Tanda Utama Seseorang Termasuk Warga Kelas Bawah

Tim Redaksi, CNBC Indonesia
17 July 2025 07:50
Sejumlah warga mengantre untuk mendapat kan makanan di kawasan Jakarta, Senin (3/1/2022). Yayasan Gerakan Berbagi Pangan Dunia berdiri karena dilatarbelakangi keprihatinan dan kepedulian di tengah pandemi Covid-19.
Pandemi Covid-19 yang penuh ketidakpastian (uncertainty) berdampak buruk bagi dunia. Mulai dari perlambatan ekonomi global hingga terjadinya resesi.
Sejumlah negara, termasuk negara tetangga Malaysia dan Singapura telah mengalami resesi. Juga Indonesia. Terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK) massal saat pandemi. Daya beli masyarakat anjlok, merosot tajam. Bahaya kelaparan mengancam.
Bagi warga miskin yang lebih menakutkan dari Covid-19 adalah kelaparan. Semakin melemahnya daya beli, sulitnya mendapat pekerjaan, membuat mereka tidak punya uang untuk dibelanjakan.  
Sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang diharapkan dapat menjadi penyelamat perekonomian nasional dari tekanan krisis akibat pandemi ini ternyata tidak berdaya. UMKM ikut terpuruk di tengah pandemi dan perlu untuk diselamatkan. Sebab, UMKM dinilai mampu menjadi penyerap tenaga kerja.
Oleh karena itu, di tengah Pandemi Covid-19 dan upaya untuk keluar dari resesi ini, Indonesia Food Bank (IFB) yang berada di bawah naungan Yayasan Gerakan Berbagi Pangan Dunia atau disingkat Yayasan Gerbang Dunia membuat program Food Share Action, yakni Berbagi Makanan.
Digagas oleh Wida Septarina Wijayanti (46) dan Hendro Utomo (50) pada Mei 2015. FOI merupakan gerakan sosial (social movement) yang diciptakan untuk memberantas kesenjangan pangan.
Gerakan ini lahir dari sebuah keprihatinan terhadap fenoman kesenjangan pangan yang ada di masyarakat. Ada kelompok kelas menengah-atas yang mampu mengeluarkan ratusan ribu rupiah hanya untuk sekali makan. Sementara itu, sebagian lagi masyarakat menghadapi kesulitan membeli makan, apalagi untuk memenuhi kebutuhan gizi mereka. Data dari Pemprov DKI Jakarta menunjukkan masih ada warga Jakarta yang mengalami gizi buruk. Di wilayah administrasi Jakarta Utara misalnya, ada 34 kasus gizi buruk pada 2019, turun dari tahun sebelumnya yang yang mencapai 194 jiwa. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Aksi Sosial Disaat Pandemi Covid-19 (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia — Angka garis kemiskinan di Indonesia naik. Berdasarkan catatan terbaru Badan Pusat Statistik (BPS) per September 2024, nilai garis kemiskinan (GK) terbaru sebesar Rp 595.242 per kapita per bulan, atau naik 2,11% dibanding catatan per Maret 2024 senilai Rp 582.932 per kapita per bulan.

Sebagaimana diketahui, BPS mendefinisikan garis kemiskinan sebagai suatu nilai pengeluaran minimum kebutuhan makanan dan bukan makanan yang harus dipenuhi agar tidak dikategorikan miskin. Maka, ketika penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah GK masuk kategori penduduk miskin.

GK di perkotaan pada September 2024 senilai Rp 615.763 atau naik dibanding catatan per Maret 2024 yang sebesar Rp 601.871. Sedangkan GK di perdesaan ialah senilai Rp 566.655 dari sebelumnya pada 2023 sebesar Rp 556.874.

Komponen GK ini terdiri dari garis kemiskinan makanan atau GKM dan garis kemiskinan bukan makanan atau GKBM. GKM pada September 2024 sebesar Rp 443.433 sedangkan GKBM Rp 151.809. Masing-masing juga naik dari catatan Maret 2024 sebesar Rp 433.906 dan Rp 149.026.

