Internasional

3 Kebohongan Netanyahu Saat Pidato di Depan Kongres AS, Cek Faktanya

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
26 July 2024 15:50
Israeli Prime Minister Benjamin Netanyahu addresses a joint meeting of Congress at the U.S. Capitol in Washington, U.S., July 24, 2024. REUTERS/Kevin Mohatt
Foto: REUTERS/Kevin Mohatt
Daftar Isi

Jakarta, CNBC Indonesia - Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu berpidato di depan Kongres Amerika Serikat (AS), Rabu (24/7/2024). Hal ini dilakukannya sebagai upaya meyakinkan parlemen Negeri Paman Sam untuk tetap membela Israel dalam serangannya ke Gaza Palestina yang saat ini dikecam dunia.

Dalam pidatonya, Netanyahu berbicara terkait sejumlah aspek serangan militernya di Gaza, mulai dari persenjataan, opini dunia, hingga bantuan terhadap warga sipil di wilayah kantong Palestina itu.

Namun ada beberapa poin yang dianggap disampaikan Netanyahu secara tidak tepat. Berikut poin-poin tersebut sebagaimana dijelaskan The Guardian, Jumat (26/7/2024):

1. Bantuan Makanan

Dalam forum itu, Netanyahu menyebut tuduhan Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) atas pelanggaran perang Israel terkait pemenuhan pangan bagi warga Gaza sebagai omong kosong. Ia menyebut Tel Aviv telah mengirimkan setengah juta ton makanan ke warga sipil wilayah itu.

"Ini benar-benar omong kosong. Ini rekayasa belaka. Israel telah mengizinkan lebih dari 40.000 truk bantuan memasuki Gaza. Itu berarti setengah juta ton makanan!," katanya

Menurut data PBB, 28.018 truk bantuan telah memasuki Gaza sejak perang dimulai. Rute ke wilayah itu tidak lagi mencakup penyeberangan Rafah, yang diserbu pasukan Israel pada awal Mei.

Sejak saat itu, hanya 2.835 truk yang masuk melalui persimpangan Kerem Shalom di Selatan dan Erez di Utara. Jumlah truk tersebut hanya mengirimkan sebagian kecil dari bantuan yang dibutuhkan.

Organisasi-organisasi bantuan menuduh Israel sengaja menghalangi bantuan memasuki Gaza. Salah satu yang menuding Tel Aviv adalah direktur Oxfam untuk Timur Tengah dan Afrika Utara, Sally Abi Khalil.

"Otoritas Israel tidak hanya gagal memfasilitasi upaya bantuan internasional tetapi juga secara aktif menghalanginya."

Awal tahun ini, otoritas terkemuka dunia tentang kelaparan, Klasifikasi Fase Keamanan Pangan Terpadu, memperingatkan bahwa Gaza berada di ambang kelaparan.

"Situasi di Gaza masih sangat buruk dan ada resiko kelaparan yang tinggi dan berkelanjutan di seluruh Jalur Gaza. Sifat krisis yang berkepanjangan berarti bahwa risiko ini tetap tinggi setidaknya seperti yang terjadi selama beberapa bulan terakhir," ujar lembaga itu.

2. Mengamankan Warga Sipil

Netanyahu mengklaim Israel menyebarkan jutaan selebaran, mengirim jutaan pesan teks, serta melakukan ratusan ribu panggilan telepon untuk menyelamatkan warga sipil Palestina dari bahaya serangannya ke wilayah itu.

Namun, tindakan seperti itu sering kali gagal menghentikan warga sipil yang terjebak di zona perang, seperti yang ditunjukkan minggu ini ketika pasukan Israel mengeluarkan perintah evakuasi yang memengaruhi sekitar 400.000 orang di Khan Younis.

Kantor PBB untuk urusan kemanusiaan, OCHA, mengatakan pengumuman Israel seringkali tidak menyertakan waktu bagi warga sipil untuk mengetahui dari wilayah mana mereka harus pergi atau ke mana mereka harus pergi.

Awal bulan ini, Kepala OCHA, Andrea De Domenico, mengatakan 90% penduduk Gaza terpaksa mengungsi setidaknya sekali dan banyak yang mengungsi sebanyak 10 kali. Sementara pasukan Israel telah melabeli daerah tertentu seperti Al Mawasi sebagai "zona kemanusiaan," ada serangan udara di daerah yang sebelumnya ditetapkan sebagai daerah aman.

Badan PBB untuk pengungsi Palestina, UNRWA , memperkirakan bahwa lebih dari 80% dari total luas wilayah Jalur Gaza "telah ditempatkan di bawah perintah evakuasi atau ditetapkan sebagai zona terlarang".

3. Negosiasi dengan Hamas

Netanyahu tidak menjabarkan poin gencatan senjata dengan Hamas. Namun ia merujuk pada negosiasi yang sedang berlangsung.

Netanyahu menegaskan bahwa hanya tekanan militer terhadap Hamas yang akan mendorong mereka untuk menandatangani kesepakatan gencatan senjata. Ia juga menegaskan bahwa pasukan Israel mungkin akan tetap berada di Gaza dalam jangka panjang.

Dari segi sandera, Netanyahu memuji operasi militer Israel yang membebaskan empat sandera tetapi menewaskan sedikitnya 274 warga Palestina bulan lalu. Menurut perkiraan terbaru, diperkirakan ada 114 sandera yang masih berada di Gaza, meskipun ini termasuk sejumlah tawanan yang tewas yang tidak disebutkan jumlahnya.

Mereka yang mengetahui negosiasi penyanderaan, sejumlah besar warga Israel, dan bahkan beberapa keluarga sandera, menuduh Netanyahu menghalangi kesepakatan tersebut. Sebuah jajak pendapat yang diterbitkan oleh Channel 12 News Israel menyebut memulangkan para sandera lebih penting daripada melanjutkan pertempuran di Gaza.

"Tekanan militer selama lebih dari sembilan bulan hanya mengakibatkan terbunuhnya para sandera dan banyak warga Palestina yang tidak ikut berperang. Buat kesepakatan sekarang!," kata mantan negosiator Israel Gershon Baskin bulan ini.


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Netanyahu Tiba-Tiba Terbang ke AS & Pidato Depan Kongres, Ini Isinya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular