Internasional

Perdana, Biden Blak-blakan soal Keluar Pilpres AS-Sebut Ini ke Trump

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
12 August 2024 14:08
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden berbicara pada upacara penutupan peringatan 75 tahun NATO di Washington DC, AS, Kamis (11/7/2024). (REUTERS/Yves Herman)
Foto: Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden (REUTERS/Yves Herman)

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden blak-blakan terkait pengunduran dirinya dari pemilihan presiden. Ini merupakan pertama kalinya ia berbicara dalam sebuah wawancara khusus sejak pengunduran diri 

Dalam wawancara dengan CBS Newss, Biden mengatakan membuat keputusan tersebut dibuat karena alasan khusus. Salah satunya untuk mempertahankan demokrasi di negaranya. 

"Jajak pendapat yang kami lakukan menunjukkan bahwa persaingannya ketat, dan akan berlangsung sengit... Namun yang terjadi adalah, sejumlah kolega Demokrat saya di DPR dan Senat mengira bahwa saya akan merugikan mereka dalam pemilihan," kata Biden, seperti dikutip Al Jazeera pada Senin (12/8/2024).

"Dan saya khawatir jika saya tetap dalam pemilihan, itu akan menjadi topik pembicaraan," tambahnya.

"Anda akan mewawancarai saya tentang 'Mengapa (mantan juru bicara DPR) Nancy Pelosi mengatakan...' 'Mengapa si anu...'. Dan saya pikir itu akan benar-benar mengalihkan perhatian."

Perlu diketahui Biden sendiri sudah berusia 81 tahun. Pasca keluar dari pilpres, ia pun membuat keputusan mendukung Wakil Presiden (Wapres) Kamala Harris sebagai kandidat penggantinya pada Juli lalu.

Biden menekankan bahwa selain apa yang ditunjukkan jajak pendapat kepadanya, alasan utama lagi di balik keputusan mundur adalah mempertahankan demokrasi. Ini pun terkait upaya mengalahkan Donald Trump yang kembali menjadi kandidat presiden dari Partai Republik.

"Saya pikir itu penting," ujarnya.

"Karena, meskipun menjadi presiden merupakan kehormatan besar, saya pikir saya memiliki kewajiban kepada negara untuk melakukan apa yang paling penting yang dapat Anda lakukan, yaitu kita harus mengalahkan Trump," katanya.

Jajak pendapat awalnya menunjukkan bahwa Trump unggul atas Biden, termasuk di negara-negara medan pertempuran. Ini setelah penampilan Biden dalam debat pada tanggal 27 Juni.

Namun, masuknya Harris ke dalam persaingan telah mengubah dinamika. Jajak pendapat Ipsos yang diterbitkan pada Kamis menunjukkan Harris memimpin Trump secara nasional dengan perolehan suara 42% berbanding 37% dalam persaingan untuk pemilihan 5 November.

Meskipun Partai Demokrat belum secara resmi mengumumkan Harris sebagai kandidat presidennya, beberapa orang dalam partai tersebut mempertanyakan apakah perempuan tersebut dapat mengalahkan Trump atau tidak.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Biden Umumkan Mau Mundur Pilpres AS Lawan Trump, Tapi...

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular