
Kantor Moeldoko Warning Harga Beras Medium, Bos Bapanas Bilang Begini

Jakarta, CNBC Indonesia - Berdasarkan data Sistem Pemantauan Pasar Kebutuhan Pokok (SP2KP) milik Kementerian Perdagangan (Kemendag) yang dikutip Deputi III Kantor Staf Presiden (KSP) Bidang Perekonomian Edy Priyono, harga beras medium saat ini sudah terbang jauh di atas Harga Eceran Tertinggi (HET), yakni berada di level Rp14.600 per kg.
Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi dengan tegas membantah hal tersebut. Menurutnya, harga beras medium tidak mungkin tembus ke angka Rp14.600 per kg, atau terbang tinggi jauh dari HET.
"Di mana beras medium Rp14.600 (per kg). Engga, coba lihat di Badan Pangan datanya. Engga terlalu jauh kok. Engga Rp14.600 (per kg), enggak. Engga mungkin beras medium segitu. Ayo sekarang sama-sama ke pasar beras, coba lihat beras medium apa benar Rp14.600 (per kg)," bantah Arief saat ditemui di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (26/8/2024).
"Beras medium itu Rp12.500. Enggak, enggak mungkin. Karena beras SPHP (stabilisasi pasokan dan harga pangan) salah satu fungsinya itu untuk stabilisasi. Enggak mungkin, enggak mungkin kalau medium itu Rp14.000-Rp15.000," sambungnya.
Adapun berdasarkan data panel harga Badan Pangan, harga beras medium rata-rata nasional hari ini berada di level Rp13.580 per kg. Data ini diakses pada pukul 15.21 WIB.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi mengatakan, bagi masyarakat yang ingin tetap mendapatkan beras sesuai HET bisa membeli beras SPHP Bulog. Ia mengklaim bahwa stok beras SPHP Bulog dalam jumlah yang mencukupi, sehingga bisa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
"Masyarakat tetap dapat membeli beras sesuai HET dan itu adalah beras Bulog. Jumlahnya cukup banyak, silahkan saja kalau memang membutuhkan beras yang sesuai HET tadi dengan kualitas yang baik, silahkan dibeli beras SPHP dan beras lain yang dijual oleh Perum Bulog. Kita jumlahnya cukup banyak," tukasnya.
![]() Paparan - Deputi III Kantor Staf Presiden (KSP) Bidang Perekonomian Edy Priyono saat Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah Tahun 2024, Senin (26/8/2024). (Tangkapan layar Youtube Kemendagri) |
Harga Beras Medium Stabil di Atas HET
Deputi III Kantor Staf Presiden (KSP) Edy Priyono dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah Tahun 2024, Senin (26/8/2024), mengatakan, ada sejumlah komoditas pangan yang harganya dalam status tidak aman. Yaitu, beras medium, bawang putih, bawang merah, dan daging ayam.
Beras medium dan bawang putih masuk kategori dengan disparitas harga antar daerah sedang, sementara bawang merah dan daging ayam disparitas harganya kategori tinggi.
Terkait harga beras medium, data yang dipaparkan Edy dalam rapat itu menunjukkan, secara rata-rata nasional kini sudah di level Rp14.600 per kg.
"Beras medium, sebenarnya kalau dari sisi kenaikannya, relatif stabil ya kalau dibandingkan secara bulanan, harganya stabil. Cuma stabilnya itu di atas HET (harga eceran tertinggi). Kalau kita rata-ratakan HET-nya Rp13.033 lebih sedikit, sedangkan rata-rata nasional beras medium sudah mencapai Rp14.000-an lebih," kata Edy.
"Ini patut jadi perhatian, khususnya teman-teman di Badan Pangan, mungkin Bulog juga ya, tapi terutama Badan Pangan ya. Apakah mau dilakukan langkah-langkah korektif sehingga menurunkan harga beras, atau mungkin harga lain?," tambahnya.
Di sisi lain, imbuh dia, untuk jangka pendek, KSP kembali meminta Bulog menjalankan usulan yang sudah pernah disampaikan KSP. Yaitu, agar penyaluran KSP dan pelaksanaan pengadaan beras dalam negeri dilakukan selektif. Tidak terpaku pada target daerah.
"Kami mengulang apa yang kami sampaikan 2-3 minggu sebelumnya, teman-teman Bulog melakukan operasi pasar, baik itu SPHP maupun pengadaan dalam negeri secara selektif. Tidak harus seperti target, tapi acuan harusnya harganya," ujar Edy.
"Penyaluran SPHP fokus di daerah yang harganya lebih tinggi dari HET, dan pengadaan dalam negeri yang harga gabahnya masih di bawah HPP (harga pembelian pemerintah)," pungkasnya.
![]() Data beras medium dan Premium, Senin (26/8/2024). (Dok: Kemendag) |
(dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ternyata Ini Alasan Pemerintah Menaikkan Harga Eceran Tertinggi Beras
