 32%. Atas itu, kesepakatan itu, Indonesia akan menambah jumlah impor Bahan Bakar Minyak (BBM), Liquefied Petroleum Gas (LPG) dan juga minyak mentah dari AS.

Bahlil menegaskan, kesepakatan antara Indonesia dengan AS harus saling menguntungkan, tidak terkecuali dalam transaksi antara kedua negara. Maka, pihaknya akan memperhitungkan keekonomian tambahan impor komoditas tersebut.


"Semuanya kita akan hitung sesuai dengan harga keekonomian yang sama, harus saling menguntungkan ya dan kita pingin negara kita juga harus mendapatkan harga yang seefisien mungkin ya," kata Bahlil ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (18/7/2025).

Rencananya, nilai impor yang akan dikeluarkan pemerintah Indonesia ke Amerika mencapai sebesar US$ 10-15 miliar setara Rp 162,88-244,33 triliun (asumsi kurs Rp 16.288 per US$).

Sebagai tindak lanjut, pemerintah akan melakukan koordinasi dengan BUMN sektor migas yakni PT Pertamina (Persero). Tidak terkecuali, perihal aturan yang akan menaungi kebijakan impor dari AS tersebut.

"Saya belum melakukan rapat teknis dengan Pertamina, nanti setelah rapat teknis dengan Pertamina, baru kami akan menyampaikan," tandasnya.


(pgr/pgr)
Saksikan video di bawah ini:

Video: RI Jajaki Peningkatan Impor LPG dari AS Jadi 60%