Internasional

Iran Siap Serang Israel Lagi, Perang Berlanjut?

luc, CNBC Indonesia
Rabu, 02/07/2025 05:31 WIB
Foto: via REUTERS/Majid Asgaripour

Jakarta, CNBC Indonesia - Meski gencatan senjata sementara telah tercapai pascaserangan terhadap fasilitas militer dan nuklirnya, Iran memperingatkan bahwa pihaknya siap merespons setiap serangan baru dari Israel dengan "pembalasan yang menghancurkan dan dahsyat."

Peringatan ini datang langsung dari militer Iran yang menandakan meningkatnya risiko konflik militer terbuka di kawasan Timur Tengah.

"Kekuatan bersenjata kami kini lebih siap dibandingkan sebelumnya. Jika ada agresi ulang dari rezim Zionis, maka mereka akan menghadapi respons yang menghancurkan dan mematikan," ujar Juru Bicara Angkatan Bersenjata Iran, Brigadir Jenderal Abolfazl Shekarchi, sebagaimana dikutip dari kantor berita Mehr, Rabu (2/7/2025).


Pernyataan Shekarchi mempertegas sikap garis keras Iran terhadap Israel, yang disebutnya "tidak pernah bisa dipercaya, baik oleh dunia maupun oleh Iran." Ia juga menegaskan bahwa Republik Islam Iran "tidak pernah menganggap penghentian konflik sebagai pilihan."

Pernyataan ini muncul setelah serangkaian serangan Israel terhadap fasilitas nuklir dan militer Iran pada pertengahan Juni, yang kemudian diikuti serangan tambahan oleh militer Amerika Serikat.

Meski konflik berlangsung selama 12 hari dan diakhiri oleh gencatan senjata yang dimediasi AS dan Qatar, belum ada tanda-tanda bahwa perjanjian jangka panjang dapat tercapai.

Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyatakan bahwa serangan AS telah "menghancurkan total" fasilitas nuklir Iran.

"Mereka tidak mengira itu benar-benar bisa dilakukan, tapi yang kami lakukan luar biasa... Israel memang memberikan kerusakan, tapi kami yang memberikan pukulan akhir," kata Trump dalam wawancara dengan Fox News.

Namun, meski AS menyatakan kemenangan, status persediaan uranium Iran yang diperkaya tinggi hingga kini belum jelas. Iran terus bersikeras bahwa program nuklirnya tidak ditujukan untuk kepentingan militer, meski telah mempercepat produksi uranium tingkat tinggi mendekati kualitas senjata.

Sikap Iran terhadap pengawasan internasional juga mengeras. Alih-alih kembali ke meja perundingan dengan pemerintahan Trump, Teheran justru mengumumkan akan menangguhkan kerja sama dengan Badan Energi Atom Internasional (IAEA), badan pengawas nuklir di bawah PBB.

Ali Shamkhani, tokoh senior keamanan nasional Iran, menegaskan bahwa serangan terhadap fasilitas nuklir tidak serta merta mengakhiri kekuatan Iran.

"Bahkan jika kita berasumsi bahwa fasilitas tersebut sepenuhnya hancur, permainannya belum selesai. Bahan yang telah diperkaya, pengetahuan lokal, dan tekad politik tetap ada," ujarnya kepada kantor berita IRNA.

"Kini inisiatif politik dan operasional - dengan hak pembelaan sah - berada di tangan pihak yang tahu cara bermain cerdas dan menghindari tembakan serampangan. Akan ada lebih banyak kejutan," tambahnya.

Pernyataan-pernyataan tersebut makin menambah ketegangan di kawasan, yang sejak awal tahun telah diwarnai konfrontasi antara Israel, Iran, dan sekutunya. Konflik ini juga menciptakan ketidakpastian diplomatik, karena tidak ada proses negosiasi formal yang berlangsung sejak konflik terakhir.

Ayatollah Ali Khamenei, Pemimpin Tertinggi Iran, juga turut melontarkan kecaman tajam terhadap Presiden Trump, yang ia sebut sebagai "musuh Tuhan." Kecaman ini memperkuat penilaian bahwa Teheran tidak akan membuka jalur dialog selama Trump masih menjabat.

 


(luc/luc)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Iran - Israel Sepakat Gencatan Senjata, Perang 12 Hari Berakhir