Internasional

Eropa Pecah! Ribut soal Negara Ini yang Ogah Bantu Ukraina-Dekat Rusia

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
23 July 2024 16:10
Orang-orang menghadiri rapat umum pro-pemerintah yang diberi nama 'Pawai Perdamaian', seminggu menjelang pemilu di seluruh Uni Eropa, di Budapest, Hongaria, 1 Juni 2024. (REUTERS/Bernadett Szabo)
Foto: Orang-orang menghadiri rapat umum pro-pemerintah yang diberi nama 'Pawai Perdamaian', seminggu menjelang pemilu di seluruh Uni Eropa, di Budapest, Hongaria, 1 Juni 2024. (REUTERS/Bernadett Szabo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Uni Eropa (UE) telah mencabut hak Hungaria untuk menjadi tuan rumah pertemuan para menteri luar negeri dan pertahanan Eropa berikutnya. Hal ini didasari sikap Budapest dalam perang antara Rusia dan Ukraina, di mana negara itu seringkali menolak bantuan untuk Kyiv dan menjaga hubungan baik dengan Moskow.

Setiap 6 bulan, di bawah setiap kepemimpinan dewan yang baru, para menteri luar negeri dan pertahanan UE mengadakan pertemuan informal untuk membahas masalah-masalah global terbesar yang dihadapi blok tersebut.

Rangkaian pertemuan berikutnya sejatinya akan berlangsung pada tanggal 28-30 Agustus di Budapest. Namun untuk pertemuan ini, Kepala Kebijakan Luar Negeri UE, Josep Borrell, mengumumkan bahwa pertemuan tersebut akan diadakan di Brussels dan bukan Budapest.

Borrell mengatakan bahwa sikap Hungaria yang terus berdekatan dengan Rusia harus memiliki konsekuensi. Apalagi, Perdana Menteri (PM) Hungaria Viktor Orban baru saja pulang dari Rusia untuk bertemu Presiden Vladimir Putin.

"Saya pikir pantas untuk menunjukkan perasaan ini dan menyerukan pertemuan dewan luar negeri dan pertahanan berikutnya di Brussels," ujar Borrell, dilansir BBC, Senin (22/7/2024).

Menyusul keputusan tersebut, Menteri Luar Negeri Hongaria Peter Szijjarto menulis di Facebooknya bahwa UE mengambil langkah luar biasa. Ia menggambarkan tindakan tersebut sebagai tindakan yang 'sangat kekanak-kanakan'.

"Sungguh respons luar biasa yang mereka berikan. Saya tidak ingin menyakiti perasaan siapa pun, tapi rasanya seperti berada di taman kanak-kanak," tuturnya.

Orban sendiri dikenal vokal dalam mengkritik langkah UE untuk memberikan bantuan pada Ukraina dan menjatuhkan sanksi kepada Rusia. Tahun lalu, ia berulang kali menggunakan hak veto Hungaria untuk menunda paket bantuan keuangan non-militer senilai 50 miliar euro (Rp 881 triliun) kepada Kyiv.

Terkait pertemuannya dengan Putin, Orban menggambarkannya sebagai bagian dari apa yang digambarkan sebagai 'misi perdamaian'. Meski begitu, muncul kritik dari beberapa negara UE.

Ketua Komisi Eropa Ursula von der Leyen menggambarkannya sebagai tindakan yang tidak pantas. Perdana Menteri Finlandia Petteri Orpo mengatakan Orban "tidak mempunyai mandat untuk bernegosiasi atau berdiskusi atas nama UE".

Selain itu, Perdana Menteri Swedia Ulf Kristersson mengatakan perjalanan Orban tersebut mengirimkan "sinyal yang salah kepada dunia luar dan merupakan penghinaan terhadap perjuangan untuk kebebasan rakyat Ukraina".


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Anggota NATO Blokir Bantuan Senjata untuk Ukraina, Uni Eropa Ngamuk

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular