
BPS Rakit Radar Baru Cari Kelas Menengah yang 'Hilang' Saat Covid-19

Jakarta, CNBC Indonesia-Badan Pusat Statistik (BPS) tengah meracik klasifikasi baru terkait kondisi perekonomian masyarakat Indonesia. Hitung-hitungan ini dilakukan untuk mencari tahu proporsi kelas menengah RI yang disebut turun setelah pandemi Covid-19.
"Kami sedang menghitung karena kan pendekatan penghitungan untuk kelas menengah berbeda-beda," kata Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti di kantornya, Jakarta, Kamis, (1/8/2024).
Amalia mengatakan saat ini BPS masih melakukan perhitungan di internal. Dia bilang banyak cara untuk menghitung proporsi kelas menengah dari populasi di Indonesia.
Masalahnya, kata dia, parameter untuk menghitung masyarakat kelas menengah itu beragam. Alat ukur inilah yang sedang diracik oleh BPS.
"Ini kita masih internal dihitung. Nanti kita lihat datanya ya," kata dia.
Sebelumnya, kalangan ekonom memperkirakan porsi kelas menengah di Indonesia berkurang cukup signifikan setelah pandemi Covid-19. Menggunakan standar kelas menengah yang dibuat Bank Dunia, ekonom senior Chatib Basri menjadi salah satu yang menyoroti isu ini.
Chatib menyatakan proporsi kelas menengah turun dari 21% pada 2019 menjadi 17% pada 2023. Di saat yang sama, kelas ekonomi yang berada di bawahnya, yaitu Aspire Middle Class (AMC) dan kelompok rentan ikut naik. Pergeseran proporsi itu mengindikasikan kelas menengah banyak yang jatuh 'miskin'.
Ekonom berpendapat fenomena kelas menengah turun kelas ini disebabkan oleh banyaknya PHK selama pandemi. Mereka kemudian beralih ke pekerjaan informal.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Suharso Monoarfa meragukan kesimpulan itu. Dia berpendapat kelas menengah tidak turun kelas. Mereka hanya bermigrasi dari pekerjaan formal ke sektor yang lebih informal atau self-employee merujuk pada istilah yang digunakan Suharso.
Dia mengatakan migrasi ini belum tentu menyebabkan pendapatan mereka menurun. Dia bilang sektor pekerjaan itu hanya belum terdata oleh BPS.
(rsa/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 10 Tahun Era Jokowi, 67,69 Juta Warga Kelas Menengah RI Nyaris Miskin