Internasional

Geng 'Ribuan Triliun' Bicara Tanda Kiamat, Teriak ke Pemerintah Dunia

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
Selasa, 16/07/2024 16:55 WIB
Foto: Pexels

Jakarta, CNBC Indonesia - Sejumlah bisnis raksasa yang tergabung dalam "Kelompok Triliunan Dolar" telah memberikan peringatan baru kepada pemerintah negara-negara di seluruh dunia. Hal ini terungkap dari sebuah surat yang diberikan kepada Reuters, Selasa (16/7/2024).

Dalam surat itu, sejumlah 132 perusahaan dengan pendapatan gabungan sebesar US$ 1,1 triliun (Rp 17.832 triliun) telah meminta pemerintah negara-negara dunia untuk menerapkan kebijakan yang lebih ketat guna mencapai tujuan PBB dalam menghentikan kerusakan alam pada akhir dekade ini.

"Aksi korporasi sukarela tidak cukup. Pemerintah perlu memastikan dunia usaha dan pelaku keuangan melindungi dan memulihkan alam," tulis surat yang dikoordinasikan oleh kelompok advokasi Business For Nature itu.


Kelompok yang berisi perusahaan seperti Unilever, L'Occitane, Danone, Holcim, dan Iberdrola itu menyebut bahwa kerusakan lingkungan akan sangat berdampak bagi kehidupan manusia dan bisnis-bisnis raksasa itu.

Mereka menyebut kerugian yang jauh lebih besar akan timbul dari hilangnya spesies karena produksi pangan bergantung pada berkurangnya jumlah penyerbuk, misalnya, dan terganggunya sistem air yang bergantung pada ekosistem yang rentan.

"Jika kita tidak fokus pada alam, jika kita tidak fokus pada keanekaragaman hayati, bisnis yang kita jalankan mungkin tidak akan ada lagi di tahun-tahun mendatang," kata Rishi Kalra, direktur eksekutif dan kepala keuangan grup Olam Food Ingredients (Ofi), salah satu pemasok bahan makanan dan minuman terbesar di dunia.

Salah satu contoh konkret untuk membuktikan kerugian adalah deforestasi di hutan hujan Amazon di Brasil. Hal ini mengurangi curah hujan dan mengubah pola cuaca di kawasan pertanian penting yang memasok sebagian besar kedelai dan daging sapi dunia.

"Tanpa alam, tanpa air, mustahil ada kehidupan manusia, bahkan tidak berkembang, tapi hanya ada," kata CEO Nestle Amerika Latin Laurent Freixe.

Dengan lebih dari 1 juta spesies di ambang kepunahan, dunia menyetujui kesepakatan penting pada tahun 2022 untuk melindungi keanekaragaman hayati. Ini termasuk janji untuk melindungi 30% ekosistem alami dunia.

Sementara itu, negara-negara dunia akan bertemu pada KTT keanekaragaman hayati COP16 pada bulan Oktober di Kolombia untuk membahas rincian implementasi janji tersebut.


(luc/luc)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Produksi Sawit RI Bisa 100 Juta Ton, Bos PTPN Ungkap Syaratnya!