
11 Fakta Penembakan Trump: Antek Rusia sampai Emas & Dolar Terbang

Jakarta, CNBC Indonesia - Penembakan mantan Presiden Amerika Serikat (AS) dari Partai Republik, Donald Trump, terus menjadi sorotan dunia. Hal ini disebabkan nyarisnya peluru menghantam kepala figur 78 tahun itu.
Berikut fakta-fakta terbaru dirangkum dari berbagai sumber oleh CNBC Indonesia, Senin (15/7/2024).
1.Pelaku Penembakan
Penegak Hukum Amerika Serikat (AS) telah memiliki nama pelaku penembak yang melakukan upaya pembunuhan ke Trump di tengah kampanyenya di Pennsylvania. Biro Investigasi Federal (FBI) mengatakan pelaku bernama Thomas Matthew Crooks.
Crooks, yang berusia 20 tahun, tinggal kurang lebih 35 mil dari lokasi penembakan. Crooks sendiri langsung dilumpuhkan hingga tewas oleh pasukan pengamanan Presiden AS, Secret Service, sesaat setelah kejadian itu.
![]() |
"FBI telah mengidentifikasi Thomas Matthew Crooks, 20, dari Bethel Park, Pennsylvania, sebagai subjek yang terlibat dalam upaya pembunuhan mantan Presiden Donald Trump pada 13 Juli, di Butler, Pennsylvania," ujar lembaga penegak hukum itu dikutip CNN International.
"Investigasi ini masih aktif dan berkelanjutan, dan siapa pun yang memiliki informasi yang dapat membantu penyelidikan didorong untuk mengirimkan foto atau video secara online," tambah FBI.
Dalam penelusuran CNN International, Thomas Matthew Crooks tercatat sebagai anggota Partai Republik. Meski tercatat sebagai anggota Partai Republik, catatan Komisi Pemilihan Umum Federal menunjukkan ada seorang donor dengan nama dan alamat yang sama dengan Crooks memberikan US$ 15 (Rp 241 ribu) kepada komite aksi politik yang berpihak pada Partai Demokrat di Januari 2021.
2. 1 Korban Tewas dan 2 Kritis
Akibat penembakan yang terjadi, satu orang pengunjung kampanye Trump tewas. Selain itu dua orang lainnya terluka dan dalam posisi yang kritis.
Trump sendiri ikut mengalami luka di wilayah telinga atas kejadian ini. Namun luka itu tidak membuat Trump dalam posisi kesehatan yang serius dan dirinya pun langsung pulang ke klub golf privat pribadinya di New Jersey.
3. Senjata Pelaku
Pelaku dilaporkan menggunakan senjata AR-556 yang dibeli secara legal. Senjata ini merupakan senjata jenis semi otomatis.
"Kami menemukan senjata di lokasi kejadian, tepat bersebelahan dengan penembak," kata agen spesial FBI Kevin Rojek.
Senjata AR-556 terkait erat dengan senapan tempur militer otomatis M-16. Adapun varian dari senjata AR-15 selama ini banyak digunakan dalam sejumlah penembakan massal di AS, termasuk serangan Las Vegas pada Oktober 2017 yang menewaskan 60 orang.
Menurut laporan The Guardian misalnya, serangan anti-LGBTQ+ yang menewaskan lima orang di Colorado Springs pada November 2022 juga menggunakan jenis senjata AR-15, FBI mengatakan senjata itu dibeli secara legal oleh ayah Crooks namun masih diselidiki motif sebenarnya pelaku.
![]() |
4. Respons Trump
Dalam cuitan di Truth Social, Trump mengucapkan rasa terima kasihnya kepada Dinas Rahasia (Secret Service) dan seluruh Penegak Hukum atas tanggapan cepat mereka terhadap percobaan pembunuhan itu. Ia juga mengungkapkan rasa duka cita atas wafatnya salah seorang pendukung yang terkena peluru yang sejatinya diarahkan kepadanya.
"Yang paling penting, saya ingin menyampaikan belasungkawa saya kepada keluarga orang yang terbunuh di rapat umum tersebut, dan juga kepada keluarga orang lain yang terluka parah. Sungguh luar biasa tindakan seperti ini bisa terjadi di negara kita," tulisnya.
Trump juga menceritakan pertama kali ia mengetahui bahwa dirinya juga ikut tertembak di bagian telinga. Saat itu, ia mengaku merasakan suara bising yang diikuti cucuran darah.
