Internasional

Breaking: Netanyahu Tuduh Hamas Ingkari Kesepakatan Gencatan Senjata

luc, CNBC Indonesia
16 January 2025 17:16
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menyatakan pada Selasa (17/12/2024) bahwa pasukan Israel akan tetap berada di zona penyangga perbatasan Suriah, terutama di puncak Gunung Hermon,
Foto: Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menyatakan pada Selasa (17/12/2024) bahwa pasukan Israel akan tetap berada di zona penyangga perbatasan Suriah, terutama di puncak Gunung Hermon, "hingga tercapai kesepakatan lain yang dapat menjamin keamanan Israel." (Tangkapan Layar Video AP/ISRAEL GOVERNMENT PRESS OFFICE)

Jakarta, CNBC Indonesia - Israel pada Kamis (16/1/2025) menuduh Hamas mundur dari beberapa bagian kesepakatan gencatan senjata di Gaza yang diumumkan sehari sebelumnya, sehingga menyebabkan kabinet tidak akan bertemu untuk membahas kesepakatan itu sampai ada konfirmasi dari Hamas.

"Hamas telah mengingkari beberapa bagian dari kesepakatan yang dicapai dengan para mediator dan Israel dalam upaya untuk mendapatkan konsesi tambahan di menit terakhir," kata kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dalam sebuah pernyataan, dilansir AFP.

Dia menambahkan bahwa situasi tersebut menciptakan "krisis di menit terakhir." Pernyataan itu tidak memerinci bagian mana dari kesepakatan yang menjadi masalah.

Pernyataan itu juga menambahkan bahwa kabinet Israel, yang belum menyetujui kesepakatan tersebut, "tidak akan bersidang sampai para mediator memberitahu Israel bahwa Hamas telah menerima semua elemen dari kesepakatan tersebut."

Sebelumnya, mediator utama, Qatar, pada Rabu (15/1/2025) mengatakan bahwa Israel dan Hamas telah menyetujui gencatan senjata di Gaza yang akan dimulai pada Minggu (19/1/2025), bersama dengan pertukaran sandera dan tahanan setelah lebih dari 15 bulan perang.

Amerika Serikat juga mengumumkan kesepakatan tersebut, yang sebagian besar mereproduksi kerangka kerja dari cetak biru yang dipresentasikan oleh Presiden Joe Biden pada Mei 2024.

Sheikh Mohammed bin Abdulrahman bin Jassim Al-Thani, Perdana Menteri Qatar, mengatakan bahwa 33 sandera Israel akan dibebaskan pada fase pertama kesepakatan yang berlangsung selama 42 hari.


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Hampir 1.000 Masjid di Gaza Rusak Akibat Serangan Israel

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular