
Bahlil Targetkan Lifting Minyak RI di Atas 605 Ribu Barel Tahun Depan

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia menargetkan produksi minyak siap jual atau lifting pada 2025 akan lebih dari 605 ribu barel per hari (bph). Hal tersebut seiring dengan mulai diproduksinya sejumlah lapangan minyak yang selama ini masih mangkrak.
Bahlil mencatat setidaknya terdapat 301 lapangan minyak yang telah selesai dieksplorasi. Adapun dari jumlah tersebut, pihaknya akan mendorong 50-60 proyek lapangan minyak yang telah mendapatkan persetujuan Plan of Development Pertama (POD-1) untuk segera dikembangkan.
"Saya lagi hitung ya, tapi target saya tahun 2025, kan APBN 2025 itu kan target lifting kita itu 605 ribu barel per day. Pasti akan lebih," kata Bahlil di Jakarta, dikutip Kamis (28/11/2024).
Meski demikian, ia mengakui untuk target lifting pada 2024 ini kemungkinan tidak akan tercapai sesuai target APBN. Mengingat proses pembangunan fasilitas minyak membutuhkan waktu yang tidak sebentar.
"Konstruksi minyak kan kalian tahu sendiri kan, minyak itu minimal setahun. Minimal. Ini saya mapping dan saya, abis ini saya turun ke lapangan sendiri. Saya akan turun ke KKKS sendiri. Saya tiga bulan ini konsolidasi mapping terhadap ruang lingkup dan tata kelola kerja di Kementerian," ujarnya.
Di sisi lain, Bahlil juga memberikan pesan kepada Kepala SKK Migas yang baru, Djoko Siswanto, untuk mempercepat pengembangan lapangan minyak oleh Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS). Adapun, apabila KKKS tak mengindahkan perintahnya, ia tak segan-segan untuk mengevaluasi izin mereka.
"Saya minta sama dia, jangan perlambat-perlambat KKKS. Kalau KKKS sudah dapat cadangan minyak tapi tidak melakukan produksi, kita akan evaluasi izinnya," kata Bahlil.
Bahlil menekankan bahwa pemerintah akan terus mendukung sektor ini, namun tidak ingin tersandera oleh pengusaha. Selain itu ia juga mendorong strategi eksplorasi dan teknologi untuk meningkatkan produksi minyak.
Menurutnya, jika tidak ada upaya untuk menahan laju penurunan produksi, tingkat penurunan alami (natural decline) bisa mencapai 7-15 persen per tahun. "Supaya tidak turun. Karena kalau tidak kita lakukan itu, turunnya itu rata-rata 7-15 persen per tahun. Jadi harus ada strategi untuk menahan decline," kata dia.
(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Diminta Naikkan Lifting Minyak, Begini Strategi Dirjen Migas Baru