"Tidak ada yang diketahui saat ini tentang penembaknya, yang kini sudah mati. Saya tertembak peluru yang menembus bagian atas telinga kanan saya. Saya langsung tahu ada yang tidak beres karena saya mendengar suara mendesing, tembakan, dan langsung merasakan peluru menembus kulit," tulisnya.
"Banyak pendarahan yang terjadi, jadi saya menyadari apa yang terjadi. TUHAN MEMBERKATI AMERIKA!," tambahnya/
Atas kejadian ini, Trump mengaku bahwa pihaknya tidak akan takut dan justru menjadi semakin kuat. Ia juga meminta pada warga Amerika untuk terus bersatu dalam menghadapi segala ancaman.
"Pada saat ini, sangatlah penting bagi kita untuk tetap bersatu, dan menunjukkan Karakter Sejati kita sebagai orang Amerika, tetap Kuat dan Bertekad, serta tidak membiarkan Kejahatan Menang," paparnya lagi.
Lebih lanjut, Trump juga menyampaikan bahwa pihaknya telah membatalkan kunjungan ke Wisconsin pada Minggu. Namun dirinya akan tetap menghadiri nominasi calon Partai Republik di Milwaukee pada Senin.
"Berdasarkan kejadian buruk kemarin, saya akan menunda perjalanan saya ke Wisconsin, dan Konvensi Nasional Partai Republik, selama dua hari. Namun baru saja saya memutuskan bahwa saya tidak bisa membiarkan penembak atau calon pembunuh, memaksakan perubahan pada penjadwalan, atau ada yang lain. Oleh karena itu, saya akan berangkat ke Milwaukee, sesuai jadwal," lanjutnya dengan menambahkan kalimat 'SATUKAN AMERIKA!'.
5. Biden Disebut "Dalang" Penembakan
Presiden AS Joe Biden disebut-sebut bertanggung jawab atas percobaan pembunuhan yang dialami oleh rival politiknya, Donald Trump. Dugaan ini dimunculkan oleh sejumlah sekutu Trump di Partai Republik.
Mengutip AFP, salah satu Senator dari Partai Republik, J.D. Vance, menuding bahwa retorika kampanye yang dilontarkan Biden telah berujung pada percobaan pembunuhan Trump. Menurutnya, Biden merupakan fasis yang harus dihentikan, tanpa memberikan bukti atas tuduhannya itu.
"Premis utama kampanye Biden adalah bahwa Presiden Donald Trump adalah seorang fasis otoriter yang harus dihentikan dengan cara apa pun. Retorika tersebut mengarah langsung pada percobaan pembunuhan Presiden Trump," ucapnya.
Tudingan serupa juga disampaikan Steve Scalise, seorang anggota Partai Republik yang ditembak pada tahun 2017. Ia menyebut Partai Demokrat, yang menjadi kendaraan politik Biden, sebagai biang kerok atas insiden yang menewaskan satu pendukung Trump itu.
"Para pemimpin Demokrat telah memicu histeria menggelikan bahwa kemenangan Donald Trump dalam pemilu akan menjadi akhir dari demokrasi di Amerika," katanya.
Anggota DPR dari Partai Republik, Mike Collins, melangkah lebih jauh mengenai penembakan tersebut. Ia menyatakan "Joe Biden mengirimkan perintah pembunuhan ini" tanpa memberikan bukti yang dapat dipercaya.
Anggota DPR Republik lainnya, Marjorie Taylor Greene, mengatakan bahwa AS berada dalam pertempuran antara yang baik dan yang jahat. Ia juga menyebut Partai Demokrat sebagai 'partai pedofil' dan 'partai kekerasan'.
"Partai Demokrat benar-benar jahat, dan kemarin mereka mencoba membunuh Presiden Trump," tegasnya.
6. Elon Musk sampai Miliarder Bill Ackman
Pasca insiden ini, sejumlah pihak mulai menyatakan dukungan untuk Trump. Salah satunya adalah CEO Tesla Elon Musk dan manajer hedge fund, miliarder Bill Ackman.
Dukungan juga mengalir dari rekan separtai Trump. Marco Rubio, senator Partai Republik asal Florida dan kandidat calon wakil presiden Trump, mengatakan 'Tuhan melindungi' mantan presiden tersebut bahkan Bernie Moreno, kandidat Senat AS dari Partai Republik di Ohio, menjuluki Trump sebagai 'legenda Amerika'.
Jenderal Keith Kellogg, seorang asisten keamanan nasional, mengatakan Trump telah melewati kecaman berkali-kali namun terus berniat untuk melawan. Penembakan ini, menurutnya, menunjukkan karakter sejati Trump.
"Ketika Presiden berdiri dengan darah bercucuran dan kepalan tangan teracung dan berkata 'bertarung', hal itu mengungkapkan keinginannya," tulis Kellogg di X.
7. Antek Pro-Rusia
Percobaan pembunuhan yang dialami Trump, juga mengundang reaksi dari berbagai pihak. Penembakan ini pun menjadi tajuk bahasan dalam salah satu acara televisi Rusia yang digagas sekutu Presiden Vladimir Putin, Vladimir Solovyov.
Dalam acara 'At Time' di Solovyov Live Network, Minggu pagi, mantan koresponden New York Times John Varoli mengklaim petahana Joe Biden merupakan biang kerok dari penembakan ini. Namun Varoli tidak membeberkan bukti kuat bahwa memang Biden pelaku utama aksi brutal ini.
"Partai Demokrat berada di balik percobaan pembunuhan ini! Partai Demokrat melakukan segalanya untuk menghancurkan Donald Trump!," ujarnya dalam acara itu dikutip The Daily Beast.
Varoli menambahkan bahwa Secret Service dan badan-badan intelijen AS lainnya telah dikendalikan oleh pemerintahan Biden. Ia menyatakan badan-badan itu "penuh dengan kaum liberal" dan mungkin ikut serta dalam serangan terhadap Trump.
"Joe Biden adalah seorang teroris. Ia memerintahkan banyak tindakan teroris terhadap negara Anda (Rusia). Di bawah kepemimpinan Joe Biden, AS menjadi sponsor terorisme terbesar di dunia," tambahnya.
Tudingan lain juga dialamatkan pembawa acara Andrey Ponomar. Ia menuduh bahwa Ukraina ikut terlibat dalam plot pembunuhan Trump dengan mengaitkan kemampuan Ukraina meledakkan pipa Nord Stream
"Karena warga Ukraina diduga mampu meledakkan pipa Nord Stream, maka kepala intelijen militer Ukraina, Kyrylo Budanov, mungkin juga dikaitkan dengan upaya pembunuhan terhadap Trump," ujarnya.
Ponomar kemudian memutar klip lama dari Saturday Night Live di mana Jim Carrey dengan bercanda menggambarkan Presiden Joe Biden menembakkan senjata sementara Ponomar menyarankan presiden akan melakukan "menembak lawan-lawannya."
"Biden dan 'deep state' siap menenggelamkan Amerika dan seluruh dunia dalam pertumpahan darah," tulis video itu.
8. Kata Putin
Pemerintah Presiden Rusia Vladimir Putin buka suara atas upaya pembunuhan kepada Trump. Kremlin menegaskan mengutuk segala kekerasan dalam konteks politik.
"Rusia mengutuk keras setiap contoh kekerasan dalam konteks persaingan politik," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov, dikutip AFP, Senin.
"Rusia berbelasungkawa kepada keluarga korban yang tewas dalam serangan ini dan berharap mereka yang terluka segera pulih," tambahnya.
Namun baik Peskov mengatakan serangan itu sudah bisa diprediksi. Ia menyinggung hidup Trump yang menurutnya memang "dalam bahaya".
"Setelah berbagai upaya untuk menyingkirkan kandidat Trump dari arena politik dengan menggunakan semua alat hukum- pengadilan, jaksa, upaya mendiskreditkan politik- jelas bagi semua pengamat luar bahwa hidupnya dalam bahaya," kata Peskov.
"(Namun) kami sama sekali tidak percaya bahwa upaya tersebut diorganisir oleh kekuatan saat ini," tegasnya lagi.
9. Kata Xi Jinping
Insiden percobaan pembunuhan terhadap Trump mengundang reaksi China. Keprihatinan langsung dialamatkan oleh Presiden China Xi Jinping.
Dalam sebuah pernyataan resmi, Xi melalui Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) China menyebutkan sangat berduka atas adanya kejadian ini. Xi juga mengaku prihatin dengan percobaan pembunuhan ini.
"China prihatin dengan penembakan mantan Presiden Trump. Presiden Xi Jinping telah menyampaikan belasungkawa/simpati kepada mantan Presiden Trump," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China dikutip CNN International.
10. Dampak ke Pemilu AS
Percobaan pembunuhan yang dialami Trump membawa dampak bagi elektabilitasnya. Hal ini disampaikan seorang analis di Signum Global Advisors, Rob Casey.
Dalam paparannya, Casey menilai bahwa insiden ini telah menyulut api semangat dan loyalitas para pendukung Trump. Di mata mereka, Trump sudah menjadi martir politik, setelah berjuang melalui puluhan tuntutan pidana selama dua tahun terakhir
"Acara ini berpotensi meningkatkan dukungan mantan presiden Trump dengan menyoroti semangatnya, memotivasi pendukungnya, dan membangkitkan simpati," ujarnya dikutip Financial Times.
Di sisi lain, penembakan ini telah memicu komentar tuduhan dari Partai Republik kepada rezim Biden. Hal ini juga menambah bahan bakar dalam suasana politik yang telah lama tegang dan sangat terpolarisasi.
"Partai Republik, yang tema utamanya adalah hak kepemilikan senjata dan penolakan terhadap dugaan tindakan pemerintah yang berlebihan, lebih cenderung mengawinkan retorika semacam itu dengan gambaran yang berkaitan dengan senjata," kata seorang profesor ilmu politik di Universitas Georgetown, Michael Bailey.
"Dan beberapa dari mereka (termasuk Trump) tidak menyembunyikan kemuliaan mereka ketika mereka meremehkan serangan kekerasan terhadap suami Nancy Pelosi," tambahnya, merujuk pada serangan tahun 2022 kepada suami figur Demokrat itu.
11. Dampak Ekonomi
Analis Eastspring Investments di Singapura, Rong Ren Goh, menilai bahwa insiden penembakan ini dapat menjadikan peluang besar bagi Trump untuk duduk kembali di kursi kepresidenan. Ini kemudian mengerek mata uang dolar
"Sebelum peristiwa tersebut, pasar telah bereaksi terhadap prospek kepresidenan Trump dengan mendorong dolar lebih tinggi dan memposisikan kurva imbal hasil Treasury AS yang lebih curam, dan perdagangan tersebut dapat menguat dalam minggu mendatang," ujarnya.
Hal serupa juga disampaikan oleh kepala investasi di Vantage Point Asset Management, Nick Ferres. Ia mencontohkan apa yang terjadi pada 1981 lalu saat Presiden Ronald Reagan mengalami hal serupa.
"Seingat saya, Reagan naik 22 poin dalam jajak pendapat setelah upaya pembunuhan. Kemungkinan besar pemilu ini akan berjalan dengan baik. Hal ini mungkin mengurangi ketidakpastian," ungkapnya.
"Trump selalu lebih 'pro-pasar'. Masalah utama yang perlu diwaspadai adalah apakah kebijakan fiskal masih longgar secara tidak bertanggung jawab dan dampaknya terhadap inflasi (yang diperbarui) dan jalur suku bunga di masa depan," tambah Ferres.
Untuk aset safe haven, Kepala analis pasar di ATFX Global Markets, Nick Twidale, mengatakan peluang kemenangan Trump yang makin tinggi setelah adanya insiden ini. Twidale membuat investor meramalkan akan adanya arus proteksionisme di Asia.
"Tidak diragukan lagi akan ada arus proteksionisme atau safe haven di Asia. Saya menduga emas bisa mencapai titik tertinggi sepanjang masa, kita akan melihat yen dibeli dan dolar, dan mengalir ke Treasury juga," ujarnya dalam laporan News24 yang mengutip Bloomberg.
Komentar awal pasar menunjukkan bahwa penembakan Trump mendorong para pedagang untuk meningkatkan kemungkinan keberhasilannya dalam pemilu bulan November. Dukungannya terhadap kebijakan fiskal yang lebih longgar dan tarif yang lebih tinggi secara umum dipandang akan menguntungkan dolar dan melemahkan Departemen Keuangan.
Salah satu indikator sentimen pasar di awal akhir pekan yakni bagaimana Bitcoin naik di atas US$ 60.000 (Rp 967 juta). Ini disebut menggambarkan sikap Trump yang pro-kripto.
Kyle Rodda, analis pasar keuangan senior di Capital.com, mengatakan ia melihat para investor mengalir ke Bitcoin dan emas setelah penembakan tersebut.
"Berita ini menandai titik perubahan dalam norma politik Amerika. Bagi pasar, ini berarti perdagangan di tempat yang aman, namun lebih condong ke tempat yang non-tradisional," ujarnya.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article FBI: Penembakan Trump Adalah Percobaan Pembunuhan
