Setoran Pajak Anjlok Bikin APBN Makin Tekor, Luhut Buka Suara!
Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan buka suara soal defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2024 yang melebar ke 2,7% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) atau Rp 609,7 triliun.
Luhut mengakui ini disebabkan oleh penerimaan pajak yang tidak lagi mencapai target seperti tiga tahun terakhir.
"Penurunan penerimaan terutama disebabkan oleh merosotnya setoran PPh badan dari perusahaan-perusahaan berbasis komoditas, yang terkena dampak penurunan harga komoditas secara tajam," ungkap Luhut dalam akun Instagram pribadi, dikutip Rabu (10/7/2024).
Berdasarkan laporan proyeksi Kementerian Keuangan, penerimaan pajak sampai dengan akhir tahun hanya akan tercapai 96,6% dari target atau senilai Rp 1.921,9 triliun. Lalu, penerimaan kepabeanan dan cukai 92,5% dari target atau senilai Rp 296,5 triliun.
Sementara itu, belanja negara yang membengkak menjadi sebesar Rp 3.412,2 triliun, atau 102,6% dari target dalam APBN 2024 sebesar Rp 3.325,1%.
Luhut menjelaskan, situasi ini tentunya udah diantisipasi. Salah satunya dengan penerapan digitalisasi di semua sektor. "Saya ambil contoh Simbara. Sistem terintegrasi ini dapat menekan selisih angka terkait data mineral di antaranya batubara, nikel, dan lain-lain," ujarnya.
"Dengan semakin kecilnya selisih perbedaan tersebut, tentu akan menekan pula potensi kerugian negara. Sekarang kami juga menerapkan sistem semacam Simbara ini untuk kelapa sawit, mengingat banyak penerimaan negara yang potensial belum kita ambil dari sini," tegas Luhut.
(ven/mij)