Hilirisasi Wajib Lanjut, Efeknya Gak Main-Main Buat Ekonomi RI

Firda Dwi Muliawati, CNBC Indonesia
14 October 2024 12:33
Menteri ESDM sekaligus Ketua Dewan Pembina REPNAS, Bahlil Lahadalia usai menghadiri acara REPNAS National Conference & Awarding Night Energi Mandiri - Ekonomi Berdikari di Menara Bank Mega, Jakarta, Senin (14/10/2024). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)
Foto: Menteri ESDM sekaligus Ketua Dewan Pembina REPNAS, Bahlil Lahadalia usai menghadiri acara REPNAS National Conference & Awarding Night Energi Mandiri - Ekonomi Berdikari di Menara Bank Mega, Jakarta, Senin (14/10/2024). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan urgensinya program hilirisasi sumber daya alam Indonesia.

Dia pun mengaku telah membuat peta jalan hilirisasi sebagai mesin pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga 2040. Menurutnya, ada potensi penerimaan hingga US$ 618 miliar dari 28 komoditas yang bisa dihilirisasi.

"Ini bukan omon-omon buat hilirisasi US$ 618 miliar. Ini pikiran Pak Prabowo, ini bisa dieksekusi sebagai mesin pertumbuhan," tegas Bahlil dalam acara Rakornas Relawan Pengusaha Muda Nasional (REPNAS) 2024, Senin (14/10/2024).

Bahlil juga menuturkan hilirisasi tidak hanya satu sektor saja, tidak sebatas sektor energi dan batu bara. Tetapi juga menyentuh ke sektor perikanan dan lainnya.

"Kalau ini mampu kita eksekusi, ini kita bisa minimal pertumbuhan ekonomi kita bertambah 2%," tegas Bahlil.

Dia mencontohkan kesuksesan hilirisasi nikel. Pada 2017 dan 2018, ekspor nikel hanya US$ 3,3 miliar. Lalu ekspor nikel mentah disetop agar nikel bisa diolah dan terbukti, ekspor nikel Indonesia saat ini mencapai US$ 30-40 miliar.

"Sudah Rp 500 triliun. bayangkan PPh 21 royalti, multiplier efek ini, kawasan industri ekonomi baru," ujarnya.


(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ekonomi Sulawesi Tengah Tumbuh 11,91% di 2023, Apa Pendorongnya?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular