
APBN 2025 Prabowo Meluncur, Ekonom Ingatkan Potensi Melebarnya Defisit
Jakarta, CNBC Indonesia- Presiden Jokowi telah menyampaikan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2025 beserta Nota Keungan dalam Sidang Tahunan MPR/DPR/ DPD RI, 16 Agustus 2025.
Jokowi menargetkan penerimaan pajak sebesar Rp 2.189,3 triliun atau naik sebesar 10,07% dari APBN 2024 sebesar Rp1.988,9 triliun serta defisit sebesar 2,53% dari produk domestik bruto (PDB), atau sebesar Rp 616,2 triliun.
Ekonom Senior & Wakil Menteri Keuangan 2010-2014, Anny Ratnawati menyebutkan penyusunan RAPBN didasarkan atas asumsi-asumsi makro ekonomi yang akan dibahas oleh pemerintah dan DPR sehingga nilainya masih akan dinamis.
Selain itu RAPBN disusun dengan mempersiapkan juga prognosis jangka menengah dan memperhitungkan kondisi ekonomi dan geopolitik global.
Anny menilai target penerimaan pajak dalam RAPBN 2025 relatif realistis dan bisa diterima namun pemerintah harus memperhatikan realitas data APBN 2024 yang berpotensi hanya mencapai 96% imbas turunnya harga komoditas dan lifting migas. Menilik kondisi ini, ekonom mengingatkan pentingnya mitigasi terhadap angka-angka dalam RAPBN 2025 apakah perlu dikoreksi karena akan berdampak pada membengkaknya defisit.
Lalu seperti apa ekonom melihat postur RAPBN 2025? Selengkapnya simak dialog Syarifah Rahma dengan Ekonom Senior & Wakil Menteri Keuangan 2010-2014, Anny Ratnawati dalam Squawk Box, CNBC Indonesia (Senin, 19/08/2024)

-
1.
-
2.
-
3.