
7 Update Perang Arab: Muncul 'Gaza Jilid II', Masjid Al-Aqsa Diserbu

Daftar Isi
- Israel Serang Besar-besaran Tepi Barat
- Jumlah Korban Tewas di Gaza
- Hizbullah Umumkan Serangan Pertama ke Tentara Israel
- Drone dari Suriah Meluncur ke Israel
- Puluhan Ekstremis Israel Serbu Masjid Al-Aqsa
- Negara Arab Repsons Israel Bangun Sinagog di Dalam Masjid Al-Aqsa
- UE Beberkan Kemungkinan Sanksi Menteri Sayap Kanan Israel
Jakarta, CNBC Indonesia - Situasi di wilayah Timur Tengah makin memanas. Militer Israel melakukan serangan "paling ekspansif" di Tepi Barat (West Bank) yang diduduki para Rabu dini hari, sementara kelompok Hizbullah dari Lebanon siap untuk menyerang Israel.
Hal tersebut dikhawatirkan bakal menggagalkan serangkaian upaya gencatan senjata dengan Hamas di Gaza.
Berikut update terkait situasi di wilayah tersebut, sebagaimana dihimpun dari berbagai sumber oleh CNBC Indonesia pada Kamis (29/8/2024).
Israel Serang Besar-besaran Tepi Barat
Pasukan Israel kembali melakukan penyerbuan dan serangan udara di beberapa bagian Tepi Barat yang diduduki pada Rabu dini hari waktu setempat. Setidaknya 10 warga Palestina tewas dalam serangan tersebut.
Mengutip CNN International pada Kamis, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengonfirmasi telah meluncurkan operasi kontrateror besar-besaran semalaman dengan Badan Keamanan Israel (ISA) di wilayah Jenin dan Tulkarem di utara Tepi Barat. Operasi gabungan Israel itu melibatkan pesawat nirawak dan buldoser, pasukan militer dan keamanan, empat batalyon Polisi Perbatasan Israel, serta satu unit pasukan rahasia elit.
Menurut Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz operasi itu memang dilakukan untuk "menggagalkan infrastruktur teroris Islam-Iran". Ia mengklaim bahwa Iran sedang berupaya membangun "front timur" melawan Israel.
"Kita harus menghadapi ancaman itu 'sebagaimana kita menghadapi infrastruktur teroris di Gaza', termasuk evakuasi sementara penduduk Palestina dan langkah-langkah apa pun yang diperlukan," tulisnya di media sosial menyinggung potensi penghancuran Tepi Barat seperti "Gaza Jilid II".
"Ini adalah perang untuk semua syarat dan tujuan dan kita harus memenangkannya," klaimnya lagi.
Hal sama juga dikatakan Juru bicara internasional IDF, Letkol. Nadav Shoshani, mencoba membenarkan tindakan mereka di Tepi Barat. Ia mengatakan Israel telah mengidentifikasi "strategi sistematis di Iran" untuk menyelundupkan senjata dan bahan peledak ke Tepi Barat.
Sementara itu, organisasi kemanusiaan Bulan Sabit Merah mengatakan pasukan Israel tak hanya menewaskan 10 orang di Tepi Barat. Serangannya juga melukai 22 orang lain.
Jumlah Korban Tewas di Gaza
Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan serangan militer Israel di Gaza telah menewaskan 68 orang dan melukai 77 orang dalam 24 jam terakhir.
Korban tewas ini menjadikan jumlah korban tewas di wilayah kantong tersebut selama perang mencapai 40.602 orang, dengan 93.855 orang terluka.
Hizbullah Umumkan Serangan Pertama ke Tentara Israel
Dalam pernyataan di Telegram, Hizbullah siap menyerang tentara Israel. Kelompok Lebanon itu mengatakan bahwa mereka menargetkan markas besar Divisi Golan ke-210 tentara Israel di barak Nafah dengan "skuadron pesawat nirawak bunuh diri".
Dikatakan bahwa serangan ini merupakan respons terhadap pembunuhan personel Hizbullah baru-baru ini, seperti dilaporkan Al Jazeera.
Pesawat nirawak ini menjadi inti serangan Hizbullah baru-baru ini terhadap Israel, termasuk serangan balasan hari Minggu atas serangan Israel pada akhir Juli di Beirut.
Drone dari Suriah Meluncur ke Israel
Militer Israel mengatakan sistem pertahanannya menembak jatuh sebuah drone yang menuju negara itu dari Suriah pada Kamis pagi ini.
Penembakan proyektil itu terjadi setelah dugaan serangan Israel kemarin di sebuah pos pemeriksaan Suriah dekat perbatasan Lebanon yang menewaskan empat orang.
Militer Israel juga melakukan serangan udara di sebuah lokasi militer Hizbullah di desa Kfar Kila di Lebanon selatan sambil menembakkan artileri ke sebuah "ancaman" di desa Yarin.
