
'Senjata' Mematikan RI Lawan 'Banjir' Keramik Impor China Segera Rilis

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah mengungkapkan bahwa hasil review dugaan praktik dumping terhadap barang impor utamanya di sektor ubin keramik asal China sudah mulai tahap akhir. Dalam waktu dekat pemerintah juga bakal menetapkan besaran nilai dumping yang bakal dikenakan terhadap keramik impor China.
"Nggak (keluar pekan ini), mungkin dua mingguan lagi (aturan BMAD keramik rilis)," kata Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag) Budi Santoso usai rapat dengan komisi VI DPR RI, Senin (8/7/2024).
Namun, Ia enggan membocorkan berapa besar nilai dumping yang bakal diterapkan. Belakangan muncul potensi dumping yang bakal diterapkan mencapai 200%, namun Budi enggan merincinya.
"BMAD keramik tinggal finalisasi aja, mudah-mudahan dalam waktu dekat. Perkiraan berapa % BMADnya? Nanti aja kalau udah selesai," kata Budi.
Wakil Ketua Bidang Perindustrian Kadin Indonesia, Bobby Gafur Umar juga terus memantau perkembangan nilai dumping yang bakal diterapkan. Ia menyerahkan seluruh nilainya kepada regulator yakni Komite Anti Dumping Indonesia (KADI) dan pelaku usaha.
"Besaran nunggu perhitungan pemerintah dan pelaku usaha, angka KADI ada range tapi saya belum liat," katanya, Senin (8/7/2024).
Dunia usaha pun menyambut baik rencana pemerintah dalam mengenakan dumping pada keramik impor. Pasalnya, ada potensi China menjadikan Indonesia sebagai pasar setelah pasar Amerika Serikat tertutup akibat perang dagang.
Rencana pemerintah yang bakal segera merilis BMAD keramik membuat Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki) yakin pemberlakuan itu bakal meningkatkan utilisasi produksi keramik nasional yakni akan bisa kembali ke 80% di tahun ini dan 90% di tahun 2025.
"Asaki meyakini bahwa BMAD akan segera memulihkan kapasitas produksi keramik nasional khususnya pabrik yang memproduksi Homogeneus Tiles/HT dimana head to head dengan produk impor dari Tiongkok yang saat ini hanya mampu bertahan dengan tingkat utilisasi dibawah 40% karena terdampak berat kerugian akibat praktek dumping tersebut," kata Ketum Asaki Edy Suyanto.
(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pengusaha Teriak, Keramik Impor Super Murah Asal China Hajar Pasar RI