
Alasan Perang Gaza Sulit Berakhir, Ternyata Ini yang Dilakukan Israel

Jakarta, CNBC Indonesia - Pihak negosiator perdamaian Israel dilaporkan berupaya mengubah rencana gencatan senjata Gaza dan pembebasan sandera oleh Hamas. Hal ini disebutkan oleh seorang pejabat Barat, seorang warga Palestina, serta dua sumber Mesir yang berbicara kepada Reuters, Jumat (26/7/2024).
Dalam laporan itu, disebutkan Israel mau setiap warga Gaza Utara yang ingin kembali ke rumah saat perdamaian tercapai melewati proses pemeriksaan lebih lanjut. Hal ini disebabkan karena Tel Aviv khawatir para warga Gaza ini dapat menjadi penyokong sel Hamas yang kemungkinan belum berhasil dilumpuhkan.
Namun sumber-sumber Palestina dan Mesir menyebut Hamas menolak keras hal ini. Pasalnya, kesepakatan sebelumnya mengizinkan warga sipil yang melarikan diri ke Gaza Selatan untuk kembali ke rumah mereka di Gaza Utara dengan bebas.
"Para negosiator Israel menginginkan mekanisme pemeriksaan bagi penduduk sipil yang kembali ke Gaza Utara, di mana mereka khawatir penduduk ini dapat mendukung pejuang Hamas yang masih bertahan di sana," kata pejabat Barat yang terlibat dalam pembicaraan itu.
Hal lain yang menjadi perdebatan adalah tuntutan Israel untuk mempertahankan kendali atas perbatasan Gaza dengan Mesir. Kairo menolak hal ini karena dianggap berada di luar kerangka kesepakatan akhir yang diterima oleh musuh-musuh.
"Tak hanya itu, Israel juga menolak untuk menarik pasukan mereka dari sebidang tanah sepanjang sembilan mil (14 km) di sepanjang perbatasan dengan Mesir yang disebut oleh Israel sebagai koridor Philadelphia," tambah para sumber itu.
Kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Gedung Putih, dan Kementerian Luar Negeri Mesir tidak segera menanggapi permintaan komentar atas tuntutan Israel tersebut.
Perubahan ini sendiri terjadi saat pihak Amerika Serikat (AS) dan Israel mengatakan telah terjadi langkah signifikan dalam perdamaian antara Tel Aviv dengan Hamas. Beberapa pekan lalu, PBB meloloskan resolusi perdamaian yang diinisiasi Presiden AS Joe Biden, yang membagi proses kesepakatan dalam tiga tahap.
"Ada beberapa hal yang kami butuhkan dari Hamas, dan ada beberapa hal yang kami butuhkan dari pihak Israel. Dan saya pikir Anda akan melihat hal itu terjadi di sini selama minggu mendatang," kata pejabat tersebut.
Namun progres ini ditolak mentah-mentah oleh Hamas. Kelompok itu menyebut AS berusaha menutupi tindakan Netanyahu yang sebenarnya ingin merusak kesepakatan tersebut
"Netanyahu masih menunda-nunda. Sejauh ini tidak ada perubahan dalam pendiriannya," kata pejabat senior Hamas Sami Abu Zuhri, yang tidak mengomentari secara langsung tuntutan Israel tersebut.
Perang antara Israel dan Hamas pecah setelah milisi Gaza itu membunuh 1.200 orang dan menyandera sekitar 250 orang dalam serangan 7 Oktober yang memicu perang tersebut. Israel mengatakan pihaknya yakin Hamas masih menyandera 116 orang, termasuk 42 orang yang menurut militer tewas.
Sementara itu, sejauh ini 39.000 warga Palestina tewas dalam serangan Israel ke Gaza. Serangan itu juga menghancurkan lebih dari 70% infrastruktur di wilayah pesisir itu.
(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Update Perang Gaza: Presiden Israel Minta Maaf-Hamas Beri Penjelasan
