
Anak Buah Teten Teriak RI Masuk Fase Deindustrialisasi, Ini Buktinya

Jakarta, CNBC Indonesia - Alarm bahaya deindustrialisasi mulai dibunyikan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (KemenKopUKM). Di mana menurut Plt. Deputi Bidang UKM KemenKopUKM, Temmy Setya, Indonesia saat ini sudah mengalami fase penurunan kontribusi industri terhadap perekonomian atau deindustrialisasi. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi industri pada Produk Domestik Bruto (PDB) yang hanya sebesar 20%.
"Saya rasa dalam waktu 10 tahun ke depan usaha kita akan terjadi deindustrialisasi. Saat ini pun sudah terjadi sebetulnya, data PDB industri kita sudah di bawah 20%," kata Temmy dalam acara JITEK di JCC Senayan, Jakarta, Rabu (7/8/2024).
Temmy mengatakan, Indonesia dengan populasinya yang mencapai 270 juta rakyat, membuat Indonesia banyak dimanfaatkan negara lain. Katanya, negara lain banyak melihat Indonesia sebagai pasar potensial.
"Negara lain memandang kita sebagai pasar produk yang sangat potensial. Kalau industri maupun perusahaan di dalam negeri tidak memanfaatkan peluang ini dengan melihat tren yang sedang terjadi, saya rasa dalam waktu 10 tahun ke depan usaha kita akan terjadi deindustrialisasi," ujarnya.
Adapun bilamana fase deindustrialisasi itu terus berlanjut, kata Temmy, Indonesia selanjutnya akan mengalami fenomena margin hunter. Fenomena ini ditandai dengan pergeseran pelaku usaha menjadi distributor.
Pada fase margin hunter nantinya, lanjut Temmy, alih-alih membangun pabrik atau berinvestasi, pelaku usaha akan lebih memilih untuk berburu barang-barang impor yang harganya jauh lebih murah. Sehingga, lapangan kerja pun menjadi berkurang.
"Dampaknya apa kalau terus terjadi? Lapangan kerja akan semakin berkurang karena masuknya impor dan akan terjadi yang namanya margin hunter. Banyak pelaku usaha yang memiliki modal enggak untuk berinvestasi lagi untuk membangun manufaktur baru, atau pabrik baru. (Melainkan) mereka lebih cenderung beli produk impor yang harganya lebih murah dan bisa langsung mendapatkan profit," jelasnya.
Lebih lanjut, dia pun mendorong pemerintah daerah (Pemda) untuk mengagresi satu brand, dalam hal ini Made In Jakarta. Menurutnya, langkah ini membuat kepastian dalam kualitas produk UMKM. Langkah ini juga dapat menjadikan Jakarta sebagai pusat mode fesyen dunia. Pasalnya, Jakarta dinilai menjadi salah satu kota yang potensial untuk berwirausaha.
(wur)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Video: Indonesia Terancam Deindustrialisasi Dini!