RI Punya Kawasan Industri Raksasa Baru, Ini Dia Penyalur Sumber Gasnya

Firda Dwi Muliawati, CNBC Indonesia
Kamis, 01/08/2024 13:47 WIB
Foto: Fasilitas Penerima Gas atau On Shore Receiving Facilites (ORF) Pipa Transmisi Gas Cirebon-Semarang (Cisem) Tahap 1 di Tambak Rejo, Semarang, Jawa Tengah, yang dioperasikan PT Pertamina Gas (Pertagas). (Dok. Pertagas)

Jakarta, CNBC Indonesia - Proyek Strategis Nasional (PSN) Pipa Transmisi Gas Cirebon-Semarang (Cisem) Tahap 1 kini semakin optimal. Hal ini seiring dengan mulai beroperasinya Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang, Jawa Tengah, yang diresmikan pada Jumat (26/07/2024) lalu.

Demi kelancaran distribusi gas untuk KIT Batang ini, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif pun meninjau langsung fasilitas penerima gas atau Onshore Receiving Facility (ORF) Pipa Cisem Tahap 1 di Tambak Rejo, Semarang, Jawa Tengah, Jumat (26/07/2024).

Menteri ESDM Arifin Tasrif turut didampingi oleh Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto, Direktur Utama PGN Arif Setyawan Handoko, Direktur Komersial PGN Ratih Esti Prihatini, serta Direktur Teknik dan Operasi Pertagas Indra P. Sembiring, GM Operation East Region Hendra Tria Putra, dan Kepala Balai Besar Lemigas Kementerian ESDM Mustafid Gunawan.


Pada kesempatan ini juga kali pertama gas dialirkan ke pabrik kaca PT KCC Glass Indonesia, perusahaan asal Korea Selatan, dengan potensi penyaluran hingga 8 miliar British thermal unit per hari (BBTUD).

Berdasarkan data Subholding Gas Pertamina PT PGN Tbk, dengan terintegrasinya infrastruktur energi ini, penyerapan gas di Jawa Tengah mengalami peningkatan menjadi 60-70 miliar British thermal unit per hari (BBTUD), dari sebelumnya 48 BBTUD.

Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan, gas yang dialirkan ke KIT Batang ini berasal dari Lapangan Gas Jambaran Tiung Biru, Wilayah Kerja Blora dan Long Term Plan Wilayah Kerja Cepu dari Lapangan Cendana - Alas Tua, dan Wilayah Kerja Tuban dari Lapangan Sumber-2.

Arifin menyebut, gas tersebut dialirkan melalui PSN Pipa Gas Cirebon-Semarang (Cisem) Tahap 1 Ruas Semarang-Batang.

"Dengan memanfaatkan infrastruktur Pipa Gas Cisem, benefit yang akan didapatkan industri adalah harga gas akan lebih terjangkau untuk memenuhi kebutuhan gas dalam negeri pada industri, pembangkit listrik, komersil dan rumah tangga," tutur Arifin.

Penyalur Sumber Gas

Lantas, siapakah penyalur gas untuk KIT Batang tersebut?

Ternyata, penyalur gas untuk KIT Batang yaitu PT Pertamina Gas (Pertagas), anak usaha dari PT PGN Tbk (PGAS) yang merupakan Subholding Gas Pertamina.

Pertagas merupakan operator dalam pengoperasian Pipa Gas Cirebon-Semarang (Cisem) Tahap 1. Adapun fasilitas penerima gas untuk proyek Pipa Cisem Tahap 1 yaitu Onshore Receiving Facility (ORF) Tambak Rejo, Semarang, Jawa Tengah.

Gambarannya, gas bumi mengalir dari Lapangan Jambaran Tiung Biru dan beberapa lapangan gas lainnya melalui Pipa Gresik - Semarang (Gresem) yang secara teknis dikelola tekanan dan pembagiannya di ORF Tambak Rejo, lalu disalurkan menuju konsumen, seperti kawasan-kawasan industri.

Pipa Cisem Tahap I, Ruas Semarang-Batang merupakan jalur pipa transmisi gas sepanjang 62 km mulai dari Semarang sampai dengan Batang. Pipa Cisem ini dibangun untuk memenuhi kebutuhan Kawasan Industri Kendal (KIK) dan Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB), serta kawasan-kawasan industri lainnya di sepanjang Pipa Transmisi Cisem Tahap I.

