Rekaman Pilot Bingung Sebelum Air India Jatuh Terungkap

Verda Nano Setiawan , CNBC Indonesia
12 July 2025 19:15
Tim penyelidik terlihat bekerja di lokasi kecelakaan pesawat Air India pada Sabtu (14/6/2025), menyusul insiden tragis yang menewaskan sedikitnya 270 orang. (Tangkapan Layar Video Reuters/ANI)
Foto: Tim penyelidik terlihat bekerja di lokasi kecelakaan pesawat Air India pada Sabtu (14/6/2025), menyusul insiden tragis yang menewaskan sedikitnya 270 orang. (Tangkapan Layar Video Reuters/ANI)

Jakarta, CNBC Indonesia — Pesawat Air India jatuh dan menewaskan 260 orang bulan lalu. Pesawat itu menghantam asrama kampus tak lama setelah lepas landas dari Ahmedabad menuju London. Sebuah laporan awal mengungkapkan bahwa kebingungan di dalam kokpit sempat terjadi sesaat sebelum insiden.

Hal ini dipicu setelah saklar pemutus bahan bakar mesin pesawat berpindah hampir bersamaan dan membuat mesin kekurangan pasokan bahan bakar. Pesawat Boeing 787 Dreamliner itu mulai kehilangan daya dorong dan mengalami penurunan ketinggian tak lama setelah lepas landas.

Mengutip Reuters, Sabtu (12/7/2025), berdasarkan laporan yang dirilis oleh Badan Investigasi Kecelakaan Pesawat India (AAIB), mengungkapkan bahwa kecelakaan ini merupakan yang paling mematikan dalam satu dekade terakhir di dunia.

Laporan tersebut memunculkan kembali pertanyaan mengenai posisi saklar pemutus bahan bakar mesin yang cukup krusial itu.

Hampir seketika setelah pesawat lepas landas, rekaman CCTV menunjukkan bahwa sumber daya cadangan yang disebut ram air turbine telah dikerahkan, menandakan hilangnya daya dari mesin.

Dalam detik-detik terakhir penerbangan, salah satu pilot terdengar bertanya kepada rekannya di kokpit mengapa bahan bakar dimatikan. "Pilot lain menjawab bahwa dia tidak melakukannya," demikian tertulis dalam laporan tersebut.

Laporan itu tidak mengidentifikasi siapa yang mengucapkan pernyataan tersebut kapten atau kopilot maupun siapa yang mengirimkan panggilan darurat "Mayday, Mayday, Mayday" sesaat sebelum kecelakaan.

Pilot utama pesawat Air India tersebut adalah Sumeet Sabharwal, 56 tahun, yang memiliki total 15.638 jam terbang dan, menurut pemerintah India, juga merupakan instruktur di Air India. Kopilotnya adalah Clive Kunder, 32 tahun, dengan total pengalaman terbang 3.403 jam.

Saklar bahan bakar diketahui berpindah hampir bersamaan dari posisi "run" ke "cutoff" tak lama setelah lepas landas. Namun, laporan awal belum menjelaskan bagaimana saklar tersebut bisa berpindah ke posisi cutoff saat penerbangan.

Kecelakaan ini menjadi tantangan besar bagi kampanye ambisius Tata Group untuk memulihkan reputasi Air India dan memperbarui armadanya, setelah mengambil alih maskapai tersebut dari pemerintah pada tahun 2022.

Air India mengakui keberadaan laporan tersebut dalam pernyataannya. Maskapai menyatakan bahwa mereka bekerja sama dengan otoritas India namun menolak memberikan komentar lebih lanjut.


(mkh/mkh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Mengenal Boeing 787-8 Dreamliner, Dipakai Air India-Jatuh di Pemukiman

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular