Beban Semakin Berat, Wamentan Minta Tambahan Anggaran

Jakarta, CNBC Indonesia - Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono mengajukan tambahan anggaran di RAPBN 2025. Menurutnya, anggaran Kementerian Pertanian (Kementan) di tahun 2025 mengalami penurunan dari tahun 2024.
Padahal, imbuh dia, beban kerja Kementan sangat besar. Hal itu disampaikannya saat Konferensi Pers RAPBN 2025, Transisi Efektif dan APBN Kredibel di Jakarta, Jumat (16/8/2024).
Wamentan mengatakan, sektor pertanian penting karena peneydiaan pangan untuk rakyat.
Juga, sebutnya, Kementan fokus mendorong peningkatan produksi pangan dalam negeri. Sebab, dengan produksi dalam negeri, kemandirian dan ketahanan pangan akan semakin tahan.
"Kan belum tentu, misalnya kurang, kemudian kita impor, belum tentu ada negara mau ekspor bahan pangannya ke kita," ujarnya.
"Dan peningkatan produksi pangan domestik punya fungsi penciptaan lapangan kerja dan menurunkan kemiskinan. Karena lahannya sudah ada, kesejahteraan masyarakat miskin di pelosok bisa kita tingkatkan," tambah Sudaryono.
Sejak tahun 2024, paparnya, Kementan telah menjalankan berbagai aksi yang akan dilanjutkan ke tahun 2025.
"Sebagai latar belakang luas tanam padi kita dari tahun 2015-2019 dibandingkan Oktober 2023-Juni 2024 itu turun 32% atau minus 4,2 juta hektare (ha). Karena itu kita selama hampir selama 1 tahun ini melaksanakan solusi cepat peningkatan produksi padi kita," ungkapnya.
"Pertama dengan mengembalikan alokasi pupuk bersubsidi menjadi 9,55 juta ton dan boleh menggunakan KTP. Kedua adalah program pompanisasi di lahan kering lahan - lahan tadah hujan yang panen sekali. Bagaimana caranya, dipompa air dari sumber terdekat supaya indeks pertanamannya meningkat. Tadinya nggak panen panen 1x, panen 1x jadi 2x, dan panen 2x jadi 3x," sebut Sudaryono.
Langkah lain, lanjutnya, dengan optimalisasi lahan rawa yang biasanya hanya bisa ditanami saat musim kemarau. Sehingga bisa ditanami 2-3 kali dalam setahun.
Juga dengan integrasi padi gogo di antara lahan sawit dan kelapa yang belum menghasilkan.
"Dan itu hasilnya sudah ada. Kalau kita lihat grafiknya, ada peningkatan lahan luas tanam padi kita naik. Dan kita harapkan target kita capai di 2024 ini adalah ada penambahan area tanam baru 1,7 juta hektare. Yang sudah tercapai ada 1 juta hektare. Tinggal kita genjot sedikit, di September sudah mencapai minimal 1,5-1,7 juta hektare bisa tercapai," paparnya.
Tak hanya itu.
Sudaryono menambahkan, Kementan juga fokus pada pencapaian target-target produksi komoditas strategis. Mulai dari perkebunan juga peternakan.
"Kita memiliki program ambisius di 2025 dan ke depan, bagaimana mengembalikan posisi ekspor komoditas pertanian kita kembali ke posisi puncak di negara di dunia," ujar Sudaryono.
"Program strategi Kementan di tahun 2025 seperti sudah saya sampaikan. Kita optimalisasi lahan rawa, pompanisasi, kemudian ada cetak sawah, termasuk juga modernisasi alat pertanian dan metode pertanian. Juga mendukung program makan siang bergizi gratis. Selain itu, penguatan penyuluh pertanian, ujung tombak yang membina dan membimbing petani di lapangan, dan hilirisasi komoditas pertanian," paparnya.
Hanya saja, Sudaryono menyoroti, adanya tren penurunan anggaran Kementan.
"Tren anggaran khusus di Kementerian Pertanian memang kami rasakan anggaran tahun 2025 mengalami penurunan dibanding 2024, tentu saja dengan tanggung jawab, beban kerja, dan tanggung jawab yang besar," katanya.
"Selain itu juga, fokus dari Bapak Presiden Terpilih dan Wakil Presiden Terpilih yang sangat mengedepankan sektor pertanian dalam penyediaan pangan untuk rakyat, tentu saja perlu dari kami, keinginan untuk adanya penambahan anggaran. Sehingga target kinerja bisa tercapai, bahkan bisa melebihi target ditetapkan," pungkas Sudaryono.
(dce/dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Ungkap Strategi RI Pacu Ekonomi, Makan Gratis hingga Hilirisasi
