
Iran Balas Dendam Kematian Haniyeh, AS Langsung Kerahkan Jet Tempur

Jakarta, CNBC Indonesia - Pejabat tinggi Iran akan bertemu dengan perwakilan sekutu regional Iran dari Lebanon, Irak, dan Yaman pada hari Kamis (8/8) mendatang, untuk membahas pembalasan terhadap Israel setelah pemimpin Hamas Ismail Haniyeh terbunuh di Teheran.
Melansir Reuters, konflik Israel dengan Iran dan proksinya meluas setelah pembunuhan Ismail Haniyeh di Teheran pada hari Rabu (31/7) pekan ini. Sebelumnya, komandan senior Hizbullah juga terbunuh pada Selasa (30/7) dalam serangan Israel di pinggiran ibu kota Lebanon, Beirut.
Berdasarkan sumber Reuters, perwakilan dari sekutu Iran di Palestina, Hamas dan Jihad Islam, serta gerakan Houthi di Yaman yang didukung Teheran, Hizbullah di Lebanon, dan kelompok perlawanan Irak akan menghadiri pertemuan di Teheran.
"Iran dan anggota perlawanan akan melakukan penilaian menyeluruh setelah pertemuan di Teheran untuk menemukan cara terbaik dan paling efektif untuk membalas terhadap rezim Zionis (Israel)," kata seorang pejabat senior Iran, yang mengetahui langsung pertemuan tersebut, seperti dikutip Sabtu (3/8/2024) dari Reuters.
Pejabat Iran lainnya mengatakan, Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei dan anggota senior Garda Revolusi elit Iran juga akan hadir dalam pertemuan tersebut.
"Saat ini sedang dikaji bagaimana Iran dan kubu perlawanan akan merespons... Ini pasti akan terjadi dan rezim Zionis (Israel) niscaya akan menyesalinya," kata Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran, Jenderal Mohammad Baqeri kepada TV pemerintah pada hari Kamis.
Iran dan Hamas menuduh Israel melakukan serangan yang menewaskan Haniyeh beberapa jam setelah ia menghadiri pelantikan presiden baru Iran di Teheran pada hari Rabu. Namun, pejabat Israel belum mengklaim bertanggung jawab atas serangan yang memicu ancaman balas dendam terhadap Israel, dan menambah kekhawatiran bahwa konflik Israel-Hamas di Gaza berubah menjadi perang habis-habisan di Timur Tengah.
Kepala angkatan udara Israel Tomer Bar, berbicara pada upacara wisuda militer di Israel pada Rabu malam, memperingatkan Israel akan bertindak terhadap siapa pun yang berencana menyakiti warganya.
"Kami juga sangat siap dalam hal pertahanan. Ratusan prajurit pertahanan udara, beserta personel kontrol udara, ditempatkan di seluruh negeri dengan sistem terbaik, siap melaksanakan misi mereka," kata Bar.
Sebagai informasi, Haniyeh dan pemimpin Jihad Islam, Ziad al-Nakhala, serta perwakilan senior gerakan Houthi Yaman yang didukung Teheran dan Hizbullah Lebanon menghadiri upacara pelantikan presiden baru Iran di Teheran pada hari Selasa lalu.
Sementara Wakil pemimpin Hizbullah Naim Qassim dan anggota parlemen Hassan Fadlallah berada di Iran untuk pelantikan dan tetap di sana untuk pemakaman serta pertemuan, kata sumber yang mengetahui pemikiran Hizbullah.
Dampak Besar Pembunuhan Haniyeh
Sayap bersenjata Hamas mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pembunuhan Haniyeh akan "membawa pertempuran ke dimensi baru dan memiliki dampak besar". Iran mengatakan, AS memikul tanggung jawab karena dukungannya terhadap Israel.
"Iran meminta komandan utama kelompok perlawanan Irak untuk pergi ke Teheran pada hari Rabu untuk menghadiri pertemuan mendesak guna membahas pembalasan terhadap serangan Israel baru-baru ini, termasuk di Lebanon dan Iran serta serangan AS di Irak," kata seorang komandan lokal milisi Irak.
Sumber milisi lainnya mengatakan, komandan kelompok perlawanan pergi untuk menghadiri pemakaman Haniyeh dan juga untuk menghadiri "pertemuan mendesak" guna memutuskan langkah selanjutnya untuk membalas dendam terhadap Israel dan Amerika Serikat.
Sekretaris Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran, Ali Akbar mengatakan, "Semua lini perlawanan akan membalas dendam atas darah Haniyeh," katanya kepada kantor berita semi-resmi Iran, Mehr.
AS Kerahkan Lebih Banyak Pesawat Tempur ke Timur Tengah
Sementara itu, pada tanggal 2 Agustus 2024 Pentagon mengumumkan bahwa lebih banyak pesawat tempur dan aset militer lainnya yang dikerahkan ke Timur Tengah. Pesawat tersebut, serta kapal penjelajah dan kapal perusak yang mampu menahan rudal balistik, dan kemampuan darat-ke-udara, dimaksudkan untuk menangkis serangan Iran terhadap Israel dan meningkatkan pasukan AS di wilayah tersebut setelah tewasnya pemimpin politik Hamas Ismail Haniyeh akibat ledakan di Teheran.
Melansir Air & Space Forces, Pentagon kemungkinan akan mengirim pesawat tempur Angkatan Udara AS tambahan.
"Departemen Pertahanan terus mengambil langkah-langkah untuk mengurangi kemungkinan eskalasi regional oleh Iran atau mitra dan proksi Iran," kata Wakil Sekretaris Pers Pentagon Sabrina Singh dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip Sabtu (3/8/2024) dari Air & Space Forces.
"Untuk tujuan itu, Menteri Austin telah memerintahkan penyesuaian postur militer AS yang dirancang untuk meningkatkan perlindungan pasukan AS, untuk meningkatkan dukungan bagi pertahanan Israel, dan untuk memastikan Amerika Serikat siap menanggapi berbagai kemungkinan," sambungnya.
Singh mengatakan, pengerahan skuadron tempur tambahan ke Timur Tengah akan memberikan peningkatan kemampuan dukungan udara defensif.
Gedung Putih mengatakan, Presiden Joe Biden dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah membahas penempatan militer defensif AS yang baru melalui panggilan telepon pada tanggal 1 Agustus 2024 kemarin. Kemudian, Menteri Pertahanan Lloyd J. Austin III memerintahkan langkah-langkah tersebut pada keesokan harinya, tanggal 2 Agustus 2024.
"Austin berbicara dengan mitranya dari Israel Yoav Gallant pada pagi hari tanggal 2 Agustus dan memberi tahu Gallant tentang perubahan postur kekuatan pertahanan yang sedang berlangsung dan di masa mendatang," kata Pentagon.
Pembunuhan Haniyeh di jantung ibu kota Iran kemungkinan dilakukan oleh Israel, meskipun Israel belum mengonfirmasi bahwa Israel bertanggung jawab atas pembunuhan tersebut. Setelah Iran mengatakan akan membalas Israel, Biden dan Austin mengatakan AS akan membela Israel dari serangan Iran.
Kapal perang tersebut akan dikerahkan ke Timur Tengah di wilayah tanggung jawab Komando Pusat AS dan Komando Eropa AS, yang meliputi Mediterania timur dekat Israel. Kapal induk USS Abraham Lincoln dan kelompok penyerangnya yang terdiri dari kapal-kapal pendamping akan menggantikan kelompok penyerang kapal induk USS Theodore Roosevelt di Komando Pusat AS.
USS Theodore Roosevelt telah berada di wilayah tersebut selama dua bulan terakhir setelah dikerahkan kembali ke Timur Tengah dari Pasifik. USS Wasp, kapal serbu amfibi yang membawa pesawat, dan Kelompok Siap Amfibi/Unit Ekspedisi Marinir (ARG/MEU) juga telah beroperasi di Mediterania timur.
Pentagon mengatakan, mereka juga akan meningkatkan kesiapan untuk mengerahkan pertahanan rudal balistik darat tambahan.
Jet tempur Angkatan Udara AS menembak jatuh lebih dari 80 pesawat nirawak yang diluncurkan Iran terhadap Israel pada malam tanggal 13 April dan dini hari tanggal 14 April, sebagai bagian dari pertahanan sekutu yang berhasil menetralkan serangan yang melibatkan sekitar 300 rudal dan pesawat nirawak.
Di antara pesawat USAF tersebut adalah F-15E dari Skuadron Tempur ke-494 di RAF Lakenheath, Inggris, dan dari Skuadron Tempur ke-335 dari Pangkalan Angkatan Udara Seymour-Johnson, F-16 NCUS juga ikut serta, begitu pula jet tempur koalisi dan kapal Angkatan Laut AS di wilayah tersebut. Namun, sebagian besar pertahanan udara dan rudal ditangani oleh Israel, dengan menggunakan rudal permukaan-ke-udara dan pesawatnya sendiri.
Pada bulan April, saat serangan Iran tampak akan segera terjadi, F-15E tambahan dikerahkan ke wilayah tersebut sehari sebelum serangan April.
"Mereka berada tepat di tengah penerbangan, dan itu menunjukkan tingkat pelatihan dan kemampuan kami," kata Ketua Kepala Staf Gabungan Angkatan Udara Jenderal Charles Q. Brown Jr. kepada wartawan, Jumat (26/4/2024).
AS telah merotasi pasukan tambahan di kawasan tersebut segera setelah serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 terjadi di Israel, di mana kelompok itu menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyandera 250 orang.
"Seperti yang telah kami tunjukkan sejak Oktober dan sekali lagi pada April, pertahanan global Amerika Serikat bersifat dinamis dan Departemen Pertahanan mempertahankan kemampuan untuk melakukan pengerahan pasukan dalam waktu singkat guna menghadapi ancaman keamanan nasional yang terus berkembang," kata Singh.
Kini, saat Iran menyusun rencana balasan atas pembunuhan Haniyeh, Austin mengatakan AS sekali lagi siap membantu pertahanan Israel.
"Jika Israel diserang, kami pasti akan membantu," kata Austin kepada wartawan pada Rabu (31/7/2024).
"Anda melihat kami melakukan itu pada bulan April. Anda dapat berharap melihat kami melakukannya lagi. Namun, kami tidak ingin melihat semua itu terjadi. Kami akan bekerja keras untuk memastikan bahwa kami melakukan hal-hal yang dapat membantu meredakan ketegangan dan mengatasi masalah melalui cara-cara diplomatik," pungkasnya.
(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Perang Arab Menggila, Brigade Al-Qassam Janji Bawa Israel ke Jurang
