PDB Kuartal II-2024

Data Ekonomi RI Terbaru: Isi Kantong Warga Sampai Utang Pemerintah!

Redaksi, CNBC Indonesia
05 August 2024 05:45
Sempat Krisis, Begini Tren Ekonomi RI di Periode Kedua Jokowi
Foto: Infografis/Sempat Krisis, Begini Tren Ekonomi RI di Periode Kedua Jokowi/ Ilham Restu
Daftar Isi

Jakarta, CNBC Indonesia-Badan Pusat Statistik (BPS) hari ini akan mengumumkan realisasi pertumbuhan ekonomi selama kuartal II-2024. Meski pemerintah masih optimis, akan tetapi beberapa pihak mulai melihat ekonomi melambat dengan sejumlah indikator.

Berikut rangkuman CNBC Indonesia mengenai data ekonomi Indonesia pada April-Juni 2024:

Indeks Keyakinan Konsumen

Sejumlah indikator menunjukkan konsumsi Indonesia tengah melandai. Kondisi tersebut tercermin dari terjadinya deflasi, menurunnya Indeks Kepercayaan Konsumen (IKK), hingga turunnya penjualan mobil.

IKK yang dirilis Bank Indonesia (BI) menunjukkan terjadinya penurunan dari titik tertingginya pada April 2024 yakni sebesar 127,7 kemudian terus menurun hingga menyentuh 123,3 pada Juni 2024. Sebagai informasi, angka tersebut merupakan yang terendah sejak Februari 2024.

Seluruh kelompok pengeluaran masyarakat mengalami penurunan indeks. Diikuti pola anomali, yaitu tabungan para konsumen itu ikut turun, yang menandakan pendapatan mereka tak cukup untuk memenuhi kebutuhan pokok.

Untuk optimisme konsumen yang turun per pengeluaran, yakni kelompok pengeluaran Rp 1-2 juta turun dari 114,9 pada Mei 2024 menjadi 109,2 pada Juni 2024, kelompok pengeluaran Rp 2,1-3 juta angka indeksnya turun dari 119,6 menjadi 116,5, kelompok Rp 3,1-4 juta turun dari 127,4 ke 124,8, kelompok Rp 4,1-5 juta turun dari 129,1 ke 127,9, sementara kelompok di atas Rp 5 juta naik dari 127,8 menjadi hanya 130,3.

Penjualan Kendaraan Bermotor

Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia atau Gaikindo menunjukkan penjualan motor pada kuartal II-2024 atau April-Juni mencapai 1,44 juta unit. Jumlah tersebut naik 4,21% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sebaliknya, penjualan mobil ambruk 13,8% menjadi 192.944 unit pada periode April-Juni 2024.

PMI Manufaktur

Purchasing Managers' Index (PMI) Manufaktur Indonesia tercatat mengalami kontraksi sejak 2021 atau tiga tahun terakhir.

S&P Global pada Kamis (1/8/2024) telah merilis data PMI Manufaktur Indonesia, yang menunjukkan jatuh dan terkontraksi ke 49,3 pada Juli 2024. PMI Manufaktur Indonesia terus memburuk dan turun selama empat bulan terakhir yakni sejak April-Juli 2024. Artinya, pada kuartal II-2024 terus terjadi penurunan PMI Manufaktur Indonesia secara terus menerus di mana salah satunya disebabkan oleh melemahnya permintaan dari domestik.

Deflasi 3 Bulan Beruntun

Terjadinya deflasi dalam tiga bulan beruntun juga bisa mengindikasikan adanya pelemahan daya beli. BPS mencatat Indeks Harga Konsumen (IHK) sudah mengalami penurunan atau deflasi (month to month/mtm) sepanjang Mei-Juli 2024. Kondisi ini sangat langka terjadi karena deflasi selama tiga bulan beruntun hanya terjadi dua kali dalam 38 tahun terakhir yakni pada 1999 dan 2020.

