
Perang di Bumi Bakal Makin Gila? NATO Resmi Naikkan Anggaran Perang 5%

Jakarta, CNBC Indonesia - Para pemimpin NATO mendukung peningkatan besar dalam anggaran pertahanan, Rabu. Ini sesuai dengan yang diminta Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump bulan-bulan terakhir.
Trump bersikeras negara anggota NATO harus menganggarkan 5% dari PDB untuk kelompok itu. Ini melampaui tingkat dasar sebelumnya yang disetujui para anggota 2%.
"Kita meraih kemenangan besar di sini", kata Trump yang hadir langsung di Den Haag, Belanda, seraya menambahkan bahwa ia berharap dana tambahan akan digunakan untuk membeli perangkat keras militer buatan AS.
Namun, Trump mengancam akan menghukum Spanyol setelah Perdana Menteri (PM) Pedro Sanchez menyatakan bahwa negerinya hanya bisa memenuhi sedikit dari target anggaran itu. Trump bahkan memberi peringatan dengan tarif AS.
"Menurut saya, ini mengerikan. Anda tahu, mereka (Spanyol) melakukannya dengan sangat baik ... Dan ekonomi itu dapat hancur total ketika sesuatu yang buruk terjadi," kata Trump, seraya menambahkan bahwa Spanyol akan mendapatkan kesepakatan perdagangan yang lebih ketat dari AS daripada negara-negara Uni Eropa lainnya.
Kenaikan anggaran itu dilakukan ketika ketakutan warga Eropa bahwa Rusia menimbulkan ancaman yang semakin besar. Apalagi setelah Negeri Presiden Vladimir Putin melancarkan perang dengan Ukraina tahun 2022.
"Kami menegaskan kembali komitmen kuat kami terhadap pertahanan kolektif sebagaimana tercantum dalam Pasal 5 Perjanjian Washington- bahwa serangan terhadap satu pihak adalah serangan terhadap semua pihak," bunyi komunike NATO, menyebut komitmen kuat AS setelah anggaran disetujui.
"NATO akan muncul sebagai aliansi yang 'lebih kuat, lebih adil, dan lebih mematikan'," ungkap Sekretaris Jenderal NATO Mark Rutte.
"Trump pantas mendapatkan semua pujian karena membuat anggota NATO sepakat untuk meningkatkan pengeluaran pertahanan," ujarnya.
Sebenarnya target 5% dari anggaran PDB itu bukan untuk saat ini. Namun akan dicapai dalam 10 tahun.
Secara rinci, negara-negara berjanji untuk membelanjakan 3,5% dari PDB untuk pertahanan inti seperti pasukan dan senjata. Sementara sisanya, 1,5% untuk tindakan terkait pertahanan yang lebih luas seperti keamanan siber, melindungi jaringan pipa, dan mengadaptasi jalan dan jembatan untuk menangani kendaraan militer berat.
Mengutip Reuters, belanja tambahan akan menjadi tugas berat bagi negara-negara Eropa. Banyak di antaranya mengalami kesulitan keuangan.
Untuk memeriksa komitmen Eropa, nantinya, negara-negara harus menyerahkan laporan setiap tahun kepada NATO yang menunjukkan bahwa mereka meningkatkan dan membeli apa yang dibutuhkan. Akan ada juga semacam peninjauan pada tahun 2029 ketika NATO muncul dengan target baru untuk senjata yang dibutuhkan dan tuntutan dapat disesuaikan.
Perang Makin Gila?
Lalu apakah ini berarti ramalan perdang dunia 3 (PD 3) bisa terjadi? Dan apakah ini bagian dari kesiapan NATO?
Berbicara kepada Al Jazeera, Yusuf Alabarda, seorang analis militer dan mantan perwira NATO, mengatakan pemboman AS baru-baru ini terhadap Iran, menggarisbawahi bahwa cakupan aliansi tersebut harus dipertimbangkan kembali. Alabarda mencatat bahwa NATO, yang didirikan pada tahun 1949, "untuk menciptakan payung keamanan bagi kedua sisi Atlantik" Namun, kawasan seperti Timur Tengah dan Asia Pasifik sejak saat itu telah menjadi semakin penting bagi negara-negara di blok tersebut.
"Peran NATO harus ditulis ulang lagi, karena DNA dunia berubah dengan cepat," kata Alabarda, dikutip Al-Jazeera.
"Ancaman datang dari tempat lain. Karena alasan itu, haruskah NATO hanya difokuskan pada kedua sisi Samudra Atlantik? Atau haruskah mereka mencakup semua jenis ancaman baru dari seluruh penjuru dunia?," ujarnya.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Putin Hampir Menang, Zelensky Menggila Minta Senjata Nuklir NATO
