
Ekspor RI ke Negara Arab Kawasan Teluk Kecil, FTA Jadi Solusi Zulhas

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan (Zulhas) menyebut nilai perdagangan Indonesia ke negara-negara Arab di kawasan Teluk Gulf (Gulf Cooperation Council/ GCC), yakni Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Qatar, Kuwait, Bahrain, dan Oman masih sangat kecil. Besarannya masih hanya US$15 miliar, di mana RI masih defisit US$3,5 miliar.
"Kita punya hubungan ribuan tahun tapi dagangnya kecil, hanya US$15 miliar. Itupun kita defisit US$3,5 miliar. Defisit itu karena selama ini kita dengan GCC urusannya domestic worker, haji, dan umrah. Nggak naik-naik pangkat kita, sudah 70 tahun gitu terus," kata Zulhas kepada wartawan usai peluncuran Indonesia-GCC Free Trade Agreement (I-GCC FTA) di Auditorium Kemendag, Jakarta Pusat, Rabu (31/7/2024).
Dengan adanya kesepakatan perundingan ini, Zulhas optimistis ekspor perdagangan Indonesia ke negara-negara kawasan Teluk bisa meningkat. Di mana nantinya dalam rangkaian perundingan I-GCC FTA, kata dia, pengusaha-pengusaha besar dari Indonesia dan GCC akan bertemu untuk merealisasikan hubungan usaha yang kuat, sampai dengan investasi yang menguntungkan bagi kedua belah pihak.
![]() Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan bersama Sekretaris Jenderal Gulf Cooperation Council (GCC) Jasem Mohamed AI Budaiwi menandatangani perjanjian kerja sama di Auditorium Kemendag, Jakarta Pusat, Rabu (31/7/2024). (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky) |
Lebih lanjut, Zulhas mengakui kecilnya perdagangan Indonesia ke negara-negara GCC, karena barang dan jasa Indonesia masih belum sesuai dengan standar negara tujuan ekspor. Selain itu, belum adanya perjanjian dagang antar kedua negara tersebut, menurutnya juga menjadi faktor yang menghambat perdagangan Indonesia.
"Dagangnya kecil karena hambatan perdagangan. Kita mengirim apa coba? Ngirim jasa dokter, standar belum sama. Mau kirim masakan ikan, standar kesehatannya belum sama. Mau kirim susah karena tidak ada agreement mengenai perdagangan," tukasnya.
Ia pun menargetkan perundingan I-GCC FTA rampung tahun 2026, atau dalam waktu dua tahun ke depan.
"Tentu untuk mendukung itu perlu ada satu perjanjian. Itulah saya lima kali ke Timur Tengah, baru ini bisa dimulai perundingan mengenai FTA terjadi. Mudah-mudahan dua tahun selesai," pungkas Zulhas.
(dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Mendag: Satgas Impor Ilegal Tak Akan Razia Barang Impor di Ritel