Adapun aset tersebut dibangun oleh Kementerian ESDM menggunakan dana APBN sebagai Proyek Strategis Nasional (PSN) dan dikelola oleh Lemigas dan Pertamina Gas (Pertagas) sebagai Operation & Maintenance (O&M).

Direktur Teknik dan Operasi Pertagas Indra P. Sembiring mengatakan, Pertagas akan terus mendukung program pemerintah untuk menyambungkan dan mengintegrasikan pipa transmisi gas dari Sumatera ke Jawa.

Bila pipa transmisi gas di Pulau Jawa telah tersambung, maka ini akan menghubungkan dan mengalirkan gas dari daerah surplus gas, seperti di Jawa Timur, ke dearah yang mengalami defisit gas, seperti di Jawa Barat. Selain itu, integrasi pipa transmisi ini tentunya akan memunculkan kawasan ekonomi baru karena kemudahan akses sumber energi.

"Pertagas akan terus mendukung dan mengambil peran dalam integrasi pipa transmisi Sumatera-Jawa. Karena jika pipa-pipa tersebut sudah dapat tersambung, maka penyaluran gas bumi akan dapat terkoneksi dari wilayah Jawa Timur ke Jawa Barat. Sehingga surplus pasokan gas bumi di Jawa Timur dapat memenuhi defisit kebutuhan gas di Jawa Barat," tuturnya.

Dia pun memastikan bahwa pihaknya sudah dan akan terus menjalankan standar operasi yang ada demi menjaga keandalan penyaluran gas kepada konsumen akhir.

"PT Pertamina Gas, selaku operator dalam pengoperasian pipa gas Cirebon-Semarang (Cisem) tahap I, sudah menjalankan standar operasi yang ada untuk terus menjaga keandalan penyaluran gas kepada end user," ucapnya.

Pertagas sebagai pemain utama dalam penyediaan infrastruktur energi di Indonesia, memiliki jaringan pipa transmisi gas bumi sepanjang 2.713 km yang terkoneksi dengan pipa transmisi milik Sub Holding Gas. Hal ini merupakan milestone penting dalam upaya mengintegrasikan pipa transmisi gas bumi dari Pulau Sumatera hingga Jawa nantinya.

Selain itu, pipa Pertagas selama ini juga telah menyalurkan gas bumi untuk kebutuhan industri strategis nasional, seperti pupuk, kilang, kelistrikan, baja dan industri pengguna akhir lainnya di Indonesia.

Agar utilisasi gas ini semakin optimal, Pertagas pun berusaha mengintegrasikan pipa transmisi gas bumi dari Sumatera hingga Jawa melalui tiga tahap, yaitu interkoneksi, integrasi, dan interoperability.

Tahap pertama yakni interkoneksi pipa gas yang sudah dimulai sejak 2020 dengan integrasi pipa South Sumatra West Java (SSWJ) milik Subholding Gas PT PGN, dengan pipa WJA milik Pertagas. Tahapan interkoneksi ini akan paralel berjalan dengan tahapan lainnya.

Tahap kedua, yaitu integrasi sistem operasi, rute dan skema komersial lintas pipa transmisi. Serta tahap terakhir, yakni interoperability, diharapkan mampu menciptakan fleksibilitas penyaluran yang akan dikoordinasikan secara operasionalnya di tim Integrated Command Center.

Sebelumnya, Direktur Infrastruktur dan Teknologi PGN Harry Budi Sidharta sempat mengatakan, dengan integrasi infrastruktur Pipa Gresem, Pipa Cisem I dan pipa distribusi Subholding Gas, dapat memberikan layanan gas bumi yang makin optimum dan telah dipersiapkan secara desain untuk menunjang apabila ada kebutuhan permintaan gas yang besar.

Berkat integrasi infrastruktur gas bumi ini, volume penyerapan gas pipa di Jawa Tengah semakin meningkat yang sebelumnya PGN melakukan pioneering infrastruktur gas bumi 10 tahun lalu menggunakan moda transportasi CNG.

"Integrasi infrastruktur ini juga menegaskan komitmen PGN dalam memenuhi kebutuhan di wilayah baru dan menyalurkan manfaat gas bumi yang bersumber dari sumur domestik untuk pengguna-pengguna domestik dalam rangka menumbuhkan titik ekonomi baru," ujar Harry.


(wia)
Saksikan video di bawah ini:

Bahlil: Otak Saya Sekarang di Minyak Aja, Mikir Cara Lifting Naik

Pages