Anggaran Ketahanan Pangan Era Prabowo Rp124 T, Cukup Atau Tidak?

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo menargetkan belanja negara dalam rancangan anggaran pendapatan dan belanja negara (RAPBN) 2025 senilai Rp 3.613,1 triliun. Sebanyak Rp 124,4 triliun diantaranya diarahkan untuk anggaran ketahanan pangan. Guru Besar IPB Dwi Andreas Santosa menilai, masalah utama dalam perbaikan di bidang pertanian bukan soal anggaran, melainkan keberpihakan pada petani.
"Tidak masalah cukup atau ngga, tapi gimana anggaran yang ada bisa dioptimalkan untuk peningkatan produksi, kesejahteraan petani. Karena kenyataan di 10 tahun terakhir berkebalikan semua," kata Dwi Andreas kepada CNBC Indonesia, Jumat (16/8/2024).
Sebagai gambaran, anggaran untuk pertanian di 10 tahun rezim Jokowi sangat besar, bahkan sudah mendekati 1 kuadriliun. Namun, nyatanya itu tidak berdampak signifikan pada banyak petani karena impor pangan merajalela.
"Total anggaran pangan selama masa pemerintahan Jokowi Rp954 triliun selama 10 tahun. Hasilnya ya tadi produksi pangan kita turun, impor pangan kita melonjak hampir 2x lipat dari US$10,1 miliar jadi US$ 18,8 miliar, impor komoditas pangan defisit dari US$8,9 miliar jadi US$16,3 miliar," kata Dwi Andreas.
Akhirnya kesimpulan bukan masalah di anggaran, tapi kebijakan di pertanian itu sendiri dan pelaksanaan kebijakan di lapangan. Pasalnya meski anggaran pertanian besar namun kenyataan di lapangan petani tidak mendapatkan manfaatnya dengan maksimal.
"Katakan food estate yang sudah jelas pasti gagal dipaksakan, itu memboroskan anggaran, bagi-bagi alsintan (alat dan mesin pertanian), anggaran subsidi pupuk dan sebagainya ketika ngga tepat ya buang anggaran, hasil akhir produksi ngga naik, tapi turun. Jadi bukan soal anggaran, tapi pertanyaan penting apa kebijakan pemerintah tepat atau ngga? Kebijakan pemerintah rasional ngga?" kata Dwi Andreas.
Adapun Rp124,4 triliun diarahkan untuk ketahanan pangan di RAPBN 2025 adalah demi mendukung peningkatan produktivitas, menjaga ketersediaan dan keterjangkauan harga pangan, perbaikan rantai distribusi hasil pertanian, serta meningkatkan akses pembiayaan bagi petani.
(dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sri Mulyani-Tim Prabowo Sepakat Program Makan Bergizi Gratis Rp 71 T
