
Pengamat UI: Kematian Haniyeh Picu Perang Israel VS Iran, AS VS Rusia

Jakarta, CNBC Indonesia - Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia (UI) yang juga Rektor Universitas Jenderal A. Yani, Hikmahanto Juwana, buka suara terkait serangan yang menewaskan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh di Teheran, Iran, Rabu. Ia mengungkapkan potensi perang meluas antara Israel dengan Iran.
Sebelumnya, Ismail Haniyeh tewas dalam sebuah serangan udara di rumahnya di Teheran. Ia sendiri berada di Teheran untuk menghadiri pelantikan presiden baru Iran, Masoud Pezeshkian.
Hamas menuding bahwa Israel merupakan dalang dari serangan yang menewaskan Haniyeh dan satu orang pengawalnya itu. Namun belum jelas apakah serangan itu dilakukan via rudal yang diluncurkan dari darat atau jenis serbuan misil yang diluncurkan oleh drone.
Menurut Hikmahanto, serangan semacam ini dapat membawa meningkatkan eskalasi antara Iran dan Israel ke level perang. Menurutnya, ada tiga alasan mengapa dua rival regional itu bisa menuju pada konflik berbahaya.
Pertama, ini terkait bagaimana sikap Hamas yang menuding Israel. Di sisi lain, Iran, sejauh ini telah menjadi salah satu sponsor terkuat kelompok itu dan telah memberikan restu bagi para proksinya untuk menyerang Israel dengan harapan menghentikan Tel Aviv dalam menyerang Gaza.
"Hamas akan menuduh Israel berada dibelakang terbunuhnya Haniyeh mengingat Israel sudah mendeklarasikan akan mengejar petinggi Hamas, termasuk Haniyeh. Lalu ada pernyataan dari pejabat di Israel pasca tewasnya Haniyeh yg mengatakan dunia akan lebih baik," paparnya dalam sebuah pesan singkat kepada CNBC Indonesia, Kamis (1/8/2024).
Kedua, saat ini Iran sedang melakukan penyelidikan apakah Israel berada di belakang peluncuran peluru kendali ke kediaman Haniyeh. Bila ini benar, hal ini telah membuktikan pelanggaran Israel atas wilayah kedaulatan Iran.
"Kalau memang Israel berada dibelakang ini semua, maka Iran bisa mengklaim kedaulatan negaranya dilanggar oleh Israel dan karenanya Iran bisa menyerang Israel atas hak bela dirinya berdasarkan Pasal 51 Piagam PBB," tuturnya.
Ketiga, Hikmahanto juga menjelaskan potensi pelibatan negara-negara besar dalam perang keduanya. Diketahui, Amerika Serikat (AS) telah berkomitmen untuk mendukung Israel bila negara itu diserang dan, di sisi lain, rival Washington, Rusia, memiliki hubungan yang dekat dengan Iran.
"Bla Israel diserang dan AS melindungi Israel, bukannya tidak mungkin Rusia akan berada di belakang Iran," tambahnya.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jika Perang Sama Israel Meletus, Iran Bakal Dibantu Negara-Negara Ini
