Banyak Warga Kelas Menengah RI 'Turun Kelas', Segini Pengeluarannya!

Arrijal Rachman, CNBC Indonesia
24 July 2024 14:25
Business People Handshake Greeting Deal at work.
Foto: Freepik

Jakarta, CNBC Indonesia - Rata-rata gaji bersih karyawan atau buruh di Indonesia sebulan sebagian besar habis hanya untuk membeli makan, terutama untuk kuintil pengeluaran menengah hingga terkecil atau 1-3. Sedangkan kuintil terbesar atau 5 porsi pengeluaran untuk makanan terbilang sangat minim di bawah 40% dari pendapatannya.

Mengutip data terakhir Badan Pusat Statistik (BPS) tentang Pengeluaran untuk Konsumsi Penduduk Indonesia Survei Ekonomi Nasional (Susenas) Maret 2023, pangsa pengeluaran pangan untuk kuintil I sebesar 62,37%, kuintil II 59,98%, kuintil III 57,56%, kuintil IV 54,13%, dan kuintil V hanya 39,42%.

Sementara itu, rata-rata upah atau gaji bersih selama sebulan para buruh atau karyawan hanya sebesar Rp 3.178.227 berdasarkan data Keadaan Angkatan Kerja di Indonesia per Agustus 2023. Tertinggi di Jakarta, sebesar Rp 5.532.624, sedangkan terendah di Jawa Tengah Rp 2.321.344.

Di tengah besarnya pangsa pengeluaran makanan untuk kuintil terendah sampai menengah itu, Menteri Keuangan era 2013-2014 Chatib Basri mengungkapkan, data Mandiri Spending Index (MSI) menunjukkan porsi pengeluaran untuk groceries atau bahan makanan meningkat saat ini dari 13,9% menjadi 27,4% dari total pengeluaran.

"Hukum Engel mengajarkan semakin rendah pendapatan seseorang, semakin besar porsi konsumsi makanan dalam total pengeluarannya," kata Chatib Basri kepada CNBC Indonesia, Rabu (24/7/2024).

Maka, tak heran, ketika tekanan inflasi, khususnya harga pangan meningkat, daya beli masyarakat dengan pendapatan terbawah hingga menengah itu mengalami tekanan. Bahkan, jumlah kelas menengah di Indonesia menurutnya terus merosot sejak 2019 atau sebelum adanya Pandemi Covid-19.

Ia mengatakan, data Bank Dunia mengungkapkan pada 2018, kelas menengah sebesar 23% dari jumlah penduduk sedangkan 2019 tersisa 21% seiring membengkaknya kelompok kelas menengah rentan atau aspiring middle class (AMC) dari 47% menjadi 48%.

"Kecenderungan ini terus terjadi. Tahun 2023, kelas menengah turun menjadi 17%, AMC naik menjadi 49%, kelompok rentan meningkat menjadi 23%. Artinya sejak 2019, sebagian dari kelas menengah "turun kelas" menjadi AMC dan AMC turun menjadi kelompok rentan," tegas Chatib.

Dengan garis kemiskinan tahun 2024 sekitar Rp 550.000, Chatib menjelaskan mereka dengan pengeluaran Rp 1,9 juta-Rp 9,3 juta per bulan masuk kategori kelas menengah. AMC adalah kelompok pengeluaran 1,5-3,5 kali di atas garis kemiskinan atau Rp 825.000-Rp 1,9 juta. Adapun rentan miskin, kelompok pengeluaran 1-1,5 kali di atas garis kemiskinan atau Rp 550.000-Rp 825.000 per bulan.

Meningkatnya porsi pengeluaran untuk groceries atau bahan makanan terhadap pendapatan sebetulnya tak aneh karena Inflasi bahan pangan bergejolak atau volatile food naik sejak Januari 2024 hingga mencapai level tertingginya pada Maret 2024 sebesar 10,33%, sebelum akhirnya turun pada Juni 2024 ke posisi 5,96%. Per Mei saja, level inflasi bahan pangan bergejolak masih sebesar 8,14%, jauh di atas kenaikan rata-rata gaji di Indonesia.

Sementara itu, mengutip catatan Bank Indonesia kenaikan gaji untuk aparatur sipil negara atau ASN pada periode 2019-2024 hanya sebesar 6,5% dengan catatan untuk periode 2020-2023 tak ada kenaikan gaji ASN. Adapun, kenaikan UMR atau gaji pegawai swasta rata-rata hanya 4,9% pada 2020-2024.

Kenaikan pendapatan yang tak mampu membendung tingginya tekanan inflasi itu menurut Analis Senior dari Indonesia Strategic and Economic Action Institution Ronny P Sasmita menjadi penyebab utama lesunya tingkat konsumsi rumah tangga beberapa waktu terakhir.

"Kenaikan pendapatan telah terlebih dahulu dinetralisir oleh inflasi. Walhasil, konsumsi akan cenderung stagnan. Jikapun ada, peningkatannya sangat kecil," tutur Ronny.


(arj/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Video: Nasib Kelas Menengah, Gaji Naik 'Seadanya' & Daya Beli Merosot!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular