Integrasi dan Ekosistem Jadi Kunci Suksesnya Hilirisasi

Teti Purwanti, CNBC Indonesia
Jumat, 11/07/2025 07:30 WIB
Foto: Wakil Koordinator Bidang Pengembangan Modal BIsnis Satgas Hilirisasi, Imaduddin Abdullah dalam program CNBC Indonesia Mining Zone di Jakarta, Kamis (10/7/2025). (CNBC Indonesia/Tias Budiarto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Belum lama ini Indonesia secara resmi memulai pembangunan ekosistem baterai terintegrasi hulu-hilir. Proyek yang dioperasikan oleh PT Aneka Tambang (Antam), PT Indonesia Battery Corporation (IBC), dan Ningbo Contemporary Brunp Lygend Co. Ltd. (CBL), akan menjadi milestone baru pada hilirisasi.

Wakil Koordinator Bidang Pengembangan Model Bisnis Satgas Hilirisasi , Imaduddin Abdullah mengatakan dimulainya proyek ini memiliki peran penting dalam kesuksesan hilirisasi di tanah air. Proyek ini juga menjadi tanda pentingnya integrasi dan ekosistem dalam kesuksesan hilirisasi.

"Kata kuncinya adalah terintegrasi, apalagi selama kita mungkin sama-sama sudah ketahui bahwa proyek hilirisasi sudah banyak didorong oleh pemerintah sejak tahun 2014. Sayangnya, selama ini proyek-proyek yang berjalan baru sama midstream," jelas Imaduddin dalam acara Mining Zone Special Dialogue CNBC Indonesia, Kamis (10/07/2025).


Di sisi lain, ada juga yang hanya sampai upstream, sehingga Imaduddin menyebut tidak ada integrasinya. Oleh karena itu, apa yang dilakukan IBC adalah sebuah milestone yang besar untuk Indonesia karena ada hilirisasi yang menyeluruh, sehingga membentuk ekosistem.

"Terintegrasi adalah kata kuncinya yang merupakan hal yang paling krusial di dalam ekosistem. Selain itu perlu dibedakan juga antara hilirisasi dan industrialisasi," tegas Imaduddin.

Adapun dia menjelaskan bahwa hilirisasi adalah upaya menciptakan nilai tambah dan pertumbuhan. Menurutnya kehadiran ekosistem industri baterai dan kendaraan listrik (EV) menjadi sangat krusial. Menurutnya, Indonesia memiliki posisi strategis dalam menciptakan produk hijau yang ramah lingkungan.

Sebelumnya, Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi sekaligus Wakil Kepala BKPM, Todotua Pasaribu menegaskan hilirisasi bukan hanya soal menarik investasi dalam jumlah besar, tetapi juga menciptakan nilai tambah dari kekayaan sumber daya alam Indonesia.

Menurutnya, saat ini pemerintah telah menetapkan 28 komoditas strategis sebagai fokus program hilirisasi. Pemerintah juga membuat kebijakan untuk tidak lagi membuka ekspor bahan baku mentah dari sektor sumber daya alam dan pertanian. Todotua mencatat bahwa dari tahun ke tahun, investasi pada sektor hilirisasi menunjukkan peningkatan yang konsisten.


(rah/rah)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Menanti Strategi Pemerintah Pasca Hilirisasi Minerba