Internasional

Fakta Baru Misteri Jatuhnya Air India: Sakelar Maut-Boeing Buka Suara

luc, CNBC Indonesia
Senin, 14/07/2025 11:00 WIB
Foto: Tim penyelidik terlihat bekerja di lokasi kecelakaan pesawat Air India pada Sabtu (14/6/2025), menyusul insiden tragis yang menewaskan sedikitnya 270 orang. (Tangkapan Layar Video Reuters/ANI)

Jakarta, CNBC Indonesia - Investigasi awal terhadap kecelakaan fatal pesawat Air India Boeing 787-8 Dreamliner yang menewaskan 260 orang pada 12 Juni lalu mengungkap bahwa sakelar kontrol bahan bakar menuju mesin pesawat berpindah dari posisi "run" ke "cutoff" beberapa detik sebelum pesawat jatuh.

Temuan ini diungkap dalam laporan awal setebal 15 halaman yang dirilis oleh Biro Investigasi Kecelakaan Pesawat India (AAIB), Sabtu (13/7/2025), dilansir AFP.

Kecelakaan tersebut menewaskan 241 dari 242 penumpang serta 19 orang di darat. Hanya satu penumpang, seorang warga negara Inggris, yang secara ajaib selamat dan telah keluar dari rumah sakit. Pesawat berangkat dari Ahmedabad, India bagian barat, menuju London, Inggris.


Menurut rekaman suara kokpit yang dianalisis penyelidik, salah satu pilot terdengar bertanya kepada rekannya, "Kenapa kamu matikan (bahan bakar)?"

Pilot lain menjawab, "Saya tidak melakukannya."

Laporan mencatat bahwa kedua sakelar bahan bakar mesin - Engine 1 dan Engine 2 - berpindah dari posisi RUN ke CUTOFF hanya dalam selang waktu satu detik.

Setelah itu, pesawat kehilangan ketinggian dengan cepat. Saklar sempat kembali ke posisi RUN dan mesin terlihat mulai memperoleh tenaga kembali. Namun, salah satu pilot sempat meneriakkan "MAYDAY, MAYDAY, MAYDAY" sebelum pesawat akhirnya jatuh.

Siapa Tersangka?

AAIB menegaskan bahwa laporan ini masih bersifat sementara dan belum menyimpulkan penyebab pasti kecelakaan. Mereka juga tidak mengaitkan kesalahan dengan pihak tertentu, baik kru, maskapai, atau produsen pesawat.

Menteri Penerbangan Sipil India, Ram Mohan Naidu Kinjarapu, menyatakan bahwa proses penyelidikan dilakukan secara "dewasa dan transparan."

"Ini baru laporan awal. Mari kita tunggu hasil akhir," ujarnya kepada media.

Laporan juga mengungkap bahwa Federal Aviation Administration (FAA) Amerika Serikat pernah mengeluarkan buletin informasi pada 2018 yang memperingatkan potensi kegagalan fitur pengunci saklar bahan bakar pada model Boeing tertentu, termasuk 787.

Namun, karena bersifat advisory (anjuran), Air India tidak melakukan pemeriksaan lebih lanjut.

Respons Boeing dan FAA

Boeing dan FAA dalam pernyataan terpisah, sebagaimana dilansir Reuters, menyatakan bahwa desain sakelar bahan bakar, termasuk mekanisme penguncinya, dianggap aman dan tidak memerlukan arahan keselamatan tambahan (Airworthiness Directive).

FAA menyampaikan dalam pemberitahuan resmi kepada otoritas penerbangan sipil global bahwa mereka tidak menganggap masalah ini sebagai kondisi yang membahayakan. Boeing dalam pesan kepada operator menyatakan tidak merekomendasikan tindakan apapun.

Namun, catatan perawatan menunjukkan bahwa modul throttle control - termasuk saklar bahan bakar - telah diganti dua kali, masing-masing pada 2019 dan 2023.

Sementara itu, Asosiasi Pilot Maskapai India (ALPA India) menolak anggapan bahwa kesalahan pilot menjadi penyebab insiden ini. Mereka menegaskan pentingnya penyelidikan berbasis fakta dan meminta agar badan pilot dilibatkan sebagai pengamat resmi dalam investigasi.

"Laporan menyebut saklar bahan bakar berpindah hampir bersamaan, dan menyebutkan buletin FAA 2018 terkait potensi malfungsi. Ini mengindikasikan masalah pada perangkat, bukan manusia," kata Presiden ALPA India, Sam Thomas.

Dua pakar keselamatan penerbangan dari AS juga mendukung permintaan ALPA India untuk menjadi pengamat, namun menilai laporan AAIB sejauh ini objektif dan tidak menunjukkan bias terhadap kru kokpit.

 


(luc/luc)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Duka di Langit India, Pesawat Jatuh Angkut 242 Penumpang