Selain pengeluaran, ada beberapa indikator yang juga menjadi tanda-tanda Anda termasuk dalam golongan ekonomi kelas bawah. Mengutip GoBangkinRates, ada 5 ciri-ciri dari segmen ekonomi kelas menengah bawah dan kelas bawah, yaitu:

1. Tempat tinggal

Tempat tinggal adalah salah satu pengeluaran terbesar bagi satu keluarga. Jika Anda kesulitan untuk mampu tinggal di rumah yang nyaman dan aman di lingkungan yang layak, hal ini bisa menjadi indikator bahwa Anda termasuk dalam kelas menengah bawah atau kelas bawah.

2. Pekerjaan 

Beberapa jenis pekerjaan secara jelas tergolong dalam kategori kerah putih atau kerah biru, yang secara otomatis mencerminkan citra kelas pekerja atau kelas menengah. Pekerjaan seperti pelayan restoran, sopir truk, pegawai ritel, pekerja manufaktur, dan jasa kebersihan biasanya menunjukkan posisi di tingkat ekonomi yang lebih rendah.

"Anda dianggap berada di kelas menengah jika bekerja dalam posisi manajerial atau pekerjaan spesialis," kata Nathan Brunner, CEO Salarship.

Sebaliknya, jika pekerjaan Anda hanya membutuhkan keahlian rendah atau posisi sementara dengan upah rendah dan sedikit manfaat, maka pekerja tersebut umumnya akan menempatkan Anda dengan status sosial kelas bawah. 

Namun, profesi seperti guru, perawat, akuntan, dan pekerja IT bisa berada di antara kelas pekerja atau kelas menengah, tergantung pada tingkat senioritas dan sertifikasi yang dimiliki. Bahkan karier kerah putih yang sering dipandang bergengsi, tetap bisa memberikan gaji yang tergolong sedang dan menempatkan pekerjanya dalam kehidupan kelas menengah.

3. Tabungan dan Investasi

Menabung dan berinvestasi merupakan penyangga keuangan yang penting serta memberi peluang untuk membangun kekayaan dalam jangka panjang. Namun, membangun cadangan tersebut adalah sebuah kemewahan yang tidak selalu bisa dijangkau oleh kalangan kelas bawah.

Artinya apabila Anda tidak memiliki tabungan cukup dan juga rencana pensiun, dapat dipastikan Anda termasuk dalam golongan kelas bawah. 

4. Gaya Hidup

Apakah Anda mampu liburan setiap tahun? Sering makan di luar atau membeli barang baru tanpa terlalu khawatir? Jika iya, kenikmatan kecil seperti itu membutuhkan dasar keamanan finansial. Hal-hal tersebut menunjukkan adanya ruang dalam anggaran untuk kesenangan kecil.

Apabila hal-hal seperti itu terasa berat karena keterbatasan anggara, hal itu bisa menjadi tanda bahwa Anda termasuk dalam kelas bawah. 

Tentu saja, pengelolaan anggaran yang cerdas bisa membantu mewujudkan kesenangan kecil tersebut. Namun, kemampuan untuk memilih dan kebebasan ekonomi dalam menikmati pengeluaran sesekali lebih mencerminkan stabilitas yang umumnya dimiliki oleh kelas menengah.

5. Pendidikan

Apakah Anda memiliki gelar sarjana? Jika ya, kemungkinan besar Anda termasuk kelas menengah. Tingkat pendidikan tertinggi yang Anda capai merupakan indikator yang cukup baik untuk menunjukkan posisi Anda dalam tangga ekonomi. Hambatan sistemik sering kali menghalangi individu dari kelas bawah untuk mengakses pendidikan.

Pendidikan tinggi biasanya membuka jalan menuju pekerjaan dengan gaji lebih baik. Akan tetapi kalau kuliah terasa terlalu mahal dan Anda tidak bisa mengikutinya, itu bisa menjadi tanda bahwa Anda berada di kelas bawah.


(mkh/mkh)
[Gambas:Video CNBC]

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular