Perang Saudara Picu 'Gaza Baru' di Tetangga RI, Warga Muslim Dibantai
Jakarta, CNBC Indonesia - Ketegangan masih terus melanda Maynmar. Negeri Seribu Pagoda itu harus dihadapkan pada perang saudara yang pecah antara junta militer dan milisi etnis prodemokrasi sejak kudeta 2021 lalu.
Namun ada salah satu pihak yang juga menjadi sasaran serangan baik dari junta militer maupun milisi etnis. Mereka adalah Muslim Rohingya, yang telah menjadi sasaran persekusi militer dan warga etnis bahkan sebelum perang dimulai.
Dalam laporan BBC, banyak dari mereka mengaku mendapatkan serangan dari berbagai senjata, mulai dari pesawat tanpa awak, mortir, dan tembakan. Klinik MSF yang beroperasi di Bangladesh mengatakan melihat lonjakan besar jumlah warga Rohingya yang terluka akhir-akhir ini, setengah dari yang terluka adalah wanita dan anak-anak.
Video korban selamat yang dianalisis oleh BBC Verify menunjukkan tepi sungai dipenuhi tubuh-tubuh berlumuran darah, banyak dari mereka adalah wanita dan anak-anak. Tidak ada hitungan pasti tentang jumlah orang yang tewas, tetapi banyak saksi mata mengatakan kepada BBC bahwa mereka melihat banyak sekali mayat.
Para penyintas mengatakan bahwa mereka diserang oleh Tentara Arakan, salah satu kelompok pemberontak terkuat yang saat ini melawan junta militer. Mereka mengatakan bahwa mereka pertama kali diserang di desa mereka, yang memaksa mereka untuk melarikan diri, dan kemudian diserang lagi di tepi sungai saat mereka berusaha melarikan diri.
"Serangan itu dilakukan oleh mereka. Hanya mereka yang berada di daerah kami pada hari itu. Dan mereka telah menyerang kami selama berminggu-minggu. Mereka tidak ingin membiarkan seorang Muslim pun hidup," kata seorang saksi dikutip Rabu (21/8/2024).
Kesaksian yang sama juga diucapkan seorang pedagang Rohingya yang kaya bernama Nizar. Ia yang baru saja menjual tanah dan rumahnya memutuskan untuk lari ke Bangladesh saat Tentara Arakan menyerbu keluarganya. Diketahui, putrinya tewas sementara istri dan kerabatnya terluka parah.
"Putri saya meninggal dalam pelukan saya sambil menyebut nama Allah. Ia tampak begitu damai, seperti sedang tidur. Ia sangat mencintai saya," paparnya.
"Jika Tentara Arakan tidak menembaki kami, lalu siapa yang melakukannya? Dari arah datangnya bom, saya tahu Tentara Arakan ada di sana. Atau apakah itu suara guntur yang jatuh dari langit?"
Ini adalah momen yang genting bagi komunitas Rohingya. Lebih dari satu juta dari mereka melarikan diri ke Bangladesh pada tahun 2017, di mana mereka terus dibatasi di kamp-kamp yang padat dan kumuh.
Lebih banyak lagi yang telah tiba dalam beberapa bulan terakhir saat perang mulai mendekat ke komunitas mereka. Namun kali ini, Bangladesh memperketat penjagaan perbatasan dan membatasi jumlah pengungsi Rohingya yang masuk.
Meskipun ada risiko tertangkap dan dipulangkan ke Myanmar oleh otoritas Bangladesh, sebagian warga Rohingya menyatakan bahwa ingin berbagi rincian kekerasan yang mereka hadapi agar tidak luput dari dokumentasi.
"Puluhan ribu warga Rohingya terancam di sini. Jika Anda bisa, tolong selamatkan kami," ucap seorang pengungsi Rohingya bernama Fayaz.
(luc/luc)