Harga pangan memang melandai tetapi harga saat ini sudah jauh di atas dua tahun lalu. artinya, masyarakat harus mengeluarkan uang lebih banya untuk membeli barang dengan volume yang sama.

Data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPSN )atas data bulanan menunjukkan harga beras dalam dua tahun terakhir atau pada periode Agustus 2022-Juli 2024 sudah melesat Rp 3.600 atau 28% per kg pada Juli 2024, harga minyak goreng sudah melesat Rp 1.300 atau 9,12% dan harga gula pasir menanjak Rp 3.200 per kg atau 20,4%.

Harga beras bahkan terus mencetak rekor demi rekor dan sempat menembus Rp 18.000/kg di beberapa wilayah pada Februari 2024.

Ekspor Mulai Menciut

Kontribusi ekspor dalam menopang ekonomi diperkirakan semakin berkurang sejalan dengan melandainya harga komoditas seperti batu bara dan minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO). Kondisi tersebut membuat pertumbuhan ekspor semakin menipis sehingga kemampuannya dalam mendongrak ekonomi berkurang.

Nilai ekspor pada kuartal II-2024 tercatat US$ 62,79 miliar atau tumbuh 1,94% dibandingkan periode yang sama tahun lalu (yoy). Sebagai perbandingan, ekspor masih tumbuh 2,7% pada kuartal II-2023.

Sebaliknya, nilai impor pada kuartal April-Juni 2024 meningkat 1,8% (yoy). Sebagai perbandingan, pada April-Juni 2023, impor masih terkontraksi.

Data Realisasi Investasi

Data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat realisasi investasi di Indonesia pada kuartal II-2024 mencapai Rp428,4 triliun. Capaian tersebut didorong oleh pertumbuhan penanaman modal asing (PMA) sebesar Rp217,3 triliun sementara penanaman modal dalam negeri (PMDN) sebesar Rp211,1 triliun.

Secara tahunan, investasi tumbuh 22,5% (yoy) pada kuartal II-2024. Pertumbuhan ini lebih tinggi dibandingkan kuartal II-2023 yang hanya 15,7%. Meningkatnya investasi diharapkan bisa menopang PDB di tengah lesunya konsumsi dan ekspor.

Namun perlu dicatat jika realisasi investasi yang dicatat BKPM di luar investasi sektor hulu migas, perbankan, lembaga keuangan non bank, asuransi, sewa guna usaha, industri rumah tangga, dan usaha mikro dan usaha kecil

Rupiah Melemah

Nilai tukar rupiah bergerak pada level Rp16.300 per dolar AS. Jika dibandingkan dengan level akhir Desember 2023, nilai tukar Rupiah melemah 5,48% ytd sejalan dengan kondisi global, namun masih lebih rendah dibandingkan dengan pelemahan mata uang negara-negara kawasan, seperti Won Korea (6,93% ytd) dan Yen Jepang (8,27% ytd).

Setoran Negara Anjlok, APBN Defisit

Pendapatan negara terkontraksi 6,2% yoy, sedangkan belanja negara tumbuh sebesar 11,3% yoy. Dengan kinerja tesebut, APBN mencatatkan defisit sebesar Rp77,3 triliun atau 0,34% PDB, tetap terkendali dengan keseimbangan primer masih surplus sebesar Rp162,7 triliun.

Total Utang Pemerintah

Utang pemerintah kembali menumpuk pada Semester I 2024. Data per akhir Juni 2024 menjadi sebesar Rp 8.444,87 triliun, atau naik 1,09% dari data per akhir Mei 2024 sebesar Rp 8.353,02 triliun

Kenaikan utang sebesar Rp 91,85 triliun itu membuat rasio utang terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) mencapai 39,13%. Rasio utang itu naik dari catatan per akhir bulan lalu yang masih sebesar 38,71%.


(mij/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Video: Lebaran Hingga Bansos & Pilpres, Pendorong Ekonomi RI Q1-2024

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular