Lagi! DPR Cecar BPS Soal Data Kemiskinan RI

Zahwa Madjid, CNBC Indonesia
17 July 2025 14:25
Logo Badan Pusat Statistik (BPS). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Logo Badan Pusat Statistik (BPS). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Wakil Ketua Komisi X, Maria Yohana Esti Wijayati mengkritik Badan Pusat Statistik yang menunda rilis data rutin secara tiba-tiba.

Dalam rapat dengar pendapat dengan Badan Pusat Statistik, Maria mengatakan bahwa data-data dari BPS sangat dibutuhkan dalam melakukan validitas data-data. Salah satunya dalam pembahasan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) tahun 2026.

"Kita menyusun target indikator yang sangat bergantung pada data-data dari BPS. Maka saya kira terima saja karena kami Komisi X sebagai mitra meminta agar BPS untuk bisa menyampaikan data secara terbuka yang memang boleh terbuka," ujar Maria dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Badan Pusat Statistik, Kamis (17/7/2025).

Maria pun mempertanyakan alasan BPS menunda jadwal rilis Profil Kemiskinan di Indonesia Semester | 2025 dan Tingkat Ketimpangan Pengeluaran Penduduk Indonesia Semester I-2025.

Semula, BPS akan merilis data kemiskinan dan ketimpangan pengeluaran pada pukul 11.00 WIB, hari ini, Selasa (15/7/2025).

Sejam sebelum pengumuman data, BPS mengabarkan penundaan Rilis Kemiskinan dan Tingkat Ketimpangan (rasio Gini). BPS hanya mengabarkan penundaan ini melalui broadcast WhatsApp.

"Semestinya di janjinya 15 Juli sudah namun pukul 10.13 diumumkan ditunda kami ingin mengetahui mengapa ditunda," tanya Maria.

Tak hanya itu, ketepatan jadwal rilis data pun semakin krusial dalam pembahasan RAPBN 2026. Pasalnya Maria menemukan terdapat perbedaan target literasi dalam data yang dimiliki oleh Komisi X dengan data Perpusnas.

"Terkait dengan literasi membaca disini 65,89 untuk 2026 terungkap Perpusnas pada tahun 2024 sudah mencapai 72,44. Hah berarti kami salah mencantumkan ini siapa yang harus memperbaiki kami sudah rapat di Banggar tentu menjadi problem," ujarnya.


(mij/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Surplus Neraca Dagang April Terendah 60 Bulan Terakhir, Ini Sebabnya!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular