Pedagang Buka-bukaan, Keramik Impor Asal China Benar Dibanderol Murah

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
22 July 2024 14:55
Keramik. (CNBC Indonesia/Ferry Sandi)
Foto: Keramik. (CNBC Indonesia/Ferry Sandi)

Jakarta, CNBC Indonesia - Gempuran produk impor ke pasar keramik Indonesia ternyata benar adanya. Pantauan CNBC Indonesia di beberapa toko yang ada berada di Rawasari, Jakarta Timur menyatakan ikut menjual keramik impor dari China. Penjual beralasan, keramik dari China ini memiliki harga yang lebih rendah dibanding keramik lokal.

"Bedanya jauh, seperti granite ukuran 60x60 cm untuk lokal kita jual Rp 250 ribu/m2 khususnya yang bermotif. Kalau produk impor kita jual di bawah Rp 200 ribu/m2, tergantung dari kualitasnya," kata Lani, penjual keramik di kawasan Rawasari kepada CNBC Indonesia, Senin (22/7/2024).

Salah satu keramik impor ialah produk yang diimpor oleh BDA Granite Tile serta Belano Granite Tile. Produk keduanya yang paling banyak menyebar di pasaran ialah granite, sedangkan permintaan atas keramik biasa terlihat jarang.

"Kebiasaan masyarakat juga sekarang mulai beralih dari keramik biasa ke granite karena dianggap lebih kuat dan tahan lama," katanya.

Murahnya harga keramik impor menjadikannya sebagai pilihan bagi konsumen dengan budget atau kesediaan biaya yang tidak banyak.

Namun, konsumen perlu memikirkan sisi lain dari keramik China ini, yakni soal ketahanan.

Penjual dari toko lainnya yakni Widi mengungkapkan, produk lokal memiliki ketahanan lebih baik, salah satunya terlihat dari sisi ketebalan yang lebih kuat.

"Impor China tidak begitu tebal, ketebalan paling 8mm atau di bawah itu, kalau lokal lebih tebal sampai 10mm makanya lebih kuat karena lebih tebal. Dari sisi berat 1 kardus keramik lokal yang isinya 4 keramik itu bisa 30kg, kalau keramik impor sekitar 24 kg," ujarnya.

Keluhan Pengusaha Keramik Nasional

Sebelumnya, pengusaha industri keramik nasional berang menghadapi produk impor dari China. Harga keramik impor asal China yang terlalu murah membuat industri keramik dalam negeri tidak bisa berbuat banyak dalam persaingan.

"Para importir menerapkan Predatory Pricing di mana sengaja menjual produk import jauh di bawah biaya produksi keramik nasional," kata ketua Umum Asosiasi Keramik Indonesia (ASAKI) Edy Suyanto kepada CNBC Indonesia, Senin (1/7/2024).

Indonesia menjadi sasaran karena penjualan di negara lain tengah lesu, utamanya pasar tradisional yang selama ini menjadi pasar penjualan China. Bahkan ada campur tangan pemerintah negara asal dalam menyebarnya keramik impor di Indonesia.


(dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pengusaha Teriak, Keramik Impor Super Murah Asal China Hajar Pasar RI

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular