Restrukturisasi Kredit Diperpanjang, Airlangga: Untuk KUR Akad 2022

Arrijal Rachman, CNBC Indonesia
24 July 2024 16:55
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto menyampaikan keterangan saat konferensi pers terkait Kondisi Fundamental Ekonomi Terkini dan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025 di Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak, Jakarta, Senin (24/6/2024). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)
Foto: Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto menyampaikan keterangan saat konferensi pers terkait Kondisi Fundamental Ekonomi Terkini dan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025 di Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak, Jakarta, Senin (24/6/2024). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kebijakan perpanjangan restrukturisasi kredit telah pemerintah putuskan berjalan. Namun, sebatas untuk kredit usaha rakyat (KUR) yang akadnya dilakukan pada 2022.

"Kan sudah. Khusus untuk KUR yang berbasis akad kredit 2022 sesuai regulasi yang ada di OJK," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto saat ditemui di kantornya, Jakarta, Rabu (24/7/2024).

Airlangga mengatakan, nantinya pelaksanaan kebijakan perpanjangan restrukturisasi untuk KUR itu akan diatur secara khusus oleh Otoritas Jasa Keuangan atau OJK. Namun, ia belum bisa memastikan tanggal pasti pelaksanaannya.

Sebagaimana diketahui, kebijakan perpanjangan restrukturisasi ini untuk menjaga kinerja perbankan yang tengah tertekan oleh rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL). Ini sebagaimana dikatakan Senior Vice President Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Trioksa Siahaan.

Ia berujar program restrukturisasi kredit Covid-19 telah terbukti berhasil untuk menjaga kinerja bank pada saat masa pandemi. Namun, setelah dicabut, kinerja perbankan pun kompak tertekan.

"Kita lihat memang tekanan kepada kinerja bank, terutama untuk menjaga NPL, kinerja bank yang bagus, juga sepertinya agak susah bagi perbankan," ujarnya kepada CNBC Indonesia, belum lama ini.

Bank Indonesia pun telah mencatat NPL segmen usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) memburuk. Diikuti pula dengan pertumbuhan kredit yang jauh di bawah rata-rata industri.

Deputi Gubernur Bank Indonesia Juda Agung mengatakan bahwa NPL kredit UMKM per Mei 2024 sebesar 4%. Angka ini merangkak naik bila dibandingkan dengan kondisi awal tahun.

"Terkait kredit UMKM kami lihat NPL sedikit naik sekitar 4% dan pertumbuhan 5,68% yoy," kata Juda dalam konferensi pers Hasil Rapat Dewan Gubernur Juli 2024, Rabu (17/7/2024).

Akan tetapi, kabar baiknya bahwa berdasarkan pengamatan BI, bank yang menyalurkan banyak kredit UMKM memiliki cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) yang kuat untuk melindungi dari risiko. Selain itu bank- bank tersebut memiliki rasio permodalan lebih dari 20%.

"Jadi dari sisi perbankan, saya kira ini cukup kuat untuk cover risiko yang ada," kata Juda.


(arj/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pengusaha Merapat! Program Restrukturisasi Mesin OTW Meluncur Lagi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular