Internasional

Eropa Terbakar! Gelombang Panas Picu 'Neraka' di Spanyol hingga Italia

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
Senin, 30/06/2025 09:30 WIB
Foto: Kebakaran dipedesaan di Cuglieri, Sardinia, Italia. (AP/Alessandro Tocco)

Jakarta, CNBC Indonesia - Gelombang panas ekstrem yang melanda Eropa Selatan memicu kebakaran hutan, lonjakan kasus sengatan panas, dan kekhawatiran serius terhadap dampak perubahan iklim.

Melansir AFP pada Senin (20/6/2025), petugas pemadam kebakaran dilaporkan telah dikerahkan di berbagai negara saat suhu mencapai rekor tertinggi. Sementara itu, warga berupaya mencari perlindungan dari cuaca brutal yang diperkirakan masih akan memburuk.

Di Turki, kebakaran hutan meluas di provinsi Izmir akibat angin kencang. Lima lingkungan di distrik Seferihisar terpaksa dievakuasi. "Kami terus memantau situasi dan memprioritaskan keselamatan warga," ujar gubernur setempat, dikutip media lokal.


Sementara di Prancis, kebakaran besar terjadi di kawasan Corbières, Aude, memaksa evakuasi tempat perkemahan dan sebuah biara. Suhu di wilayah itu melonjak hingga 40°Celcius. Layanan cuaca Prancis, Météo-France, mengeluarkan peringatan oranye atau tingkat kedua tertinggi untuk 84 dari 101 departemen regional pada Senin.

Tak jauh berbeda, suhu di Spanyol melonjak hingga 44°Celcius di wilayah Extremadura dan Andalusia.

"Saya merasa panas yang kita alami sekarang tidak normal untuk bulan ini. Madrid makin hari makin menyengat," ujar Diego Radames, warga Madrid berusia 32 tahun.

Italia juga berada dalam status siaga tinggi. Unit gawat darurat melaporkan peningkatan 10 persen kasus sengatan panas. "Kebanyakan pasien adalah lansia, penderita kanker, atau tunawisma yang mengalami dehidrasi dan kelelahan," ungkap Mario Guarino, wakil presiden Masyarakat Kedokteran Gawat Darurat Italia.

Di Portugal, dua pertiga wilayah berada dalam siaga tinggi untuk kebakaran dan suhu ekstrem. Pulau Sisilia di Italia juga menghadapi 15 titik kebakaran hanya dalam satu hari.

Para ilmuwan menyebut fenomena ini sebagai konsekuensi langsung dari perubahan iklim. "Gelombang panas di kawasan Mediterania kini lebih sering dan intens dibanding sebelumnya," ujar Emanuela Piervitali dari Institut Italia untuk Perlindungan dan Penelitian Lingkungan (ISPRA). "Kita harus bersiap menghadapi suhu yang jauh lebih tinggi di masa depan."

Panas ekstrem juga berdampak pada keanekaragaman hayati dan meningkatkan penyebaran spesies invasif. ISPRA memperingatkan kemunculan empat spesies ikan berbisa yang kini ditemukan di perairan Italia bagian selatan akibat pemanasan Laut Tengah.

Di daratan, organisasi perlindungan burung di Prancis melaporkan lonjakan jumlah burung yang mengalami kelelahan panas. "Tujuh pusat kami penuh sesak," kata Allain Bougrain-Dubourg, Presiden League for the Protection of Birds (LPO).

Dengan suhu yang terus naik dan frekuensi kejadian ekstrem meningkat, Eropa kini menghadapi musim panas yang bisa menjadi salah satu yang terburuk dalam sejarahnya.

 


(luc/luc)
Saksikan video di bawah ini:

Portugal Juara Nations League Usai Kalahkan Spanyol Lewat Adu Penalti