Puluhan Ekstremis Israel Serbu Masjid Al-Aqsa
Kantor berita Wafa melaporkan bahwa sedikitnya 160 pemukim Israel sayap kanan telah memasuki kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem pada Kamis. Mereka berada di bawah perlindungan pasukan keamanan Israel.
Wafa menambahkan bahwa para pemukim melakukan ritual Talmud di sana dan pasukan Israel memperketat tindakan militer mereka di Kota Tua Yerusalem dan membatasi masuknya jamaah Palestina.
Ekstremis Israel telah meningkatkan tindakan mereka terhadap tempat suci umat Islam tersebut dalam beberapa bulan terakhir, mengancam status quo yang rapuh dan memprovokasi anggota dunia Islam.
Pada Juli, Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben-Gvir memasuki masjid tersebut, dalam sebuah tindakan yang dikutuk secara luas oleh masyarakat internasional.
Negara Arab Repsons Israel Bangun Sinagog di Dalam Masjid Al-Aqsa
Arab Saudi merespons wacana Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben-Gvir agar Masjid Al-Aqsa juga dapat digunakan orang Yahudi untuk berdoa. Kecaman diberikan kerajaan Raja Salman bin Abdulaziz melalui pernyataan yang dirilis Kementerian Luar Negeri Saudi.
Negara itu mengatakan dengan tegas menolak pernyataan Ben-Gvir, yang disebut bernada ekstremis dan provokatif. Arab mendesak perlunya menghormati status historis dan hukum Masjid Al-Aqsa.
"Menyerukan kepada masyarakat internasional untuk memikul tanggung jawabnya dan mengakhiri bencana kemanusiaan Palestina," katanya sebagaimana dikutip dari Anadolu Agency, Rabu (28/8/2024).
Ben-Gvir mengklaim pada Senin bahwa orang Yahudi memiliki hak untuk berdoa di Masjid Al-Aqsa. Ia mengatakan bahwa ia akan membangun sinagoge di lokasi yang menjadi titik api tersebut.
Ini adalah pertama kalinya menteri Israel berbicara secara terbuka tentang pembangunan sinagoge di dalam Masjid Al-Aqsa. Namun, ia telah berulang kali menyerukan dalam beberapa bulan terakhir untuk mengizinkan orang Yahudi berdoa di lokasi tersebut.
Perlu diketahui, Masjid Al-Aqsa dianggap sebagai situs tersuci ketiga dalam Islam. Orang Yahudi menyebut daerah itu sebagai Temple Mount, yang diyakini sebagai lokasi dua kuil Yahudi kuno.
Israel menduduki Yerusalem Timur, tempat Al-Aqsa berada, selama Perang Arab-Israel 1967. Pada tahun 1980, Israel mencaplok seluruh kota, langkah yang tidak pernah diakui oleh masyarakat internasional.
UE Beberkan Kemungkinan Sanksi Menteri Sayap Kanan Israel
Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa (UE), Josep Borrell, telah mengemukakan prospek pengenaan sanksi terhadap menteri Israel yang menyerukan pelanggaran hukum internasional.
Berbicara kepada wartawan di Brussels, Borrell mengatakan bahwa ia telah memulai proses untuk menanyakan kepada negara-negara anggota UE "apakah mereka menganggap (sudah) tepat untuk memasukkan dalam daftar sanksi kami beberapa menteri Israel (yang) telah meluncurkan pesan kebencian yang tidak dapat diterima terhadap Palestina, dan mengusulkan hal-hal yang jelas-jelas bertentangan dengan hukum internasional".
Pernyataan Borrell muncul setelah Wakil Perdana Menteri Belgia Petra De Sutter mengatakan bahwa ia akan sepenuhnya mendukung sanksi terhadap menteri sayap kanan Israel Itamar Ben-Gvir dan Bezalel Smotrich, yang telah menyerukan untuk mengusir warga Palestina dari Gaza dan bahkan membangun kembali daerah kantong itu
Selain itu, Irlandia juga mendukung upaya Borrell untuk memberikan sanksi kepada menteri Israel. Hal ini disampaikan Menteri Luar Negeri Irlandia Michael Martin.
"Kami akan mendukung rekomendasi Josep Borrell untuk memberikan sanksi kepada organisasi pemukim di Tepi Barat yang memfasilitasi perluasan pemukiman, dan juga kepada menteri Israel," katanya.
Irlandia, salah satu pendukung Palestina yang paling vokal di Uni Eropa, bergabung dengan Norwegia dan Spanyol dalam mengakui negara Palestina pada Mei lalu.
(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Menteri Garis Keras Israel Mendadak Kunjungi Masjid Al-Aqsa, Ada Apa?
