Heboh Beras Oplosan, Bos Ritel Buka Suara-Tegas Bilang Ini

Martyasari Rizky, CNBC Indonesia
17 July 2025 14:55
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Solihin dalam acara Peluncuran Hari Ritel Nasional di Auditorium Kemendag, Jakarta, Kamis (17/7/2025). (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)
Foto: Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Solihin dalam acara Peluncuran Hari Ritel Nasional di Auditorium Kemendag, Jakarta, Kamis (17/7/2025). (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)

Jakarta, CNBC Indonesia - Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) menegaskan akan menarik produk beras dari ritel modern jika terbukti tidak sesuai dengan mutu premium. Hal ini menyusul temuan beras yang dijual di sejumlah gerai ritel tak memenuhi syarat mutu, volume tidak sesuai pada label kemasan, dan melampaui harga eceran tertinggi (HET).

Ketua Umum Aprindo, Solihin pun menegaskan bahwa ritel modern bukan produsen, melainkan hanya menjual produk kepada konsumen akhir.

"Peritel adalah yang menjual barang akhir kepada konsumen. Tidak memproduksi, inget ya. Anggota saya Aprindo tidak memproduksi barang yang dimaksud," kata Solihin saat ditemui di kantor Kementerian Perdagangan (Kemendag) Jakarta, Kamis 17/7/2025).

Sebagai langkah pengawasan, Solihin menyebut pihaknya telah meminta semua pemasok dan prinsipal beras untuk membuat surat pernyataan bahwa produk yang mereka suplai memang sesuai kontrak, yaitu beras premium.

"Karena dalam kontrak kerja kita kepada pemasok itu adalah jelas, yang kita beli adalah beras jenis premium," tegasnya.

Terkait kemungkinan penarikan produk dari rak-rak toko, Solihin menjawab tegas, "Kalau sudah terbukti tak sesuai mutu, itu akan ditarik dari pasaran. Wah, kita akan turun paling pertama," imbuh dia.

Namun, ia juga menekankan proses penarikan menunggu arahan resmi dari otoritas. "Selama tidak ada instruksi? Lah iya dong, siapa yang punya hak?" katanya.

Pengunjung melihat poduk beras kemasan saat berbelanja pada salah satu gerai Lotte Mart di Jakarta, Senin (4/2/2024). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)Foto: Pengunjung melihat poduk beras kemasan saat berbelanja pada salah satu gerai Lotte Mart di Jakarta, Senin (4/2/2024). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)
Pengunjung melihat poduk beras kemasan saat berbelanja pada salah satu gerai Lotte Mart di Jakarta, Senin (4/2/2024). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

Solihin menjelaskan, pengecekan mutu beras secara langsung bukan hal mudah dan di luar kemampuan peritel. Untuk itu, pihaknya akan menggunakan jasa konsultan independen untuk melakukan uji acak.

"Kita akan coba cari konsultan yang secara random bisa mengecek beras yang ada di ritel," ujarnya.

Ia menambahkan, jika ada produsen yang tidak bersedia memberikan surat pernyataan mutu, produk mereka tidak akan ditampilkan. "Kalau ada supplier yang tidak membuat surat pernyataan, saya hilangkan dari display," tegasnya.

Terkait harga, Solihin menyebut seluruh anggota Aprindo telah menurunkan harga jual beras premium sebesar Rp1.000 per kemasan 5 kilogram, menjadi Rp73.500 dari sebelumnya Rp74.500. Penyesuaian ini dilakukan atas permintaan dari produsen.

"Kalau dikoreksi harga sudah kita lakukan mulai kemarin. Seluruh peritel yang menjual beras premium turun Rp1.000 per 5 kg," katanya.

Solihin menegaskan penurunan harga tersebut bukan mengurangi margin peritel, melainkan bentuk kompensasi atau rafaksi dari produsen. "Rafaksi itu adalah senilai berapa yang kita jual dikali Rp1.000, itu kita perhitungkan untuk kita klaim kepada prinsipal atau produsen," jelasnya.

Ia juga menepis kekhawatiran adanya dampak negatif terhadap penjualan. "Enggak lah, dampak dari mana kita? Beras, orang setiap hari makan beras," pungkas Solihin.


(wur)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Video: Kemendag Sidak 62 Wilayah, Temuan Beras Oplosan Bikin Kaget

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular