Internasional

Alert! Australia Tiba-Tiba Tingkatkan Status Waspada Negara, Ada Apa?

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
05 August 2024 13:08
SailGP Team Australia sails past the Sydney Opera House after winning the Sail Grand Prix event on Sydney Harbour on February 25, 2023. (Photo by DAVID GRAY / AFP) / -- IMAGE RESTRICTED TO EDITORIAL USE - STRICTLY NO COMMERCIAL USE --
Foto: Australia (AFP/DAVID GRAY)

Jakarta, CNBC Indonesia - Australia tiba-tiba menaikkan status waspada di negeri itu. Hal ini terkait ancaman teror di negaranya.

Mengutip AFP, Senin (5/8/2024), Australia menaikkan status dari yang semula "probable" menjadi "possible". Pejabat intelijen tertinggi negara itu mengutip peningkatan "ideologi ekstrem" di dalam negeri menjadi penyebab.

"Lingkungan keamanan Australia sedang memburuk, lebih tidak stabil dan lebih tidak terduga," kata Kepala intelijen Mike Burgess.

Ia mengatakan, sebenarnya tidak ada indikasi serangan yang akan segera terjadi. Tetapi ada peningkatan ancaman kekerasan dalam 12 bulan ke depan.

"Anda telah mendengar saya berkali-kali mengatakan bahwa spionase dan campur tangan asing adalah masalah keamanan utama kami ... intelijen menunjukkan bahwa hal itu tidak lagi akurat," tegasnya.

"Kekerasan bermotif politik sekarang bergabung dengan spionase dan campur tangan asing sebagai masalah keamanan utama kami," ujarnya.

Burgess mengatakan semakin banyak warga Australia yang teradikalisasi. Mereka, tambahnya, semakin bersedia menggunakan kekerasan untuk memajukan tujuan mereka.

"Orang-orang menganut ideologi anti-otoritas, teori konspirasi, dan berbagai keluhan," katanya.

"Beberapa menggabungkan berbagai keyakinan untuk menciptakan ideologi hibrida baru," tegasnya.

Dikatakannya lagi, ideologi ekstrem telah meningkat selama pandemi COVID-19. Tapi kini, makin naik karena konflik Israel-Hamas.

"Eskalasi konflik di Timur Tengah, khususnya di Lebanon selatan, akan menimbulkan ketegangan lebih lanjut, memperburuk ketegangan, dan berpotensi memicu keluhan," katanya memperingatkan.

"Dalam empat bulan terakhir, delapan serangan atau gangguan diduga atau berpotensi terkait teror," jelasnya menolak berkomentar secara rinci.

Dalam satu serangan besar pada bulan April, seorang anak laki-laki berusia 16 tahun diduga menikam seorang Asyur Uskup Kristen. Ini terjadi selama kebaktian gereja Sydney yang disiarkan langsung.

Burgess mengatakan tidak ada satu pun rencana teror yang diselidiki oleh ASIO tahun lalu yang terinspirasi oleh peristiwa di Gaza. Meskipun konflik tersebut berdampak dengan memicu keluhan, protes, perpecahan, dan intoleransi.

"Juga tidak akurat untuk menyatakan serangan atau rencana teroris berikutnya kemungkinan besar dimotivasi oleh pandangan yang menyimpang dari agama tertentu atau ideologi tertentu," katanya.

"Ancamannya menyeluruh," tambahnya.

Media Sosial

Media sosial dan aplikasi terenkripsi juga membuat ancaman "lebih sulit diprediksi dan diidentifikasi". Internet dan media sosial menurutnya, adalah platform utama untuk radikalisasi dan penggunaan enkripsi oleh setiap subjek investigasi yang dilakukan.

"Dalam lanskap ancaman baru, serangan kemungkinan besar melibatkan individu atau kelompok kecil dengan senjata sederhana, yang sering kali bertindak dengan sedikit atau tanpa peringatan atau perencanaan, kata Burgess.

PM Albanese

Sementara itu, Perdana Menteri (PM) Australia Anthony Albanese mengatakan dia telah meningkatkan tingkat ancaman negara itu menyusul saran dari badan keamanan. Pemerintah juga telah bekerja sama dengan perusahaan media sosial untuk menghapus konten ekstrem dan kekerasan serta menguji coba teknologi verifikasi usia.

"Saran yang kami terima adalah bahwa semakin banyak warga Australia yang menganut berbagai ideologi ekstrem yang lebih beragam dan merupakan tanggung jawab kami untuk waspada," katanya dalam konferensi pers.

"Pemerintah di seluruh dunia khawatir tentang radikalisasi pemuda, radikalisasi daring, dan munculnya ideologi campuran baru," tambahnya.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pantai Telanjang Bikin Geger Australia, Ada Apa?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular