Internasional

Alert! China-Iran-Rusia Bertemu Usai Trump Ketok Anggaran Perang NATO

sef, CNBC Indonesia
26 June 2025 12:04
Kolase Bendera Iran, Bendera Rusia, Bendera China. (AP Photo)
Foto: Kolase Bendera Iran, Bendera Rusia, Bendera China. (AP Photo)

Jakarta, CNBC Indonesia- China kini menjamu menteri pertahanan dari Iran dan Rusia. Pertemuan dilakukan di kota pesisir timur, Qingdao, Kamis (26/6/2025).

Ini menyusul perang di Timur Tengah, antara Israel dan Iran, meski kini berada dalam status gencatan senjata. Pertemuan juga dilakukan di tengah pertemuan puncak negara-negara NATO di Eropa yang sepakat untuk meningkatkan anggaran militer 5%.

Perlu diketahui, Beijing telah lama berupaya menghadirkan Organisasi Kerjasama Shanghai (SCO) yang beranggotakan 10 orang sebagai penyeimbang blok-blok kekuatan yang dipimpin Barat. Negeri itu telah mendorong untuk memperkuat kolaborasi antara negara-negara anggotanya dalam politik, keamanan, perdagangan, dan sains.

"Seiring dengan percepatan perubahan penting abad ini, unilateralisme dan proteksionisme meningkat," kata Menteri Pertahanan China, Dong Jun saat menyambut para kepala pertahanan dari Rusia, Iran, Pakistan, Belarus, dan negara lain dimuat Xinhua.

"Tindakan hegemonik, mendominasi, dan intimidasi sangat merusak tatanan internasional," ujarnya memperingatkan.

"Mendesak rekan-rekannya untuk mengambil tindakan yang lebih kuat untuk bersama-sama menjaga lingkungan demi pembangunan yang damai".

Sementara itu, Menteri Pertahanan Rusia Andrei Belousov memuji hubungan antara kedua negara sebagai "pada tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya". China telah menggambarkan dirinya sebagai pihak yang netral dalam perang Rusia dengan Ukraina, meskipun pemerintah Barat mengatakan hubungan dekatnya telah memberi Moskow dukungan ekonomi dan diplomatik yang penting.

"Hubungan persahabatan antara kedua negara kita menjaga dinamika pembangunan yang meningkat ke segala arah," katanya.

NATO Naikkan Anggaran 5%

Sebelumnya, pemimpin NATO mendukung peningkatan besar dalam anggaran pertahanan, Rabu. Ini sesuai dengan yang diminta Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

Trump bersikeras negara anggota NATO harus menganggarkan 5% dari PDB untuk kelompok itu. Ini melampaui tingkat dasar sebelumnya yang disetujui para anggota 2%.

"Kita meraih kemenangan besar di sini", kata Trump yang hadir langsung di Den Haag, Belanda, seraya menambahkan bahwa ia berharap dana tambahan akan digunakan untuk membeli perangkat keras militer buatan AS.

Namun, Trump mengancam akan menghukum Spanyol setelah Perdana Menteri (PM) Pedro Sanchez menyatakan bahwa negerinya hanya bisa memenuhi sedikit dari target anggaran itu. Trump bahkan memberi peringatan dengan tarif AS.

"Menurut saya, ini mengerikan. Anda tahu, mereka (Spanyol) melakukannya dengan sangat baik ... Dan ekonomi itu dapat hancur total ketika sesuatu yang buruk terjadi," kata Trump, seraya menambahkan bahwa Spanyol akan mendapatkan kesepakatan perdagangan yang lebih ketat dari AS daripada negara-negara Uni Eropa lainnya.

Kenaikan anggaran itu dilakukan ketika ketakutan warga Eropa bahwa Rusia menimbulkan ancaman yang semakin besar. Apalagi setelah Negeri Presiden Vladimir Putin melancarkan perang dengan Ukraina tahun 2022.

"NATO akan muncul sebagai aliansi yang 'lebih kuat, lebih adil, dan lebih mematikan'," ungkap Sekretaris Jenderal NATO Mark Rutte.

"Trump pantas mendapatkan semua pujian karena membuat anggota NATO sepakat untuk meningkatkan pengeluaran pertahanan," ujarnya.

Sebenarnya target 5% dari anggaran PDB itu bukan untuk saat ini. Namun akan dicapai dalam 10 tahun.

Secara rinci, negara-negara berjanji untuk membelanjakan 3,5% dari PDB untuk pertahanan inti seperti pasukan dan senjata. Sementara sisanya, 1,5% untuk tindakan terkait pertahanan yang lebih luas seperti keamanan siber, melindungi jaringan pipa, dan mengadaptasi jalan dan jembatan untuk menangani kendaraan militer berat.

"Peran NATO harus ditulis ulang lagi, karena DNA dunia berubah dengan cepat," kata Yusuf Alabarda, seorang analis militer dan mantan perwira NATO, dikutip Al-Jazeera.

"Ancaman datang dari tempat lain. Karena alasan itu, haruskah NATO hanya difokuskan pada kedua sisi Samudra Atlantik? Atau haruskah mereka mencakup semua jenis ancaman baru dari seluruh penjuru dunia?," ujarnya.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tandingi AS-Israel, Iran-Rusia-China Latihan Perang Besar-besaran

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular