
Dorong Ekonomi Hijau, Begini Peran Bank DBS Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank DBS Indonesia melalui pendekatan holistik dalam pembiayaan berkelanjutan, hadir sebagai katalis dalam pembangunan ekonomi hijau melalui produk perbankan yang bertanggung jawab. Apalagi, sebagai bank yang memiliki aspirasi sebagai 'Best Bank for A Better World', DBS Bank Ltd (Bank DBS) berkomitmen untuk mencapai net zero pada tahun 2050.
Komitmen ini tidak hanya bersifat simbolik, melainkan dituangkan dalam strategi bisnis yang konkret, termasuk dalam kebijakan pembiayaan dan investasi. Bank DBS dan Bank DBS Indonesia juga memiliki rangka kerja yang menjadi acuan pilar keberlanjutan yakni Responsible Banking, Responsible Business Practices, dan Impact Beyond Banking.
"Pada pilar Responsible Banking, Bank DBS Indonesia menciptakan produk perbankan yang bertanggung jawab dengan menyelaraskan portofolio bisnisnya dengan target-target keberlanjutan. Beberapa inisiatif yang termasuk dalam pilar pertama adalah pembiayaan yang bertanggung jawab (responsible financing), investasi berbasis ESG (ESG investing), dan inklusi finansial," rinci Head of Institutional Banking Group PT Bank DBS Indonesia Anthonius Sehonamin dikutip, Jumat, (11/7/2025).
Pembiayaan berkelanjutan untuk ekonomi hijau
"Bank DBS Indonesia secara konsisten mendorong pembiayaan berkelanjutan sebagai bagian dari komitmennya terhadap transisi menuju ekonomi hijau. Pendekatan ini diwujudkan melalui penyaluran dana ke sektor-sektor yang mendukung tujuan lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG), termasuk energi terbarukan, transportasi rendah karbon, pengelolaan limbah, dan infrastruktur hijau," rinci Anthonius Sehonamin.
Salah satu contoh pembiayaan hijau yang dilakukan Bank DBS adalah dukungannya terhadap pembangunan data center ramah lingkungan oleh Princeton Digital Group (PDG).
![]() |
Data center ini dirancang dengan efisiensi energi tinggi dan memanfaatkan sumber energi terbarukan guna menekan jejak karbon. Bank DBS memberikan fasilitas pinjaman berkelanjutan (green loan) kepada PDG yang memenuhi standar taksonomi hijau, mencakup penggunaan teknologi pendingin hemat energi dan sistem manajemen daya yang berkelanjutan.
Contoh komitmen lainnya adalah dengan memberikan fasilitas pembiayaan hijau senilai USD 15 juta bekerja sama dengan Asian Development Bank (ADB) dan Australian Climate Finance Partnership (ACFP). Dana ini disalurkan melalui PT Electrum untuk mendukung pengembangan ekosistem kendaraan listrik roda dua di Indonesia, termasuk penyediaan sepeda motor listrik dan infrastruktur pengisian daya atau battery swapping station. Ini membantu mengurangi emisi dari sektor transportasi dan mendorong transisi energi bersih
Pembiayaan hijau yang dilakukan Bank DBS Indonesia, termasuk untuk kendaraan Listrik, data center maupun dan fasilitas Indorama, turut mendukung konektivitas ekonomi dan lingkungan antara Indonesia, Singapura, India, dan Tiongkok. Sebagai bank yang memiliki akar kuat di Asia, Bank DBS menjembatani aliran investasi berkelanjutan, teknologi bersih, dan inovasi lintas batas. Proyek seperti pengembangan ekosistem EV dan infrastruktur industri rendah karbon memperkuat integrasi rantai pasok hijau regional, sekaligus mendorong kedua negara menuju komitmen net-zero yang selaras.
Berkat dedikasinya dalam mengintegrasikan keberlanjutan dalam budaya organisasi, operasional hingga portfolio penghargaan, telah mengantarkan Bank DBS Indonesia untuk meraih penghargaan internasional di antaranya:
● Euromoney Awards for Excellence 2024 dalam kategori Indonesia's Best Bank for ESG
● Global Finance Sustainable Finance Awards 2025 dalam kategori Best Bank for Sustainable Finance
● Finance Asia Finance Asia Awards 2025 untuk kategori Best Sustainable Bank - Indonesia
Inovasi produk berbasis ESG
Selain produk investasi berbasis ESG seperti reksa dana dan obligasi, Bank DBS Indonesia juga memiliki Spark Saving, sebuah inovasi tabungan berbasis ESG yang tidak hanya mendorong kebiasaan menabung secara berkelanjutan, tetapi juga memungkinkan nasabah untuk berkontribusi langsung pada dampak sosial.
Setiap dana yang disisihkan dari hasil bunga tabungan otomatis akan mendukung program pendidikan di daerah pedalaman melalui Yayasan Tangan Pengharapan dan sebelumnya melalui Krakakoa untuk membantu pemberdayaan petani cokelat lokal. Produk ini mencerminkan komitmen Bank DBS Indonesia untuk menggabungkan tujuan finansial pribadi dengan aksi sosial dan lingkungan yang nyata.
Sejak tahun 2021, Spark Saving telah berhasil menyalurkan Rp 1,54 miliar untuk meningkatkan kesejahteraan petani cokelat di Sumatera dan Sulawesi dan Rp 1,35 miliar untuk meningkatkan program pendidikan bagi anak-anak di pelosok pedalaman Indonesia Timur.
Ecosystem Lending Dorong Inklusi Finansial pada Segmen Unbanked
![]() |
Model ecosystem lending memberikan manfaat signifikan bagi inklusi finansial dengan menjangkau segmen yang sebelumnya tidak terlayani oleh perbankan. Bank DBS Indonesia menjalin kemitraan strategis dengan beberapa multifinance dan platform fintech untuk memperluas akses pembiayaan sehingga penyaluran dana menjadi lebih cepat dan efisien berkat sistem digital yang agile. Namun demikian, proses seleksi mitra dilakukan melalui penilaian yang cermat dan menyeluruh.
Kolaborasi ini mendorong inklusi keuangan bagi generasi muda dan peningkatan literasi finansial digital. Sejak 2019 hingga akhir 2024, Bank DBS Indonesia telah menyalurkan lebih dari Rp 30 triliun kepada masyarakat Indonesia melalui skema ecosystem lending. Secara keseluruhan, model ini turut mendorong pertumbuhan sektor konsumtif yang menjadi bagian penting dari ekosistem ekonomi nasional.
(dpu/dpu)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dorong Keberlanjutan, Kemenperin Siap Gelar Forum Industri Hijau
