Hizbullah di Ujung Tanduk, Pengaruh Iran di Arab Mulai Melemah?
Jakarta, CNBC Indonesia - Di bawah tekanan militer, politik, dan ekonomi, Hizbullah tengah mempertimbangkan langkah drastis: mengurangi persenjataan mereka. Meski tidak berniat melucuti senjata sepenuhnya, tiga sumber yang mengetahui pembahasan internal menyebut kelompok itu tengah mengkaji ulang peran sebagai gerakan bersenjata.
Melansir Reuters pada Jumat (4/7/2025), diskusi ini, yang bersifat rahasia dan belum pernah diungkap sebelumnya, berlangsung setelah gencatan senjata dengan Israel tercapai pada November lalu.
Sejak itu, kelompok militan Lebanon yang didukung Iran ini terus menghadapi tekanan dari berbagai arah, yakni serangan udara Israel, tekanan diplomatik Amerika Serikat (AS), kesulitan finansial, hingga berkurangnya pengaruh politik dalam pemerintahan Lebanon baru yang didukung AS.
"Hizbullah memiliki kelebihan kekuatan," ujar seorang pejabat senior yang terlibat dalam pembahasan tersebut. "Semua kekuatan itu berubah menjadi titik lemah."
Hizbullah juga mengalami kerugian besar sejak perang dengan Israel tahun lalu: ribuan pejuangnya tewas, gudang senjata dihancurkan, dan jalur pasokan utama dari Iran melalui Suriah terputus setelah jatuhnya rezim Bashar al-Assad pada Desember.
Menurut tiga sumber, kelompok itu kini tengah mengevaluasi kemungkinan menyerahkan sebagian persenjataan berat, seperti rudal dan drone, terutama jika Israel bersedia mundur dari wilayah selatan Lebanon dan menghentikan serangan.
Namun, kelompok itu menegaskan tidak akan melucuti semua senjatanya. Mereka tetap ingin menyimpan senjata ringan dan rudal antitank sebagai "alat pertahanan minimum" jika terjadi serangan di masa depan.
Israel sendiri menyatakan akan terus beroperasi di sepanjang perbatasan utara untuk "menghilangkan ancaman" dan melindungi warganya. Sementara itu, pemerintah Lebanon dan Hizbullah belum memberikan tanggapan resmi.
Gencatan senjata yang dimediasi AS dan Prancis menetapkan bahwa seluruh senjata ilegal di wilayah selatan Lebanon harus disita oleh angkatan bersenjata Lebanon. Namun, jika Hizbullah tetap mempertahankan persenjataan, hal ini berpotensi menyulut ketegangan baru di dalam negeri.
Kelompok-kelompok politik lain di Lebanon telah lama menuduh Hizbullah menyalahgunakan kekuatan militernya untuk mengontrol negara dan menarik Lebanon ke konflik regional yang lebih luas.
(luc/luc)